"Sudah beli air minumnya?" tanya Rival yang baru saja datang.
Akhirnya aku sudah bisa bergerak kembali. Aku langsung mengambil dua Aqua botol dan membayarnya ke Ibu kantin.
"Sudah" kataku sambil membawa dua botol air minum.
"Kenapa kamu tadi diam saja?" tanya Rival.
"Tidak apa-apa, mana jajananku?" tanyaku.
Rival memberikanku kresek hitam yang berisi pesanan yang ku pesan, dan juga makanan yang lainnya.
"Banyak sekali, untuk ku semua?" tanyaku.
"Iya, itu aku jajanin lima ribu" katanya.
"Ah baik banget kamu" pujiku.
"Aku memang baik, pintar, tampan, dan rajin menabung" katanya percaya diri.
"Iyain saja deh" kataku sambil berjalan.
Rival berjalan menyusulku. Saat ini kita sedang berjalan berdampingan.
"Kamu beli apa?" tanyaku.
"Mie ayam" katanya sambil memperhatikan kresek hitam yang berisi mie ayam.
"Kamu tidak bawa makan?" tanyaku lagi.
"Tidak, malas aku. Berat soalnya" katanya.
"Berat?, Memang kamu mau bawa semur batu?" tanyaku.
"Hahaha, tidak lah, malas aja aku" katanya.
"Oh begitu"
||o||
Kita berdua sudah sampai di dalam kelas. Aku memberikan Aqua botol kepada Bella, lalu duduk di tempat dudukku."Lama banget kamu beli air doang" kata Bella yang kini duduk menghadap ke mejaku, begitu juga Hani.
"Maaf tadi mengantri" kataku bohong.
"Oh" balas Bella.
Kita bertiga membuka bekal makanan masing-masing. Ternyata kita bertiga sama-sama membawa mie goreng.
"Mamah kita kayaknya sehati deh" kata Hani.
"Iya bener, hahaha" kataku.
Aku langsung memakan mie sambil senyum-senyum. Entah kenapa hari ini aku ingin tersenyum terus.
"Kamu gila?" tanya Bella.
"Tidak, enak saja, memang kenapa?" tanyaku.
"Kamu makan mie sambil senyum-senyum kayak orang gila" kata Bella.
"Aku memang suka tersenyum kalau sedang makan" kataku bohong.
"Apaan sih, aneh banget kamu, hahaha" tawa Hani.
Aku kembali makan mie sambil tersenyum ke arah mereka. Mereka sepertinya takut melihat aku seperti ini.
Beberapa menit kemudian, kita sudah selesai makan. Bella dan Hani berbalik ke tempat duduknya. Aku menyimpan tempat makan di bawah meja.
Aku mengambil permen yang tadi di belikan oleh Rival dan mengulumnya.
"Mau" pinta Martin sambil duduk di sampingku.
"Nih" kataku sambil memberikannya permen.
"Makasih" katanya sambil membuka permen dan memakannya.
"Hmm" kataku.
"Hayang tuh" kata Putra. (Mau dong)
"Gaada lagi" kataku.
"Pelit" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nata
Ficção Adolescente(Hey Nata! ganti judul jadi tentang Nata) Ini cerita cintaku 11 tahun lalu. Bertemu dengan laki-laki yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku yang tak bisa berbicara saat di dekatnya. Suatu hari sekolah SMP ku mengadakan reuni angkata...