Chapter 08. ( The end).

4 2 0
                                    








BAB 8
“Oy, Clara!” panggil seseorang dengan sebuah buket bunga di tangannya.
“Eh Farah, aku kira kamu nggak dateng.” Clara berbalik melihat Farah yang memanggilnya dari depan pintu masuk ruko.
“Dateng dong. Congrats yaa, kamu akhirnya mutusin nerusin usaha seblak Mak Tiem. Sayang banget kantin sekolah kita kehilangan salah satu makanan legendarisnya. Tapi rasa kangen kami bisa terobati dari warung yang kamu buka ini,” ucap Farah merangkul Clara.
Clara tersenyum. “Aku nggak nerusin usaha Mak Tiem sama sekali. Ini usaha seblak baru. Usaha seblak punya Clara dan tentu aja rasanya lebih enak pastinya dibanding punya almarhum Makku.”
“Iya, iya yakin deh, resep seblakmu lebih enak. Awas aja kalo nggak enak pas aku cobain,” gurau Farah.
Clara tertawa lalu meletakkan buket bunga Farah di meja. “Yok, masuk ke dalam, kamu orang terakhir yang aku tunggu buat dateng.”
“Aduh, berasa tamu penting. Sorry, ya, nunggu lama. Yuk, masuk!” Farah menggandeng Clara masuk ke ruko tersebut lebih dalam.
Di dalam ruko tersebut dipenuhi oleh teman-teman sekolah Clara. Tentu saja mereka sangat senang saat tahu Clara yang merupakan cucu Mak Tiem membuka usaha seblak. Ya, bisa dibilang mereka berpikir Clara meneruskan usaha Mak Tiem saat di kantin sekolah dahulu. Padahal tidak sama sekali, usaha ini benar-benar dibuat oleh Clara dan tentunya dibantu oleh Adam dengan bantuan modal dari orang tua Adam. Usaha tersebut disarankan oleh ayah Adam agar Clara memiliki sumber penghasilan sendiri. Bukan maksudnya dia tidak ingin membiayainya. Namun, dia berpikir akan lebih baik jika Clara memiliki penghasilan sendiri mengingat pekerjaannya sebagai karyawan biasa dan harus menghidupi satu keluarga sedangkan usianya tidak muda lagi. Lebih baik untuk Clara membuka usaha untuk tabungan di masa depan Clara.
Awalnya Clara tidak setuju karena tidak enak kepada orang tua Adam. Namun, akhirnya dia menyetujui setelah berpikir begitu panjang bahwa saran dari ayah Adam memang benar. Jika dia memiliki sebuah usaha tentu saja tidak akan merepotkan orang tua Adam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Clara lalu memilih untuk membuka usaha seblak. Seblak Mak Tiem sejujurnya seblak yang cukup enak dibandingkan seblak lainnya, bahkan sebelum Mak Tiem melakukan pesugihan. Berbekal resep seblak itu ia membuat beberapa varian resep seblak baru. Inovasi seblak yang dapat menarik perhatian orang. Contohnya saja seblak yang ditambahkan dengan taburan mozarella  di atasnya atau fish cake khas Korea yang biasanya digunakan sebagai campuran masakan Korea yaitu tteok-bokki. Selain itu, ia menambahkan makanan pendamping seperti gorengan.
Clara berharap bisnis yang dia kerjakan dapat sukses. Dia ingin membuka usaha seblak yang jujur dan bersih. Dirinya ingin membuktikan pada Mak Tiem di atas sana bahwa kejujuran dalam berusaha sesulit apapun pasti akan berhasil.
Hari ini merupakan acara pembukaan warung seblak Clara. Clara berdiri di depan kasir menghadap ke seluruh teman-temannya. Dia begitu gugup untuk memberikan kata sambutan.
“Selamat siang semuanya, sebelumnya aku mau berterima kasih sama temen-temen yang udah menyempatkan hadir di acara pembukaan warung seblak ini. Semoga warung seblak ini bisa sukses sampe buka cabang mungkin. Amiin. Oh, dan, ya, selamat makan siang semuanya,” ucap Clara mengakhiri sambutannya dengan lega.
“Wih, gratis gak, nih, Clara?” tanya teman sekelasnya.
“Gratis kalo bisa habisin seblak level 10 yang paling pedes.” Clara tertawa melihat wajah temannya yang dibuat-buat sedih mendengarnya.
Sebenarnya acara pembukaan ini tidak direncanakan. Warung seblaknya sudah dibuka sejak seminggu. Selama itu ia mempromosikan kepada teman-teman sekolah untuk berkunjung ke warungnya. Clara merasa sangat beruntung karena teman-temannya begitu mendukung hingga merencanakan untuk datang ke sini dan meminta Clara untuk mengadakan acara pembukaan warung seblaknya.
Clara berjalan menuju dapur membantu tukang masak yang sudah dia sewa untuk membuat pesanan. Rasanya sangat senang bisa memasak untuk banyak orang. Tepukan di bahu Clara membuatnya kaget. Ternyata itu adalah Adam.
“Ya ampun, Adam, bikin kaget aja.” Clara terkejut tetapi masih tetap memasak dengan tenang.
“Hampura atuh, Clara, tadi ada urusan sebentar. Berhenti bentar, yuk, masaknya. Ada yang mau orang tuaku sampein. Mereka, teh, nunggu di depan.” Adam yakin sekarang ini Clara sedang kesal karena dia telat. Sebab Clara pasti selalu menghentikan aktivitasnya saat berbicara dengan dirinya.
“Ya udah, Clara cuci tangan dulu. Bau cabe ini,” jawab Clara lalu mencuci tangannya.
Mereka kemudian berjalan menuju meja tempat orang tua Adam duduk. Ibu Adam terlihat senang sambil melambaikan tangan pada Clara saat melihat presensi Clara. Clara langsung memeluk ibu Adam kemudian duduk di sebelah Adam.
“Maaf, ya, Clara. Kami datang telat ke acara pembukaan kamu ini.” Ayah Adam memasang wajah tidak enak kepada Clara.
“Jangan minta maaf, Om, Clara malah yang nggak enak. Clara, kan, ngasih taunya mendadak ke Om sama Tante soal pembukaan ini,” jawab Clara.
“Uhm, sebenarnya gini Clara. Kami mau memberitahu kamu sesuatu. Alasan kenapa kami tadi telat.” Ibu Adam menatap Clara dengan lembut.
“Om dipindah tugaskan kembali ke Jakarta. Sedangkan kamu dan Adam tinggal sedikit lagi akan lulus terlebih Adam yang baru saja pindah. Jadi, kalian akan tinggal sendiri di sini.” jelas ayah Adam.
“Tetapi, kami memutuskan untuk mengekoskan Adam. Kamu tetap tinggal di rumah kami. Adam akan ngejagain kamu di sini. Kamu gak akan sendirian,” lanjut ibu Adam.
“Dan untuk itu kami pengen ngajak kamu liburan ke Bali pas liburan sekolah. Ya, pesta sebelum Ayah sama Ibu pindah ke Jakarta,” kata Adam.
“Kamu mau, kan, Nak?” tanya ibu Adam.
Clara menjawab dengan antusias. “Clara mau tante.”
***
“Halo, Mak. Mak apa kabar di sana?” tanya Clara mengelus batu nisan Mak Tiem. “Clara di sini baik-baik aja.”
“Halo, Mak, ini Adam,” sapa Adam kepada Mak Tiem.
“Aduh, Adam singkat banget, ya, Mak. Padahal udah lama nggak kesini. Mak hari ini pembukaan warung seblak Clara. Mak lihat, kan, pasti di atas sana,” ucap Clara tak sadar air mata mengalir turun ke pipinya.
“Clara di sini udah hebat, udah bisa ngurus dirinya sendiri.” Adam mengelus kepala Clara.
Sesudah pembukaan warung seblaknya, Clara menyempatkan untuk datang ke makam Mak Tiem diantar oleh Adam. Meski, dulu ia sangat kecewa kepada neneknya, tetapi bukan berarti memutuskan hubungan antara Clara dan Mak Tiem. Bagi Clara, Mak Tiem merupakan sosok nenek terbaik baginya.
Kejadian setahun lalu yang menyebabkan Mak Tiem meregang nyawa membuat Clara sangat terguncang. Mak Tiem meninggal karena dukun yang membantunya pesugihan marah karena peliharan yang ia titipkan pada Mak Tiem hilang. Clara sering sekali menangis dan murung setelah neneknya dimakamkan. Berputar di pikirannya bahwa dia adalah seorang cucu yang begitu durhaka. Dia merasa bahwa kematian Mak Tiem adalah karenanya. Dia selalu berharap bahwa pesugihan tersebut dapat dihentikan tanpa mengorbankan nyawa Mak Tiem sama sekali.
Nasi sudah menjadi bubur. Clara tahu saat dia memutuskan untuk menghentikan Mak Tiem berarti dia sudah mengambil risiko jika Mak Tiem harus membayar perbuatan yang telah dia lakukan dengan kematian. Selama masa sulit itu, Adam selalu memberikan dukungan kepada Clara. Walaupun tak begitu membantu, Adam membawa Clara ke psikolog untuk menyembuhkan mental Clara yang terguncang.
Adam tahu itu tidak terlalu berguna. Psikolog tidak dapat membantu banyak karena mereka berdua tutup mulut soal kejadian tersebut. Bahkan orang tua Adam saja tidak tahu mengenai hal itu. Rahasia Mak Tiem hanya ada di antara Adam dan Clara.
Berkat perjuangan Adam dan keinginan Clara untuk melanjutkan hidup dengan baik. Clara kembali pulih menjadi dirinya dulu yang ceria dan cerewet. Memang terkadang dia suka termenung atau tiba-tiba diam. Namun, kasih sayang semua orang memulihkannya. Kasih sayang Adam dan orang tua Adam, dan sahabat barunya, Farah memberikan kekuatan untuknya.
Ngomong-ngomong soal Farah, Clara tidak menyangka bisa menjadi sahabat baik orang tersebut. Di saat dia sedih, di situ ada Farah yang juga sama sedihnya karena kematian Mak Tiem. Seblak Mak Tiem adalah makanan kesukaan Farah. Kehilangan Mak Tiem membuat Farah begitu sedih. Sehingga mereka saling memberi dukungan yang secara perlahan membangun hubungan di antara mereka.
Lain lagi reaksi warga sekolah Clara saat mengetahui kabar kematian Mak Tiem. Kabar tersebut membuat satu sekolah gempar. Mereka semua tidak menyangka bahwa Mak Tiem akan pergi secepat itu. Mak Tiem menyisakan kenangan seblak bagi sekolah mereka. Seiring waktu rantai kematian di sekolah Clara juga berhenti. Tentu saja ada beberapa rumor bahwa Mak Tiem merupakan korban terakhir dari tumbal misterius sekolah tersebut. Rumor itu pun menghilang seiring waktu berganti rasa berduka yang mendalam untuk Clara dan Mak Tiem.
Sedangkan untuk Adam tidak ada yang begitu berbeda jauh dari hidupnya sekarang. Kehilangan sosok Nana, sahabat hantunya membuat dia sedih untuk beberapa waktu. Namun, dia tahu dibanding itu seharusnya dia bahagia. Nana sudah bebas dan tidak tersesat di dunia ini lagi. Walaupun terkadang dia rindu dengan celotehan dan kejahilan Nana.
“Kamu pasti udah ketemu orang tuamu kan, Nana. Bahagia di sana, ya, sampai ketemu lagi saat waktunya sudah tiba,” ucap Adam tersenyum melihat ke langit.
“Clara sama Adam pulang dulu ya mak.” Clara menyiramkan air ke tanah kuburan Mak Tiem.
“Kami pamit dulu, Mak jangan memikirkan Clara. Ada Adam yang terus jaga Clara.”
Sampai ketemu lagi Mak, Clara janji akan sukses di jalan yang benar sesulit apa pun. Clara melihat kuburan Mak Tiem sebelum akhirnya pergi dari pemakaman tersebut.
Semuanya telah usai, Clara dan Adam berhasil menghentikan pesugihan Mak Tiem. Mereka sama sekali tidak menyesal atas semua yang terjadi. Beberapa penyesalan memang ada atas setiap keputusan yang telah dibuat. Dan seiring waktu berjalan membentuk mereka menjadi ikhlas dan menerima segalanya untuk hidup lebih baik.

                           ( The end)

Seblak Mbah Tiem merupakan sebuah cerita kolaborasi dari tim A_Rumpun Aksara yang dikerjakan untuk challenge ekstrakurikuler battle arena dari SM Academy.

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca cerita ini.

In collaboration with:

1. AdamQuinxs

2. pixiageha

3. anggalexadra

4. divarvni_

5. Lailaftr_

6. Rendratta

7. Yulita_fatma

8. HayaLeeReal

9. kimbhiee

10. Ayira_02

11. xxvivii_

12. sunfowiee

Oh dan yaa buat temen-temen Rumpun Aksara yang udah bekerja sama sampai cerita ini bisa jadi. Love u guyss🥰💞

RUMPUN AKSARA!!!
HURA HURA HURA🔥🔥🔥

Terimakasih semua udah baca 😉

SEBLAK MAK TIEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang