Chapter 10

3.2K 352 11
                                    

"Terima kasih paman."

Naruto berjalan lesu masuk ke dalam halaman panti. Dia mendongak ingin menatap bintang, namun nyatanya hanya langit malam yang ia dapati. Tes...Tes—butiran-butiran hujan mulai membasahi tubuhnya tetapi dia masih bergeming ditempatnya. Di satu sisi dia ingin mengatakan semuanya pada Sasuke, tetapi di sisi lain dia merasa masih sangat marah dengan apa yang Sasuke lakukan dulu padanya.

Duk—Naruto mendudukkan dirinya di kursi taman membiarkan air hujan mengguyur pakaian mahal dan tubuhnya. Andai saja dia tidak bertemu dengan Sasuke lagi apa perasaannya akan masih tetap sama. Dia telah mengesampingkan seluruh perasaannya dan mengutamakan kesembuhan Menma.

Menma?

Naruto masih mengingat jelas saat dunianya terasa hancur, saat dia mendengar ucapan dokter yang mengobati Menma. Semua ini adalah kesalahannya, dia telah gagal menjadi orang tua yang baik. Andai saja dia lebih cepat menyadari tanda-tanda yang ditunjukkan Menma dan bukannya gila dengan pekerjaannya, Menma pasti sudah sembuh saat ini.

"Uzumaki-san? Karena pola makan Menma yang tidak teratur, terjadi kerusakan pada sel darahnya. Apalagi Menma terlambat diimunisasi. Aku hanya bisa mengatakan kalau Menma menderita kanker darah stadium 3."

Kanker darah?

Penyakit yang telah menggerogoti Menma dua tahun belakangan ini, dan dia hanya bisa diam menatap penyakit itu tumbuh dalam anaknya. Lalu masih pantaskah dirinya dianggap orang tua? Masih pantaskah dirinya memikirkan kebahagiaannya sementara anaknya tengah sekarat?

Tapi bagaimana dengan Sasuke?

Sasuke juga orang tua Menma. Apa jika dia memberitahu semuanya, Sasuke akan membantunya mengobati Menma?

Naruto terperanjat, benar. Ia harus memberi tahu Sasuke. Mungkin saja dengan begitu Sasuke akan membantunya mengobati Menma. Sasuke punya segalanya dan Sasuke pasti bisa melakukan sesuatu untuk menyembuhkan Menma. Tapi bagaimana kalau Sasuke mengatakan dirinya hanyalah seorang penjilat yang tidak punya harga diri. Setelah Menma memiliki penyakit barulah dia mengatakan semuanya. Bukankah dia terdengar seperti seorang pengecut? Mencari saat membutuhkan. Mengaku saat dia sudah merasa putus asa.

Naruto mengusap wajahnya, apa yang harus dilakukannya? Memberitahu Sasuke yang sebenarnya atau...

Truth, Cry and Lie

Pairing : SasuNaru

Genre : M-PREG, Drama, Romance, Hurt/Comfort, Miss Typo, EYD nggak sesuai, OOC and other.

Desclaimer : Semua nama dalam cerita hanyalah pinjaman, but this story is mine.

OooO

Chapter 10

OooO

Satu minggu kemudian...

Naruto menghela nafas menatap kopi hangat yang mengepulkan asapnya. Terlihat sangat menggoda, tapi dia hanya menatapnya hingga beberapa menit berlalu. Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian di restoran itu, Sasuke tidak pernah memunculkan dirinya lagi. Sasuke hanya meminta jadwalnya melalui e-mail dan itupun dia minta melalui sekretarisnya yang lain. Sasuke seperti tidak ingin berbicara lagi dengannya. Lalu kenapa dia begitu resah sekarang?

"Sasuke sedang ada di China."

Naruto menoleh mendapati Kiba yang tengah menarik kursi di depannya. Dia tahu itu karena dia memeriksa jadwal pada Sasuke tadi pagi. 

SasuNaru - Truth, Cry and Lie (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang