3

324 27 2
                                    

Selamat malam( ◜‿◝ )♡ untuk yg sedang malam mingguan bersama ayang/keluarga/teman,selamat membaca. Jangan lupa mengklik bintang ya꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

*****----------*****----------*****----------

"Santai Anin"Shani yg berusaha untuk tidak menyakiti Anin pun hanya menghindari pukulan dari Anin.

Sampai Shani sedikit lelah untuk menghindar dia menangkap tangan Anin dan memojokkannya ke dinding.

"Kalau emosi akan berakibat buruk saat pertarungan,kamu mengerti?"

"Lepas brengsek!!"

"Sut orang cantik perkataannya juga harus cantik,jangan kasar ya"

Gracia yg ingin membantu Anin pun mencoba untuk memukul Shani,tetapi belum sempat kepalannya melayang.

"Shania Gracia cukup diam disana ya jika tidak mau temanmu kesakitan"ucap Shani tanpa melihat Gracia.Graciapun mengurungkan niatnya untuk memukul Shani karna takut Anin disakiti.

"Lepasin gue bang***"

"Sudah saya katakan jangan berkata kasar"

"Gue ga per.."belum sempat Anin menyelesaikan kalimatnya,Shani sudah membekap menggunakan bibirnya.

"Sudah ya jangan berkata kasar,saya tidak suka perempuan yg kasar"

"Brengsek"batin Anin

"Ok kalau kamu tidak mau mengatakan alasan kamu menjadi teroris,penjelasan dari Gracia sudah cukup. Oh iya nyonya Gracia apa anda yakin hanya itu alasannya?silahkan duduk Anin"tanya Shani yg telah melepaskan Anin

"Iya hanya itu ga ada yg lain"jawab Gracia meyakinkan

"Baiklah,hm apa kalian akan keluar dari teroris jika saya meminta?"tanya Shani kepada Gracia dan Anin

"Saya bisa saja keluar karna memang saya sudah tidak ingin lagi di sini"jawab Gracia yakin

"Ge kenapa kamu bilang kaya gitu?"tanya Anin yg tidak percaya akan apa yg Gracia katakan,

"Maaf Abin tapi keputusan ini udh aku pikirin dari seminggu yg lalu"Gracia yg sedikit merasa bersalah karna baru memberitahu Anin

"Bagaimana Anin kamu ingin keluar juga?"tanya Shani sekali lagi,

Karna belum juga mendapatkan jawaban dari Anin,Shani pun berdiri dari bangkunya dan duduk di samping Anin.

"Kamu masih marah sama saya?baiklah maafkan saya atas kelancangan saya untuk kedua kalinya"Shani berbicara dengan tulus,tetapi Anin masih enggan melihatnya.

"Kalau.."

"Anin"Gracia memegang tangan Anin untuk mencoba membujuknya agar mau berbicara,dan Gracia melihat Shani agar mau menunggu sebentar

"Nanti saya pikirkan lagi"akhirnya Anin menjawab.

"Kalau begitu lebih baik kalian berdua kerumah saya untuk menginap,Gracia boleh pinjam handphonenya?"Gracia memberikan hpnya tanpa rasa curiga sedikitpun

"Saya keluar sebentar,kalian bisa mengambil coffee jika kalian mau"Gracia hanya mengangguk untuk menjawabnya.

Setelah Shani keluar,Anin sedikit lebih tenang

"Kamu ga papa bin?"

"Hmm"

"Maaf ya aku ga ngasih tau kamu dulu kalo aku mau keluar"

"Kenapa Ge kenapa?"tanya Anin lirih

"Aku udh ga mau nyakitin orang bin,aku selalu ngerasa gelisah maafin aku ya"jawab Gracia dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh

"Ge aku ga mau kehilangan kamu,aku mau kamu sama aku"Anin tidak bisa lagi membendung air matanya,karna merasa akan kehilangan satu²nya sahabat.

"Denger bin aku ga akan ninggalin kamu,tapi kamu harus berhenti jadi teroris"

"Tapi Ge aku ga bisa"

"Abin aku tau kamu jadi teroris karna mau balas budi,tapi ini udh lebih dari cukup ayo ikut aku berhenti"Gracia meyakinkan Anin agar berhenti untuk menjadi teroris

"Aku butuh waktu ge,aku mau keluar dulu"

"Jangan balik kesana"ucap Gracia sambil memegang tangan Anin

"Aku keluar sebentar nanti aku balik lagi"

"Jangan lama²"Anin mengangguk

Kriet(bunyi pintu yg benar kaya gimana ya?)
"Oh kamu nin"

"Hm"

"Sebentar"

"Ok bagaimana penawaran saya tadi?jika kamu mau lepaskan dahulu para bawahan saya,bawa sekertaris saya,dan jangan sakiti siapapun,tanyakan ruangan saya pada sekertaris saya. Saya akan menunggu"

"Sama siapa lu bicara?"tanya Anin

"Mantan bos kalian"

"Hah?apa yg kalian bicarain?"

"Saya hanya mengatakan jika dia mau harta saya,saya bisa saja memberikannya surat tanah dengan syarat jangan pernah menghubungi kalian dan menyentuh kalian"

"Jangan bohong!"

"Kenapa kamu marah?dia saja tidak keberatan jika kalian keluar dari kelompoknya"

Dengan perasaan kesal Anin pergi keluar ruangan.

"Apa²an dia mutusin hal ini sesuka hati"

"Wow kenapa kamu disini Aninditha?"

"B-bos"Anin berpapasan dengan bosnya yg akan menjadi "mantan bosnya" yg bernama Boby

"Adaapa?saya harus bertemu dengan pemilik perusahaan ini"

"Jadi itu benar?"

"Apa?soal saya melepaskan kamu dan Gracia?"

"Iya,tolong jangan berbohong"

"Mengapa saya harus lebih merelakan surat tanah yg nilainya begitu menguntungkan dibanding mempertahankan kalian?"

"APA MAKSUD KAMU LEBIH MEMILIH HARTA DIBANDING DENGAN KAMI YG RELA MEMPERTARUHKAN NYAWA PADA ORANG SEPERTI KAMU"Anin begitu tidak bisa menerima apa yg telah dikatakan oleh orang didepannya itu

"Berani kamu membentak saya!"

Sebelum tangan Boby sampai pada pipi Anin ada orang yg sedang mencekal tangan Boby.

"Jangan bersikap kasar pada wanita"

"Bu Shani?"

"Oh Gita tolong jaga Gracia di dalam ruangan saya"

"Baik Bu"

----------*****---------*****----------*****
TBC~

Sampai sini dulu ya guys,maafkan jika ada kesalahan dalam pengetikan.
Yg malam mingguan ingat waktu ya ehe

ME,YOU,AND SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang