Happy Reading guys☺️☺️
•
•Adzan subuh dari masjid di samping kostanku membuatku terbangun, alarm alami yang tidak perlu diatur setiap hari. Aku beranjak dari tidur menuju kamar mandi, mengambil wudhu lalu menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.
Aku tidak berhijab, bukan tidak tetapi belum siap walau begitu setidaknya sholatku adalah tiang agamaku kewajiban terbesar yang harus selalu aku jalani.
Selesai sholat aku lanjutkan dengan berolahraga, sekadar jogging keliling komplek lalu mecari makanan untuk sarapan pagi.
Berkeliling komplek dipagi hari memang sangat menyenangkan, apalagi selalu ada yang menunggu didepan gerbang untuk olahraga bersama. Haha itu kegiatan rutinku dulu saat masih bersama Arsya.
Kostanku dan rumah Arsya hanya beda blok tidak heran kami sering olahraga pagi bersama menikmati sejuknya udara pagi dan romansa pagi yang Indah.
4 bulan terakhir setelah Arsya bekerja dikantor baru yang jelas lebih jauh lokasinya dari kantorku. Hubungan kami merenggang, entah Arsya yang terlalu sibuk atau aku yang tidak bisa tanpa perhatian Arsya.
Awal masa-masa berpacaran dengannya rasanya sangat indah. Untuk mendapatkannya pun sangat sulit untukku. Arsya adalah makhluk paling dingin yang pernah kutemui.
Dulu saat awal bertemu dengannya mataku tak bisa berpaling memandangnya, Arsya sangat tampan tapi sikap dinginnya membuat orang sekitarnya enggan untuk mendekatinya.
Tapi tentu saja itu berbeda denganku, aku Ayana gadis berambisi yang jika menginginkan sesuatu maka aku harus bisa memilikinya, apapun caranya selama aku bisa mendapatkannya pasti akan kulakukan.
Aku dan Arsya bertemu disebuah cafe saat aku sedang mengantri untuk memesan saat aku menoleh disitulah Arsya tepat dibelakangku aku tidak bisa mengalikan pandanganku sampai Arsya terlihat risih dan akhirnya berkata.
"Mba ga mau maju? Biar saya yang maju."
Arsya menyuruhku maju kedepan karena antrian didepan sudah kosong dan aku hanya bisa terkekeh oleh sikap anehku ini.
Arsya sangat mencuri perhatianku, kurasa tidak ada salahnya sedikit cari perhatian untuk mendapatkan simpatinya, markicob!? Mari kita coba....
Aku memiliki ide semoga tidak terlalu terlihat memalukan. Aku menoleh kebelakang dan langsung berbicara pada Arsya
"Mas itu bisa bacain ga buat saya menunya? Mas paling suka pesen apa ya kalo kesini? Saya bingung nih mas menunya ga keliatan saya juga baru pertama kali ke cafe ini."
Arsya mengambil hp ditanganku membuka kamera menzoomnya lalu memberikannya padaku.
"Bisa liat sendiri kan?"
Arsya membuatku benar benar bertekad untuk mendapatkannya. Mercairkan hati sedingin es tantangan baru untukku.
Selama ini aku tidak pernah tertarik untuk mendapatkan lelaki, selama masa pendekatan dengan mantan mantanku sebelum Arsya aku selalu didekati lebih dahulu.
Tapi seperti yang sudah aku bilang Aku Ayana gadis yang Ambisius maka kupastikan Arsya akan menjadi milikku.
Pertemuan pertamaku dengan Arysa yang tidak akan pernah aku lupakan, aku merindukannya.
•
•Aku berhenti di depan penjual bubur ayam yang sering menjadi tempat beristirahat dan sarapan bersama Arsya.
Mengapa setelah melepaskan Arsya ketidakberadaan Arsya sangat menyesakkan untukku?
Arsya laki laki yang baik aku yakin Arsya akan menemukan perempuan yang jauh lebih baik dariku, semoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me
Teen FictionKamu bagai oksigen di hidupku. Menemani setiap nafasku tapi aku tidak menyadari bahwa kamu sangat penting bagiku. Dan saat kamu pergi di titik itulah aku sadar bahwa aku sangat membutuhkanmu.