Prolog

1.2K 112 2
                                    

"Hermione, di mana dasiku?"

Suara Draco Malfoy yang keras serta kencang terdengar sampai ke lantai satu. Dia berdecak kesal kala tidak menemukan satupun dasi di lemari.

Tak lama istrinya datang. Hermione dengan raut jengkel mengambil dasi di sorogan lemari.

"Lain kali tangan yang bekerja bukan mulut." Hermione mencetus tajam. Dia berjalan mendekati suaminya lalu memasangkan dasi di kerah kemeja pria itu.

Draco hanya mendengus.

"Aku mendengar sesuatu yang menarik kemarin." Hermione bergumam, tidak menatap suaminya.

"Tentang dirimu dan sekretarismu."

Draco mengerutkan kening mendengar ucapan istrinya.

"Dari mana kau mendengar rumor menjijikan itu?"

"Tidak penting dari mana aku mendengarnya," kata Hermione pelan. "Tapi, jika itu benar, aku pastikan kau dan sekretarismu hancur." Hermione menarik simpulan dasi Draco kuat hingga suaminya merasa tercekik.

Hermione merapikan hasil karyanya. Perbedaan tinggi dia dan suaminya mau tak mau membuat Hermione harus mendongak. Wanita itu tersenyum manis.

"Seluruh komunitas sihir Inggris tahu kita menikah, Draco. Kau harus berhati-hati dalam bertindak."

Hermione berjinjit dan mengecup sekilas bibir suaminya. Dia berbisik. "Pastikan rumor menjijikan itu hilang. Kau tidak mau kan aku yang turun tangan?" senyum manisnya berubah menjadi senyum miring.

Draco membeku. Sejenak melupakan fakta bahwa istrinya bukan sembarang penyihir.

"Ayo turun, Scorpie menunggu kita untuk makan malam."

Draco mengangguk. Dia mengikuti langkah istrinya di depannya.

















the malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang