Naruto menatap datar gelas kopi di depannya tidak berminat sama sekali. Adegan ciuman Sasuke dengan calon tunangannya itu terus saja berputar dalam kepalanya. Seperti sebuah kaset rusak, film itu membuatnya meringis pusing dan memberikan ransangan pada seluruh tubuhnya hingga dia tidak berminat melakukan apapun bahkan untuk sekedar menyesap kopi yang telah dipesankan Shikamaru untuknya.
"Tenang saja. Sasuke tidak sungguh-sungguh melakukannya."
Shikamaru terkikik geli saat Naruto terlonjak kaget mendengar suaranya. Ck! Sepertinya Sasuke akan segera melepaskan masa lajangnya sementara dirinya akan menggantung ke sana ke mari entah kapan akan berhenti berlari.
"Apa?"
"Kubilang Sasuke tidak sungguh-sungguh mencium wanita itu. Dia hanya sedang emosi tidak bertemu denganmu seharian kemarin." Naruto menatap Shikamaru bingung mencerna perkataan Shikamaru, apa maksudnya? Kenapa dia sangat lama memproses makna dari ucapan Shikamaru sementara dia masih sangat yakin kalau dia bisa menyelesaikan soal-soal aljabar dengan mudah, yang tentu saja berarti kalau kepintarannya masih ada.
"Sudahlah. Aku mengajakmu ke sini bukan untuk itu. Toh, itu bukan urusanku. Yang ingin aku tanyakan adalah, apa Sasuke benar-benar tidak melakukan apapun padamu malam itu?" Nada Shikamaru terdengar cukup serius di akhir kalimat membuat Naruto menelan ludah tanpa sadar.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan laki-laki itu padaku sementara aku bahkan bisa membantingnya dengan mudah." Shikamaru mengernyit mendengar jawaban Naruto, dia cukup yakin kalau terjadi sesuatu di antara Sasuke dn Naruto malam itu. Tapi? Mendengar jawaban Naruto, sepertinya memang tidak terjadi sesuatu.
"Mungkin kau memang benar. Kau bahkan memelintir tanganku tadi."
"Sorry!"
Naruto mengangkat telapak tangannya tanpa dosa membuat Shikamaru mendengus. "Kalau begitu aku akan mengganti pertanyaan."
"Pertanyaan? Kau seperti reporter saja." Naruto memutar bola matanya. Shikamaru tersenyum sebelum menyesap kopinya yang mulai mendingin. Cuaca di luar memang cukup dingin membuat kopinya juga cepat mendingin.
"Anggap saja seperti itu. Apa kau masih menyukai Sasuke?"
DEG'
Naruto mengedarkan pandanganya hingga dia tidak sengaja melihat siluet Sasuke yang ternyata ada di belakangnya. Naruto mengeratkan kepalannya di bawah meja. "Tidak. Aku sama sekali tidak punya perasaan apapun pada Sasuke."
Sementara itu Sasuke mematung ditempat mendengar jawaban Naruto, dia melonggarkan dasinya tanpa sadar kemudian mendengus entah karena marah atau kecewa.
"Kalau kau sudah selesai berbicara cepat keluar karena aku akan segera menghadiri pembukaan taman hiburan di daerah Shibuya." Sasuke berbalik dengan wajah dinginnya sedingin dengan nada bicaranya.
Naruto tersenyum samar menatap Shikamaru, "Aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu Shikamaru –kun." Shikamaru memilih diam membiarkan Naruto meninggalkannya sendirian, dia beralih menatap gelas kopi yang bahkan belum disentuh sedikitpun oleh Naruto.
"Dasar manusia-manusia bodoh. Tapi sebodoh-bodohnya mereka, aku masih jauh lebih bodoh." Shikamaru mengalihkan pandangannya keluar gedung menatap butiran-butiran hujan mulai mengguyur kota seoul. Hal yang sama dilakukan oleh Kiba di dalam ruangannya. Keduanya tidak mengetahui kalau mereka meneteskan air mata di saat yang bersamaan menyesali keadaan yang telah terjadi di antara mereka.
Truth, Cry and Lie
Pairing : SasuNaru
Genre : M-PREG, Drama, Romance, Hurt/Comfort, Miss Typo, EYD nggak sesuai, OOC and other.
Desclaimer : Semua nama dalam cerita hanyalah pinjaman, but this story is mine.
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuNaru - Truth, Cry and Lie (✔️)
Ficción GeneralKebenaran yang mungkin tidak pernah Sasuke bayangkan mengguncang kehidupan sempurnanya. Tangisan dan kebohongan menjadi satu saat dia yang tidak pernah menangis dalam hidupnya harus menerima kenyataan yang menyakitkan. ....