Dua Belas

21K 2.9K 71
                                    

Lo boleh jatuh cinta, tapi jangan sama gue.

-Bizar

"Gue nggak tau apa yang dia rencanakan sekarang dengan mendekati gue. Ayahnya juga datang untuk menjalin kerjasama, jadi untuk sementara ini gue nggak bisa percaya," ucap Bizar seraya mengembalikan buku yang tadi dia ambil.

"Soal perasaan dia ke lo, gue rasa dia nggak bohong. Apa lo akan mempertimbangkannya? Kita kenal dia sejak kecil. Dia pasti akan berusaha memiliki apa yang dia inginkan," kata Aydan sembari berdiri di sebelah Bizar. Keduanya mengintip Natasya dan Lauren lewat sela-sela buku yang berbaris.

"Iya, kita memang kenal dia sejak kecil. Tapi entah kenapa, Lauren yang akhir-akhir ini rasanya seperti Lauren yang asing. Semua tindakan dia, gue nggak bisa menebaknya." Setelah mengatakan itu, Bizar teringat suatu hal. "Lo ... apa mengatakan sesuatu soal makanan kesukaan gue ke Lauren?"

"Makanan kesukaan? Emang apa makanan kesukaan lo?"

Benar. Aydan saja tidak tau. Bizar juga yakin kalau keluarganya tak ada yang tau soal kesukaan Bizar terhadap coklat. Lalu, dari manakah Lauren mengetahui itu semua?

"Bukan apa-apa."

Setelah selesai bicara, Bizar dan Aydan memutuskan untuk kembali. Mereka menghampiri Lusi dan Natasya yang asik berbincang.

"Jadi, lo beneran lagi bolos? Ini pertama kalinya untuk seorang Lauren Zawendra," celetuk Aydan yang baru saja datang. Keduanya bersamaan mendudukkan diri di depan Lusi dan Natasya.

"Akhirnya kalian dateng!" seru Natasya, sedikit lebih heboh.

"Kenapa? Kalian nungguin kita?" tanya Aydan yang senang melihat senyuman lebar Natasya.

"Kita bilang sekarang, Ren?" tanya Natasya, sekadar memastikan sebelum mengatakannya langsung.

Lusi menjawab dengan satu kali anggukan. Dia melihat Bizar yang tampak penasaran.

"Ada apa?"

"Lauren mau ajak kita berempat piknik bareng! Ya kan, Ren?" Natasya menoleh lagi untuk memastikannya pada Lauren. Dia tidak enak jika mengatakan semuanya sendiri, seolah dia yang akan menyiapkannya.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Aydan yang cukup terkejut dengan ajakan itu.

"Sebagai tanda pertemanan kita! Gimana? Setuju semua?" Lusi menawarkannya pada Natasya, Aydan, dan Bizar.

"Gue nggak ikut."

Tentu saja, Bizar akan menolak. Laki-laki itu tak suka bepergian, apalagi sejak keluarganya bankrut.

"Gue nggak menerima penolakan, sih. Kalau Bizar nggak ikut, maka acara piknik ini batal," kata Lusi, tentu Aydan dan Natasya langsung menatap Bizar dengan muka memelas. Tapi bukan Bizar kalau tidak keras kepala.

"Gue tetap nggak ikut." Tangannya bersedekap di dada, keputusannya sudah final tentang ini.

"Kalau gitu, gue akan jemput lo. Atau minta tolong ke Kak Zero," ucap Lusi tanpa beban.

I'm In Love With A Second Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang