4

362 34 8
                                    

Hari H pernikahan Wang Yibo dan Xiao Zhan pun tiba. Dengan setelan jas prussian blue yang dirinya dan Wang Yibo kenakan hari itu menjadi saksi dimulainya babak baru kehidupan mereka.

Mendaftarkan pernikahan ke kantor catatan sipil setempat, menjadi keputusan keduanya setelah sempat beradu argumen tentang bagaimana mereka berdua akan mengesahkan hubungan mereka. Pasalnya, kedua belah pihak atau lebih pada Xiao Zhan tidak ingin menyelenggarakan acara itu secara besar-besaran dan yang paling penting adalah bahwa pernikahan mereka sudah sah di mata hukum.

Setelah selesai menandatangani semua dokumen pernikahan, mereka pun kembali ke Kediaman Xiao. Selain karena kamar Wang Yibo di Kediaman Wang belum selesai di renovasi, juga karena keinginan Xiao Zhan yang belum bisa pergi dari rumah itu. Alasan yang sepertinya cukup untuknya agar tidak pergi dari rumah penuh kenangan milik Keluarga Xiao itu.

~~~

Suasana di kediaman Keluarga Xiao terlihat hangat. Mereka sedang menikmati kudapan dengan cangkir teh tersaji di hadapan mereka.

''Zhanzhan ... akhirnya kamu sudah sah menjadi menantuku, aku sangat menyayangimu sayang ... ah iya, bagaimana dengan berbulan madu, mama akan menyiapkannya, kapan kalian akan pergi? Ya Tuhan, suamiku lihatlah manantuku ... dia sangat manis, terima kasih sayang ... tolong bertahanlah untuk Yibo ... hmmm,'' ucap Nyonya Wang panjang lebar. Ada sedikit nada haru di sana. Sejak awal memang dirinya lah yang menginginkan Wang Yibo untuk segera menikah.

"Ma, biarkan mereka beristirahat dulu, kasihan mereka pasti lelah," ucap Tuan Wang.

"Benar Ma, lihatlah Zhanzhan, dia sepertinya sudah lelah ... ingat, bagaimana nanti dia akan mengurus anak nakal Mama, adik tersayang ku kalau dia kelelahan," ucap Haikuan sambil melirik Wang Yibo, ada senyum jahil di bibirnya. Sementara Wang Yibo tetap diam dan mempertahankan wajah dingin seperti biasa. Namun ada helaan napas darinya yang menarik atensi Xiao Zhan.

"Sepertinya Tuan Muda Wang Yibo lebih lelah dari saya, biar saya antar ke kamar dulu untuk istirahat," ucap Zhan sedikit canggung.

"Apa kamu bilang tadi, Zhan, tidak-tidak jangan memanggilnya tuan muda, dia suami mu sekarang. Panggil saja namanya, atau ... sayang mungkin ... benar, kan, suamiku sayang ...," pesan Nyonya Wang sambil mendekap manja lengan sang suami.

"Temani dia, kamu tidak perlu turun lagi, kami akan pulang, Zhan ... sekali lagi terima kasih sudah mau menerima putraku," setelah mengucapkan beberapa kalimat, Tuan Wang beserta keluarga pun beranjak. Mereka memutuskan untuk kembali ke kediamannya.

"Oh iya, Tuan dan Nyonya Lee aku titipkan putra dan menantuku, terima kasih," pamit Nyonya Wang.

"Tidak perlu sungkan, Nyonya, itu sudah mejadi tanggung jawabku sebagai keluarga satu-satunya Zhazhan, aku sangat menyayangi keponakanku itu ... apa pun yang terbaik untuknya pasti akan aku lakukan, benar, kan, suamiku ...," sahut bibi Zhan.

"Baiklah, kalau begitu mama dan papa pulang Zhan, sampai nanti sayang." Satu pelukan sayang Nyonya Wang berikan disusul Tuan Wang juga Haikuan dan Zhouceng kepada Xiao Zhan dan Wang Yibo.

"Mama menunggu kabar baik anak nakal," bisik Nyonya Wang pada sang putra, hal itu hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.

"Adikku sayang, aku harap kamu bisa bertahan ... dia terlalu manis untuk kau abaikan terlalu lama," bisikan Haikuan mendapat lirikan maut dari sang adik, tapi Wang Yibo berusaha terlihat tetap berwajah datar.

"Kami pulang, aku tunggu kalian ke rumah utama ... ah, aku masih ingin bersama mereka suamiku," pinta Nyonya Wang, tapi dirinya lebih dulu pergi dari sana dan masuk ke dalam mobil.

SOMETHING BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang