11.

3K 361 8
                                    

Pagi hari, tepat sekolah masih belum begitu ramai Jeongwoo dengan langkah cepatnya menuju ke ruang OSIS. Tentu dengan maksud menyerahkan formulir pensi. Iya, dia sudah membulatkan keputusan.

Di tengah perjalanan, Jeongwoo tak sengaja berpapasan dengan Liz. Gadis dengan lesung pipi yang manis itu tanpa segan memberikan sapaan selamat pagi kepada Jeongwoo.

"Pagi, Woo!"

Dengan tenaga seadanya Jeongwoo membalas pelan, "Oh, pagi juga."

"Lo mau ke ruang OSIS, ya? Bareng dong!"

Jeongwoo hanya menganggukkan kepala pelan, kemudian dua pelajar itu berjalan beriringan di koridor sekolah yang masih sepi.

Selama perjalanan, Jeongwoo tak banyak bicara melainkan Liz lah yang berceloteh panjang. Dari awal ia pindah sekolah dan bagaimana ia merasa senang bisa dekat kembali dengan Haruto.

Sesekali Jeongwoo tersenyum kecil, menahan sesuatu dalam hati. Aneh tapi ia tak paham.

"Lo suka Haruto, ya?" Celetuk Jeongwoo asal tanpa berpikir dua kali membuat Liz diam dalam sekejap.

Tapi Jeongwoo dibuat bingung, sebab Liz justru tertawa padahal tidak ada yang lucu.

"Gue? Suka Haruto? Ya Tuhan!" Masih tertawa lebar, Liz justru kini memukul Jeongwoo asal membuat pemuda Park tersebut menjadi korban hantaman Liz.

"Gue enggak suka Haruto, jujur gue senang dekat dengan dia karena gue mau ajak kerja sama untuk katalog olshop gue. Dia cocok jadi model."

Jelas Liz membuat Jeongwoo terdiam dalam seketika-mampus! Malu enggak tuh? Salam paham selama ini.

Dalam seketika Jeongwoo kikuk, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal membuat Liz menatap dengan tatapan jahil.

"Ah kayanya gue paham, siapa yang di sini suka Haruto."

"Eh ngaco! Yakali! Gue kan musuh dia. Dahlah gue mau ke ruang OSIS."

Dipercepat langkah, Jeongwoo meninggalkan Liz. Masa bodo, Jeongwoo sudah tak peduli lagi. Di belakang, Liz tersenyum tipis.

"Dasar denial."

***

Sampai di ruang OSIS, Jeongwoo pun memasuki ruangan tersebut dengan perlahan. Di dalam, sudah ada Keumdong si ketua dan Yoon si sekertaris.

"Wis ikut juga akhirnya lo?"

"He'em." Berdeham sebagai jawaban, Jeongwoo langsung memberikan lembaran formulir yang sempat diberikan oleh Yoon.

Dua anggota OSIS tersebut membaca saksama isi yang ditulis oleh Jeongwoo, menyesuaikan dengan tema apakah cocok dengan penampilan yang Jeongwoo inginkan.

"Lo mau live vocal sendirian?"

Jeongwoo menganggukkan kepala pelan akan pertanyaan Keumdong. Lantas, pemuda itu meletakkan jarinya di dagu tanda berpikir serius.

"Masalah, live vocal udah diisi kelas dua belas Kak Yedam. Kalau duet, lo mau?"

Kali ini Jeongwoo yang terdiam, ia hanya takut mendapatkan pasangan yang tak sesuai keinginan.

"Eung----yaudah deh enggak apa-apa. Partnernya siapa tapi?"

"Belum ketemu sih, nanti gue kabarin lagi, ya?"

Ucap Keumdong membuat Jeongwoo izin pamit. Bersamaan dengan itu, baru saja ingin keluar ia berpapasan dengan Junghwan dan---Haruto.

Sempat tak percaya bahwasanya pemuda Watanabe tersebut akan menginjakkan kakinya ke ruang ini. Padahal dia anti banget, seolah ruang OSIS adalah neraka.

Tak ambil pusing, Jeongwoo yang tak ingin tertinggal kelas langsung saja keluar setelah menyapa Junghwan dan mengabaikan Haruto.

Haruto hanya berdecak sebal, namun tersirat dari tatapan bahwasanya ia mengajak Jeongwoo tuk kembali bersaing seperti dahulu kala.

Maka diberikan seringai tipis saat itu kepada pemuda Jepang tersebut, pun Jeongwoo mengucapkan pelan.

"Sampai bertemu kembali di hari acara, Haruto."

Rival - HAJEONGWOO.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang