2. Kantin

8 3 0
                                    

'Jangan suka menggonggong seperti hewannya.'
Zora Alzenia

Dikantin, terlihat suasananya begitu ramai. Banyak manusia berlalu lalang untuk membeli makanan sebagai pengisi perut bagi sebagian siswa.

Dan disinilah, keempat gadis itu. Mereka kini duduk disalah satu bangku makan yang kosong.

"Lo semua mau pesen apa? Kalo gue si, jelas makanan legend, apalagi kalo bukan BAKSO!! " Tanya Jeslin antusias kepada ke 3 temannya.

"Gue mau bubur ayam deh. Kebetulan tadi belum sarapan," Jawab Ghesa.

"Gue samain aja kayak lo Jes." Timpal Theya.

"Lo sendiri Zor, mau pesen apa lo?" Jeslin yang kini bertanya pada Zora.

"Roti selai aja," Jawab Zora. Yah, Zora itu tipikal orang yang tidak bisa makan berat dipagi hari. Ia hanya lebih suka pada makanan jenis roti-rotian untuk menu sarapannya.

"Oke deh. Buat minumnya pada pesen apa aja?"

"Air putih aja, biar lebih sehat." Ucap Ghesa menjawab Jeslin.

"Oke. Tunggu bentar gue pesenin dulu," Ucap Jeslin melenggang pergi menuju ke meja pesan untuk memesan menu makanannya.

Sambil menunggu Jeslin. Zora, Ghesa, dan Theya berbincang-bincang kecil. Jujur mereka merindukan moment berkumpul seperti ini, terutama Zora.

"Zor, jadi bokap lo gak tau kalo lo sempet di skors?" Tanya Theya yang penasaran akan hubungan Zora dengan ayahnya.

"Gak, dia sibuk diluar kota. Jadi dia gak tau gue di skors, nyokap juga gak tau." Jawab Zora seraya memainkan smartphone nya.

"Berarti yang tau cuman adek lo?" Bukan Theya, melainkan Ghesa lah yang bertanya.

Zora hanya menganggukkan kepala pelan tanda menjawab 'iya' lalu meletakkan kenbali barang pipih yang sedari tadi ia pegang.

Sedangkan Theya dan Ghesa hanya ber-ohh ria. Mereka tau hubungan Zora dan adiknya yang bisa diajak kompromi.

Buat kalian yg mikir hubungan Zora dan adiknya gk akur, kalian SALAH BESAR. Dia adiknya begitu harmonis. Jarang-jarang mereka bertengkar. Hanya saja mereka saling gengsi untuk mengatakan sayang satu sama lain.

Disisi lain, sorakan demi sorakan terdengar dari ujung pintu kantin. Membuat 3 gadis itu ikut menatap ke arah sumber suara.

Mau tau, siapa yg bikin semua siswa bersorak terutama kaum hawa? Siapa lagi kalo bukan Yugo&the gang yang gantengnya kelewatan.

SUBAHANALLAHHH...

GANTENGNYA ITULOH MAS, KELEWATANN!!

MUBAZIR KALO GAK DILIHATT

MATA GUE LANGSUNG SEGER LIAT KALIAN..

"Anjir! Berasa jadi artis papan atas gue. Emang muka gue tiada duanya si. The best!" Kata Jion sambil melambaikan tangannya menyapa para ciwi-ciwi yang histeris akan dirinya.

Jangan ditanya lagi, sudah tentu 3 teman lainnya ingin menghilang dari situasi sekarang ini. Rasanya malu, sangat malu.

"Malu gue punya temen prik kayak lo Ji," tutur Gera.

"Ehh, kadal burik. Harusnya lo tuh bersyukur punya temen kayak gue. Gue yakin, dalem hati lo pasti mengagumi ketampanan gue. Cuman lo gengsi aja buat ngomongnya." Ucapnya sambil menaik turunkan alis tebalnya.

"Najis!"

"Alah! Ngaku aja deh lo,"

"Fuck!"

Baik Yugo maupun Devan, sama-sama tak menggubris bacotan dari dua manusia minim akhlak itu. Mereka hanya langsung pergi mencari bangku kosong untuk diduduki.

SANCA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang