Sebelas

21.2K 3.2K 19
                                    

Lo orang yang baik, Ren.

-Natasya

"Lo makin didiemin makin ngelunjak, ya?"

Entah mengapa jika percakapan didominasi oleh Bizar, Lusi jadi kehilangan kata-kata. Dia tak tau harus berucap apa karena Bizar berhasil menghipnotisnya. Merasa tak ada respon dari Lusi, Bizar pun mendorong tubuh Lusi darinya dengan lebih lembut.

"Lo ... sebaiknya menghilangkan kebiasaan itu," ucap Bizar lagi.

Karena tak mengerti, Lusi hanya menaikkan kedua alisnya sebagai respon.

"Jangan terbiasa menyukai seseorang karena fisiknya. Lo hanya akan lebih sering patah hati."

Kenapa tiba-tiba dia bilang begitu? pikir Lusi yang sempat tidak paham.

"Ternyata seorang Bizarki Laxellon bukan orang yang peka, ya?" ucap Lusi seraya membenah duduknya. Ketika melihat Bizar tertarik dengan ucapannya, Lusi pun lanjut bicara. "Mana mungkin gue menyukai seseorang karena penampilannya. Apa lo percaya kalau gue suka lo karena lo ganteng?"

Bizar mengangguk.

Sebenarnya, alasan aku menyukai Bizarki Laxellon ... sangatlah banyak. Sampai aku bingung harus mulai dari mana. Aku tau semua hal tentangnya, juga masa lalunya. Aku juga tau bagaimana kamu bisa seperti sekarang. Dari sederet lelaki idamanku, Bizarlah yang paling mendekati, pikir Lusi dengan tatapan lekat ke arah Bizar.

"Bukan kayak gitu," ucap Lusi.

Harusnya saat itu aku bilang, kalau bukan karena tampilan luar. Aku suka Bizar karena hatinya yang hangat, batin Lusi.

Bizar tampak diam menunggu penjelasan dari ucapan Lusi. Sayangnya, Lusi tidak berminat untuk menjelaskan apa pun. Sekarang dia sedang tidak ingin menyatakan perasaannya lagi.

"Kenapa ... lo suka gue kalau bukan itu alasannya?" tanya Bizar, berusaha mengembalikan topik sebelum basi.

"Emm, gue mau nyari buku dulu." Lusi beranjak,  hendak mencari buku yang dia maksud. Sayangnya, dia terlambat. Bizar sudah menangkapnya lebih dulu.

"Jawab gue dulu."

"Apa--"

"Bizar? Lauren? Kalian ngapain di sini?" Suara dari belakang menginterupsi percakapan Lusi dan Bizar. Keduanya menoleh dan mendapati Aydan mendekap buku bersama Natasya.

***

"Jadi, mulai sekarang lo jadi tutornya Aydan? Serius?" Lusi tak dapat menyembunyikan rasa senangnya saat mendengar itu. Dia kira hubungan antara tokoh utama akan kandas karena dirinya. Ternyata Lusi terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak.

I'm In Love With A Second Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang