I Wish I Were Her ( Yeonkai )

201 13 0
                                    

Cuaca di hari itu dingin membeku ditengah musim salju akhir bulan desember, dinginnya hari itu tidak sedingin hati Kai yang sudah membeku sehingga Ia kebas dengan setiap rasa sakit yang dideritanya. Ia tidak pernah mengetahui sebelumnya bahwa Ia akan terjebak dalam sebuah cinta bertepuk sebelah tangan yang menyakitkan. Kai yang penyuka sesama jenis tau betul bahwa menyukai seorang pria straight hanya akan memberikannya rasa sakit. Namun Ia tetap saja terjatuh meskipun Ia sudah tau bahwa Ia tidak akan mungkin memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati lelaki itu seberapa kuatnya usaha yang telah Ia coba.

Kali pertama Kai melihat lelaki itu adalah saat dirinya melewati sebuah tempat les menari, daya tarik yang dimiliki oleh lelaki itu, kemahiran lelaki itu dalam menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik membuat Kai terpukau.  Kai dapat melihatnya dari kaca jendela besar yang menghadap ke jalanan, orang - orang yang berlalu lalang di depan tempat itu dapat melihat apa yang dilakukan oleh orang - orang yang berada di dalam sebuah kelas les menari.

Kai tidak tertarik dengan dance, Ia lebih menyukai memainkan alat musik. Namun, hari selanjutnya Ia menemukan kedua kakinya melangkah memasuki tempat les menari yang Ia lewati hari sebelumnya. Ia tau bahwa itu adalah tindakan bodoh yang suatu saat akan Ia sesali karena telah mengeluarkan uang dalam hal yang Ia tau bahwa Ia tidak akan bisa mahir melakukannya. Kai hanya ingin mengenal lelaki itu lebih jauh lagi.

Choi Yeonjun, nama itu terus teringat di kepalanya setelah lelaki itu mengenalkan dirinya setelah beberapa hari Kai mengikuti les menari.

Gerak tubuhnya masih terlihat kaku, kaki - kaki panjangnya bergerak dengan canggung. Kai merasa bahwa Ia sangat konyol sekarang.

"Agh!" Kedua kakinya yang bergerak canggung itu, tersandung satu sama lain membuat tubuh Kai limbung.

"Berhati - hatilah." Ucap Yeonjun memegangi lengan atas Kai agar dirinya tidak terjatuh.

"Iya, Sunbaenim." Ucap Kai, Ia bisa merasakan permukaan kulit yang disentuh oleh Yeonjun terasa panas. Ia tidak ingin mencuci baju yang Ia pakai hari itu karena ada sentuhan Yeonjun disana.

"Pakailah ini, Kai." Ucap Yeonjun suatu hari di awal musim dingin menyodori Kai sebuah sweater berwarna krem.

Hari itu lebih dingin dari biasanya, butiran salju yang turun nampak terlihat dari jendela ruang kelas, jalanan pun sudah mulai tertutupi oleh salju.

"Ah." Kai memandangi sweater yang ada ditangan Yeonjun.

"Kau terlihat kedinginan." Ucap Yeonjun.

"Ah, terimakasih." Kai mengambil sweater itu dan memakainya. Wangi parfum milik Yeonjun serta hangatnya sweater yang membungkus tubuh Kai itu membuat Ia merasa seolah Yeonjun tengah memeluknya.

"Wah, sweater milikku terlihat sangat bagus jika dipakai olehmu." Ucap Yeonjun memperhatikan Kai.

"B-benarkah?" Ucap Kai tersenyum, kedua pipinya terasa panas mendengar ucapan Yeonjun.

Yeonjun mengangguk

"Kau tidak perlu mengembalikannya. Aku memberikannya untukmu."

"Eh?? Tapi..."

"Aku masih punya banyak sweater dirumah, tidak apa - apa jika Aku memberikannya untukmu. Lagipula Kau sangat cocok saat memakainya."

"Terimakasih, Hyung." Ucap Kai.

Kai pikir Yeonjun pun mungkin menyukainya, bagaimana Yeonjun bisa tau bahwa Kai kedinginan jika Ia tidak memperhatikan Kai dengan baik, Ia menyadari hal itu karena Ia memperhatikan Kai, bukan?

Kai hanya melupakan tentang kenyataan bahwa Yeonjun adalah orang yang selalu bersikap baik pada semua orang. Yeonjun akan memberikan barang miliknya cuma - cuma jika ada seseorang yang memintanya. Kai mungkin tidak lupa akan hal itu, Ia hanya memilih untuk tidak memikirkannya.

Maka Kai pun mengajak Yeonjun pergi bersama menonton sebuah film baru yang tayang di bioskop.

"Hyung, apakah Kau ada waktu senggang hari sabtu nanti?"

"Sabtu?" Yeonjun berpikir sejenak, mengingat - ingat jadwal kegiatannya di hari itu.

"Aku mengajar kelas menari hari itu hingga sore, tapi aku tidak ada kegiatan lain setelah itu. Kenapa?"

"A-ah, Itu... Aku ingin mengajakmu pergi menonton film yang baru di bioskop. Kau tau kan film yang akan tayang.."

"Seonsaengnim!"

Ucapan Kai terhenti oleh sebuah suara yang memanggil Yeonjun, keduanya pun menoleh ke arah sumber suara.

"Ah, Maaf." Ucap seorang gadis yang merasa bersalah menyadari bahwa Ia telah menganggu perbincangan mereka berdua.

"Anu- Apakah aku bisa izin pulang lebih cepat hari ini? Ibuku menelponku tadi dan memintaku untuk segera pulang."

"Ah, Iya. Kau bisa pulang lebih dulu. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Mm, entahlah. Ibuku tidak ingin mengatakannya di telepon mungkin khawatir jika aku panik."

"Jika begitu lebih baik Kau segera pulang." Ucap Yeonjun dengan nada khawatir.

Diam - diam Kai memperhatikan Yeonjun saat Ia berbicara dengan gadis itu. Kai dapat melihat kedua mata Yeonjun terlihat berbinar - binar kala Ia menatap gadis itu. Gadis yang berdiri di depan Yeonjun itu terlihat cantik, siapa saja yang melihat gadis itu akan terpersona padanya. Kai tidak dapat menghindar untuk tidak merasa cemburu pada gadis itu. Andaikan Yeonjun menatap Kai seperti Ia menatap gadis itu. Andaikan dirinya adalah gadis itu, mungkin Yeonjun akan membalas perasaan cintanya.

Hueningkai ships ( Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang