ten

1K 76 0
                                    

Christy pov

"H-hoammm..." Aku menguap dan mengucek mata ku, aku melihat ke sekeliling, ah... Ternyata aku ikut tertidur di sofa dengan Ziendra yang masih memeluk ku. "Ziendra, bangun ah. Pegel nih, mau mandi gua tuh. Udah ga nyaman." Ucap ku.

Setelah aku berucap seperti itu, Ziendra menggeliat seperti anak bayi yang baru bangun dari tidur nya. "Hmm. Hoammm, udah malem kah?." Tanya nya. "Udah, jadi ga? Habis gua mandi, lo mandi ya." Ucap ku.

Dia mengangguk. "Jadi lah, iya lo duluan ya. Cepetan, keburu gua kaget lagi. Btw thankyou ya tubuhnya." Jawabnya. "Ya ya ya... Kalau mau lagi, bilang aja. Ga usah diem diem." Jawab ku.

"Iya iya, udah cepetan."

"Iya bawel."

"Udah malem nih, mana minumannya?." Tanya nya. "Ada di kulkas, biar gua ambilin sama gelasnya." Ucap ku. "Ah okay. Gua tunggu di sini."

Aku langsung kedapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman yang sudah ku beli tadi, aku menaruhnya di kulkas agar lebih segar saja kalau aku minum.

"Nih... Sambil main ToD mau ga?." Ajak ku. "Ayok lahh, gas aja..." Jawab nya. "Ok, siapa yang duluan?." Tanya ku. "Nanti aja pas udah sedikit mabuk, sekarang kita minum sambil nyemil dulu." Jawabnya, aku mengangguk.

Aku menuangkan beer nya ke gelas Ziendra, aku menyuruh nya untuk meminum sedikit terlebih dahulu. "Nih, coba di minum dulu." Ziendra mengangguk.

Glek...

"Sshh, ehmm. Ck... Enak sih, tapi... Aduhh." Ucap nya. Aku tersenyum "kenapa? Kepalanya pusing ya?." Tanya ku. "Sedikit pusing, tapi tenang, gua kuat kok lebih dari ini." Jawabnya.

"Seriously? Apa lo yakin? Gua ga yakin." Ucap ku. "Yakin lah, kenapa harus ga yakin? Gua kuat kok." Ucapnya.

"Ah... Iya dah terserah lo."

Setelah beberapa menit, aku lihat ziendra sudah mulai mabuk berat, aku yang memulainya dulu. "Ok, Truth or Dare? Tanya ku. "Dare." Jawabnya, dia sangat cepat ya memutuskan itu.

"Dare? Ok, kiss my lips now." Ucap ku sambil tersenyum. "Okay, easy." Jawabnya. Tanpa aba aba dia langsung menyerang bibir ku. Aku tidak menyangka, ternyata dia se agresif ini jika sedang mabuk.

Dia terus terusan menciumku, bahkan melumatnya, padahal niat ku hanya satu kecupan saja, tapi kenapa malah jadi kemana mana? Aku harap ini tak menjalar kamana mana selain di bibir ku.

"Ehmmm, o-okay ziendra. Stop stop, ini udah cukup, lanjutkan main." Ucap ku, dia langsung berhenti mencium ku. "Manis juga bibir lo." Ucap nya.

Aku tertawa "haha... Iya dong, this is candy lips, yang Tuhan buat hanya untuk Ziendra seorang." Jawab ku. "Haha, ayo lanjutkan. Truth or Dare?." Tanyanya.

"Of course, truth." Jawab ku. "Hmm... is it true that you like me?." Tanyanya. "Yeah... I like you, sorry." Jawab ku. "What's wrong with you? Kenapa lo harus minta maaf?." Tanyanya.

"Maaf karena gua suka lo, padahal kita hanya sebatas teman dekat, bahkan keluarga?." Ucap ku. "It's okay, lo ga perlu minta maaf, suka itu wajar. Lo berhak suka sama siapa aja, termasuk gua." Jawabnya.

"Lo beneran masih mau minum? Lo udah mabuk berat loh ini? Udah ya berhenti, jangan maksain. Gua ga ngizinin lo." Ucap ku, keadaan Ziendra sekarang udah mabuk berat, udah lemes tubuhnya, tapi dia masih aja meminum beer itu.

"Ga njel, gua masih kuat." Jawabnya. "GA!! STOP MINUM!? LO UDAH MABUK BERAT." Ucap ku. "Iya iya... Udah jangan teriak teriak. Udah malem..." Ucap nya lalu dia tertidur.

Aku membersihkan sisa sisa makanan tadi dan minuman tadi. Aku udah membuang nya ke tempat sampah, aku langsung balik ke kamar dan naik ke kasur untuk tidur, karena huh... Udah ngantuk berat, cuman karena nemenin bocil minum.

"Bocah sok sokan minum, tepar juga lo. Ngeyel sih dibilang, gua nyuruhnya dikit aja malah di habisin satu botol." Ucap ku sambil mengelus kepalanya. "Kalau besok lo pusing terus di tambah muntah, jangan nyalahin gua, gua udah ngelarang lo minum banyak banyak." Ucap ku lagi.

"Hoammm... Gua tidur juga deh, good night bocil bandel, gua harap lo baik baik aja ya besok. Jangan nangis kalau ngerasa pusing yang banget banget." Ucap ku, aku langsung memejamkan mata ku.

Hari sudah pagi. Aku tak melihat Ziendra  disebelah ku, "huek... Huek... Aaaaa, enjelll, bantu guaaa. Mual banget, ga enakk. Pusingg." Nah kan... Apa yang aku bilang semalam... Terjadi juga akhirnya.

Aku langsung menghampirinya kekamar mandi, mukanya udah merah, keringetan, lemes banget diliat liat badannya.

"Lo gapapa? Dibilangin jangan lo habisin satu botol, masih aja lo habisin, ini akibatnya. Udah gausah nangis." Ucap ku sambil mengelap air matanya.

"Njel... Pusing." Ucapnya lalu memeluk ku, aku memeluk nya balik sambil mengelus punggungnya. "Yaudah cup cup, makan ya? Habis itu minum obat." Ucap ku. "Ga ada nafsu makan njel... Ga enak perutnya." Jawabnya.

"Makan bubur aja joy, ya? Biar ga pusing lagi. Okay??." Ucap ku yang membujuknya agar dia ingin makan, karena kalau ga makan tambah parah dong.

"Yaudah deh... Emang ada bubur?." Tanya nya. "Nanti gua keluar buat beli buburnya, sekalian beli obatnya. Lo disini aja." Ucap ku. Dia mengangguk, aku menyuruh nya untuk berbaring aja di kasur. "Tiduran aja ya di kasur?." Ucap ku.

"Ga bisa berdiri njel... Lemes..." Jawabnya, aku harus menggendongnya kalau udah begini. "Yaudah, gua gendong sini." Aku menggendong nya dengan Bridal style. Aku membaringkan tubuhnya di kasur dan menyelimutinya agar tak kedinginan.

Aku langsung keluar untuk beli bubur. Tiba tiba aja kating itu menghubungi ku.

Kenapa aku bisa di chat dengan ka Ashel? Kemarin aku yang meminta nomornya ke Ziendra, agar lebih gampang aja, kalau ada apa apa, aku bisa   langsung hubungi ka Ashel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa aku bisa di chat dengan ka Ashel? Kemarin aku yang meminta nomornya ke Ziendra, agar lebih gampang aja, kalau ada apa apa, aku bisa   langsung hubungi ka Ashel.

Aku telah sampai di kostan, aku langsung menyiapkan buburnya dan menyuapi Ziendra yang sedang tepar. "Nah makan, aaa." Ucap ku, lalu aku memasukkan sesendok bubur. "Euh... Pait njel, ga sukaa." Ucap nya.

"Salah lo sendiri, makan sampe habis. Biar lo cepet sembuh. Nanti ka Ashel mau kesini setelah ngampus." Ucap ku. "Mau ngapain dia kesini?." Tanya nya.

"Ngejenguk lo kali, tadi dia nanyain lo, kenapa lo ga masuk." jawab ku. "Ohh... Yaudah. Njel jujur, gua udah ga kuat makan buburnya, paitt." Ucap nya.

"Habisin! Salah lo sendiri, di bilangin ngeyel. Sekali kali nurut sama gua bisa ga sih joy? Sekarang kena imbas nya kan." Ucap ku. "Ya maaf njek, bukannya gua mau ngebantah, tapi tadi malem ke blabasan, jadi habis deh satu botol." Jawabnya.

"Nah, satu botol yang lo habisin, gimana ga tepar. Baru nyoba langsung habis satu botol." Ucap ku. "Iya maaf enjell." Rengeknya. "Gua maafin kalau lo habisin ini buburnya." Jawab ku.

"Iya iya, gua habisin. Tapi lo tetep suapin kan? Gua ga bisa makan sendiri." Ucapnya. "Makan sendiri lah udah gede kok." Jawab ku bercanda. "Aaa enjell, gua ga bisaa, suapin lahh. Pleaseee." Ucap nya.

"Bercanda doang, nih mangap. Aaa." Ucap ku.

Setelah beberapa menit lamanya, akhirnya bubur itu habis juga, aku menyuruhnya untuk meminuk obat pusing yang telah aku beli tadi

Because It's You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang