03: Utara

182 22 2
                                    

Hai, ketemu lagi. Bagaimana kabar kalian?

Jangan lupa vote dan komennya, yaw💘😍

Happy Reading, all 💘

***

Selatan mengacak-acak rambut Utara dengan gemas. "Ya udah gih Ara masuk dulu sana."

Utara merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat ulah Selatan dengan perasaan kesal. "Kebiasaan banget sih, Ta. Udah tahu aku gak suka kalau rambut aku diacak-acak kayak gini, ih!"

Dengan gemas, Selatan kembali mengacak-acak rambut Utara, membuat Utara kesal bukan main. Sedangkan Selatan, ia langsung tertawa setelah berhasil membuat Utara kesal.

"Ataaaa, ih!"

"Iya-iya maaf, Ara. Ata sengaja."

"Ngeselin banget sih jadi orang!"

Selatan memeletkan lidahnya mengejek Utara. Setelahnya, Selatan mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Utara.

"Eh udah-udah, Ra. Aduh!"

Utara menghentikan pukulannya sambil menatap tajam ke arah Selatan. "Dah ah Ara mau masuk dulu. Bye-bye sahabatnya Ara yang paling ngeselin." Utara melambai-lambaikan tangannya ke arah Selatan, sambil melangkah masuk ke dalam rumah.

Selatan tersenyum miris setelah mendengar kata sahabat. Ternyata, Utara hanya menganggap nya sahabat, tak lebih. Tidak seperti dirinya. Selatan menghembuskan nafasnya kasar.

"Maaf, Ra. Gue udah ingkari janji kita yang udah kita buat dulu." Selatan berucap pelan sambil menatap rumah yang baru saja dimasuki oleh Utara.

"Argh!" Selatan mengacak-acak rambutnya frustasi. Setelahnya, ia langsung menjalankan motornya, meninggalkan pekarangan rumah Utara.

Sedangkan Utara, ia langsung mendapatkan tamparan saat ia baru saja masuk ke dalam rumahnya. Utara memegang pipinya yang terasa sakit setelah di tampar oleh Mawar.

"Dari mana aja lo? Lo lupa atau pura-pura gak inget, hah?! Kenapa rumah gue masih berantakan, Utara?! Bukannya tadi lo disuruh buat beres-beres, hah?!"

Utara memberanikan menatap mata Mawar yang sedang menatapnya dengan penuh kebencian. "Maaf, Kak. Tadi Ara pergi dulu sama---"

"Sama siapa? Oh ... sama om-om? Iya?! Mawar tertawa meremehkan, sambil menatap Utara dari atas sampai bawah. "Di bayar berapa lo buat muasin mereka?"

Utara mengepalkan kedua tangannya erat di samping tubuhnya saat ia dituduh seperti itu oleh Mawar. "Aku bukan perempuan yang seperti itu, Kak!"

Mawar mencengkeram dagu Utara kuat. Ia menatap tajam Utara. "Udah berani lo ninggiin suara lo didepan gue, hah?!"

Utara diam, tidak menjawab ucapan Mawar. Ia berusaha melepaskan tangan Mawar yang sedang mencengkeram dagunya, sambil sesekali meringis kesakitan.

Mawar tertawa saat melihat raut kesakitan diwajah Utara. "Kenapa? Sakit?" Mawar mencengkeram lebih kuat lagi dagu Utara. "Ini gak sebanding dengan rasa sakit yang gue rasain, Utara."

"L-lepas, Kak. Sakit ..."

"Bahkan gue bisa bikin lo sakit lagi lebih dari ini, kalau lo ngerebut apa yang udah jadi milik gue, Utara!" Mawar mendekatkan mulutnya ke telinga Utara. "Jangan caper di depan ayah gue, gue gak suka, sialan!" Setelahnya, Mawar melepaskan cengkeramannya dengan kasar sambil berlalu pergi dari sana.

Utara terisak pelan sambil menyentuh dagunya yang berdarah akibat Mawar. "Apa salah Ara, sampai-sampai Kak Awa benci banget sama Ara ..."

Utara menundukkan kepalanya dengan air matanya yang terus meluncur dengan deras diiringi rasa sakit di dadanya. "Apa Ara pergi aja dari sini?"

* * *

"Ata." Utara memanggil Selatan yang berada di sampingnya. Kini, mereka berdua sedang berjalan berdampingan menuju kelas nya.

"Hm?" Selatan membalas panggilan Utara dengan deheman sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, membuatnya menjadi terlihat keren.

Utara menatap Selatan yang terlihat tampan dan keren di matanya. Kemudian, ia melihat ke arah siswi-siswi yang tengah menatap Selatan dengan tatapan memuji dan ada juga yang menggoda Selatan secara terang-terangan. Itu semua, membuatnya merasa kesal. Entahlah, ia hanya tidak ingin Selatan disukai banyak orang. Karena, Selatan itu hanya miliknya. Eh?

Selatan yang tak mendapat respon apapun dari Utara pun langsung menatap Utara yang terlihat kesal. Ia tersenyum tipis. "Kenapa, hm?"

"Bisa gak ganteng nya dikurangin? Lihat, gara-gara kamu terlalu ganteng, mereka semua jadi suka sama kamu, Ata!" omel Utara sambil menatap Selatan dengan tatapan kesal.

Selatan terkekeh, kemudian ia mencubit hidung Utara gemas. "Jadi, Ara lagi cemburu, nih?" Tanya Selatan, berniat menggoda Utara.

Utara gelagapan, kemudian ia menggelengkan kepalanya cepat sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya. "Enggak! Ara gak cemburu, kok!"

"Masa?" Tanya Selatan sekali lagi, sambil menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Iyalah!" Seru Utara dengan tatapan kesalnya.

Selatan kembali terkekeh, kemudian ia langsung menutup wajah Utara menggunakan jaket nya. Selatan mendekatkan bibirnya ke arah telinga Utara yang tertutup oleh jaket miliknya. "Ata sukanya cuman sama Ara. Jadi, Ara gak boleh cemburu, ya?"

Utara tidak menjawab, ia hanya tersenyum lebar yang pastinya Selatan tidak akan melihat senyumannya. Karena, wajahnya yang masih tertutup oleh jaket milik Selatan.

Selatan tersenyum tipis saat tidak mendengar respon apapun dari Utara. Kemudian, ia merangkul Utara sambil melangkah dengan pelan menuju kelas mereka.

"Ara juga suka sama Ata. Tapi, Ara gak seberani Ata yang terang-terangan mengungkapkan perasaan Ata ke Ara. Maafin Ara, Ta."

* * *

-To Be Continued-

Gemes banget sama mereka berdua wkwk😭🤙

Jangan lupa komen nya ya kalau ada typo, atau kalau ada kata yang membuat kalian gak ngerasa nyaman saat membaca cerita ini:)

See you next part 👋❤️

Utara [Sequel Cerita Antaris]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang