Happy Reading
•
•
•
Sampai di kantor aku dan Ramon mampir ke cafe disebrang kantor sebelum kami ke ruangan kerja kami masing-masing.
Saat masuk ke dalam cafe aku merasa ada sosok yang tidak asing sedang berdiri didepan meja pembayaran. Sosok itu membalikkan badan sambil membawa 2 cangkir gelas kopi yang dia pesan.
Aku terkejut melihat sosok itu, dia Arsya. Tapi tunggu penampilannya sudah lebih baik dengan sebelumnya yang terihat kusut.
Arsya melihatku lalu berjalan menghampiriku yang masih termangu melihat sosok dirinya. Setelah tepat berada dihadapanku dan Ramon, Arsya memberikan satu cangkir gelas yang ia pegang.
"Tadinya aku mau keruangan kamu anterin minuman kesukaan kamu, ini Green Tea Latte."
Arsya menyodorkan tangannya, sedangkan aku yang baru tersadar dari keterkejutanku segera mengambil secangkir gelas yang Arsya berikan.
"Kamu kenapa disini Ar?" Arsya sudah jelas dipindahkan kekantor pusat 4 bulan yang lalu. Bagaimana bisa ia ada disini sekarang?
"Oh itu Pak Willy minta aku gantiin posisi Pak Handoko."
Tunggu tunggu apa yang dia maksud Pak Handoko Manajer Administrasi Keuangan? Itu artinya Arsya akan menjadi atasanku? Apa ini? Apa maksudnya ini?
"Kamu tau kan Pak Handoko kena Stroke kemarin dan kondisinya lumayan parah jadi Pak Willy hubungin aku dan minta aku untuk gantiin posisinya Pak Handoko."
Kenapa Arsya jadi berubah senang seperti ini? Apa karena dia sekantor denganku lagi? Tapi kami sudah putus apa rasanya tidak akan canggung bila harus bekerja bersama?
"Yauda aku naik duluan ya." Arsya berlalu meninggalkanku yang masih terkejut dan termangu mendengar semua ucapannya itu.
"Ayy, are you okay?" Ramon bertanya padaku.
Aku hampir lupa bahwa disampingku ada Ramon.
"Ahh yeahh, I,m okay. Kamu jadi mau pesen apa?" Ucapku untuk mengalihkan pembicaraan.
"Aku pesan sendiri aja, kamu kan udah ada." Ramon berkata sambil menunjuk minuman yang kupegang dari Arsya tadi.
"Ah iyaa okey."
Ada apa denganku? mengapa rasanya sangat syok mendengar semua ucapan Arsya tadi apa yang harus aku lakukan?
•
Aku memasuki ruangan kerjaku. Dan disambut oleh Lintang, sahabatku. Aku sudah tau dari raut wajah yang ia tunjukkan pasti dia ingin menyampaikan berita terpanas diperusahaan ini.
"Sumpah Arsya dipindahin kesini dan jadi Manajer kita? Kok lo gabilang sama gue sih Ayy."
Ah ya satu kantor ini tahu kalau aku dan Arsya memiliki hubungan sedangkan dengan Ramon karena aku memang terhubung pekerjaan dengan dia jadi teman-teman sekantor pun hanya menganggap kedekatan kami sebatas pekerjaan biasa. Dan akupun tidak menunjukkan kedekatan kami dikantor kecuali hanya ada kami berdua.
"Oh itu gue juga baru tau sih, kan lo tau Pak Handoko juga baru kena Stroke kemarin."
Aku masih malas menanggapi, isi dipikiranku yang sangat tidak karuan. Aku senang sekaligus sedih. Apa yang akan terjadi selanjutnya bila aku kembali satu kantor bahkan satu ruangan dengan Arsya dan aku dengan dia pun otomatis akan selalu berhubungan. Ya Tuhan aku harus bagaimana?
"Selamat Pagi." Sapa seseorang yang baru saja masuk. Pak Willy bersama Arsya.
Semua orang di ruangan pun menyambut dan membalas sapaannya. Aku diam bingung apa yang harus aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me
Teen FictionKamu bagai oksigen di hidupku. Menemani setiap nafasku tapi aku tidak menyadari bahwa kamu sangat penting bagiku. Dan saat kamu pergi di titik itulah aku sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu.