Batas Tertinggi [2]

2.5K 274 80
                                    

karena ada yang minta part 2 so here u go. ketatkan sabuk kalian!

***

"shan, istirahat dulu weh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"shan, istirahat dulu weh. udah tiga jam lo di depan komputer kerjain laporan."

feni duduk di depan shani yang masih serius menatap layar komputernya, tangannya bergerak cepat mengetik laporan penilaian karyawan minggu ini.

"shani ih!" rengek feni karena tidak di gubris sama sekali. shani menghela napas dan mengalihkan tatapnya kearah sahabatnya ini meski tangannya masih sibuk sendiri di atas keyboard.

"apa feni .. aku lagi sibuk. laporan karyawan harus aku kirim ke cabang utama."

"iya tapi ka — " shani kembali berfokus pada komputernya dan feni mengurungkan niatnya membujuk shani. karena percuma saja, shani tidak bisa di hentikan jika itu masalah pekerjaan. hanya satu orang saja yang bisa membuatnya berhenti, namun sayang sekali orang itu sudah tidak ada lagi dalam hidup sahabatnya.

"maklum aja fen, sahabat kita ini sudah jadi boss makanya tambah sibuk. ini minum kopinya dulu shan, gue beliin."

anin datang entah darimana membawa satu gelas kopi panas.

benar kalimat anin, sekarang pangkat shani paling tinggi di kantor mereka. karirnya melonjak karena kegigihannya sehingga dia di promosikan menjadi direktur dan pemegang saham terbesar, wajar kalau dia sesibuk ini.

shani yang memang sedang haus tersenyum girang dan mengambil kopinya.

"makasih, nin." ucapnya sebelum meminum kopinya sedikit, melegakan tenggorokan.

"gaji gue bulan ini naikin ya."

"pangkat kamu aja kuturunin jadi mba-mba sedot wc." balas shani. anin menganga mendengarnya, tidak menyangka jawaban seperti itu dari shani yang terlihat begitu anggun setiap hari.

feni tertawa melihat tingkah dua sahabatnya ini, dalam hati ada sedikit rasa lega kala melihat shani mulai tersenyum.

***

"aduh anin! sumpah gue capek muterin tiga lantai. kapan pulangnya kita ini." feni mendengus lelah, memeluk lengan shani sebagai penyangga akibat kakinya ini lemas sekali. mereka bertiga sekarang berada di salah satu mall termewah di jakarta selatan untuk menemani anin belanja.

shani sendiri dari tadi hanya diam, dia terus memikirkan pekerjaannya yang tertunda lantaran di paksa ikut berjalan-jalan.

"satu toko lagi deh abis itu kita pulang! janji kok." pinta anin mengatupkan kedua tangannya seakan memohon. feni dan shani mana mungkin bisa menolaknya jika anin memelas seperti ini.

"iya iya. tapi gue mau ke toilet dulu, udah di ujung nih." ucap feni.

"eh gue juga mau. shan lo mau ke toilet juga ga?" tanya anin yang di jawab gelengan kepala oleh shani. "aku duduk di sini nungguin kalian ya." perempuan itu menunjuk salah satu bangku di tengah mall yang memang di sediakan oleh manajemen mall.

SHANRA ONESHOTS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang