notes: di OS ini ada beberapa ss percakapan jadi author saranin kalian baca isi dari semua ss biar lebih feel sama ceritanya ya.
! TRIGGER WARNING !
***
hari itu langit mulai berubah jingga waktu sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan rata-rata memasuki parkiran observatorium bosscha di lembang, bandung. perempuan bersurai hitam sebahu keluar setelah dia memarkirkan mobil putihnya secara rapi dan merapikan jas almameter berwarna birunya lengkap dengan plakat nama warna perak di bagian dadanya yang bertuliskan nama ara khaulah. dia mengambil sebuah tas kecil dari kursi penumpang bagian belakang berisi kamera mahal yang dia beli dengan uangnya sendiri setelah menabung selama setahun lamanya.
perempuan bernama ara itu mempunyai struktur wajah yang tegas. seperti di ciptakan untuk membuat kagum orang lain. matanya bulat, sorotnya tajam. hidungnya tinggi mancung bagai ukiran Hephaestus. ga heran semua mata tertuju padanya saat dia melangkahkan kaki ke dalam gedung besar di hadapannya.
melangkah menyusuri area observatorium bosscha yang sangat luas, dia mempotret apa saja yang bisa dia abadikan oleh kameranya sampai sebuah objek yang jelas bukan bagian dari tempat itu mencuri fokusnya.
setengah sadar, ara mengangkat kameranya lalu membidik seorang perempuan tinggi bersurai hitam panjang sedang duduk santai di tangga tugu kecil sambil mengamati sekelilingnya. dia menengok kesana kemari seakan sedang mengabadikan apa saja yang ia mampu tangkap dengan netranya sebelum sebuah kilatan cahaya mengejutkan perempuan malang itu.
"astaga. lu ngapain ara?" refleks ara menanyakan dirinya sendiri atas tindakan bodohnya. entah darimana kenekatannya memotret seseorang tanpa izin.
keduanya saling bertatapan selama beberapa saat sampai perempuan itu berdiri dan melangkah kearah ara yang mendadak jadi batu. semakin terkikis jarak diantara mereka ara menyadari kejanggalan. perempuan itu memakai pakaian yang biasa di pakai pasien rumah sakit yang kompleks.
"kamu tadi foto aku?" suaranya lembut dan anggun membuat jantung ara berpacu seenaknya. dari jarak sedekat ini ara bisa melihat garis cekung samar di bawah matanya namun entah bagaimana itu ga merusakkan kecantikan perempuan ini.
ara menunduk seraya menggaruk lehernya buat nyembunyiin rasa paniknya.
"maaf. saya tadi mau foto tugunya tapi ga berani minta kamu pindah .. saya janji bakal hapus fotonya." bohong tentunya, ara memotret perempuan itu—bukan tugu. tapi dia tidak berani mengakui.
"aku liat sini."
"mau liat saya hapus fotonya? akan saya hapus."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANRA ONESHOTS ✓
FanfictionCerita pendek meliputi Shani x Ara. ⚠️ WARNING ini gxg area! Bijak dalam membaca, karakter di dalam cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan mereka di kehidupan nyata.