2

461 31 9
                                    

Sementara itu, di kediaman Keluarga Wang seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga. Wang Haikuan yang adalah putra sulung Keluarga Wang menginterogasi kedua orang tua serta adiknya yang belum sepat mengganti pakaian.

"Bagaimana?" tanyanya langsung dan langsung mendapat pukulan sayang dari sang istri.

Wang Haikuan, putra pertama keluarga Wang memang telah berkeluarga. Pasangannya bernama Wang Zoucheng, seorang pebisnis muda yang tak kalah sukses dari Haikuan yang juga sudah memiliki banyak perusahaan meski masih tetap dalam lingkup Wang Corp yang akan ayahnya wariskan pada si bungsu. Karena Haikuan sendiri yang menginginkannya.

"Hei bocah, bagaimana pasanganmu...? Apa dia manis...?" cecar Haikuan, yang tiba-tiba saja berubah menjadi sangat cerewet. Padahal dia termasuk manusia yang pendiam meski murah senyum, tidak seperti sang adik yang memang berwajah dingin sejak bayi. Sementara Zoucheng hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah pasangannya, terlampau hafal mungkin.

"Kau tau, Ge, dia manis ... senyumnya bahkan masih terbayang," ujar Wang Yibo, ada senyum simpul di bibirnya. Tidak begitu kentara, namun bagi anggota keluarganya itu hal biasa saat Wang Yibo merasa tertarik akan satu hal, meskipun juga sangat jarang, karena dia lebih sering hanya akan berwajah datar untuk menanggapi segala hal.

Tuan dan Nyonya Wang saling pandang kemudian saling melempar senyum. Awal yang bagus, begitu kira-kira yang ada dalam benak mereka.

"Lalu, apa kau akan seperti ini terus?" tanya sang kakak dengan wajah serius, "Bukankah dia manis, terlihat baik pula karena mau menerima pemuda lumpuh juga bisu sepertimu," lanjut Haikuan yang langsung mendapat lemparan sepatu dari Wang Yibo, "Kenapa melemparkan itu padaku? Apa ada yang salah dengan kalimatku?" lanjutnya kemudian mencoba berlindung di balik tubuh Zoucheng. Menjadikan pasangannya tameng dari amukan sang adik.

"Kau menyebalkan, Ge! Kau tahu, kan, aku baru mengenalnya malam ini ... belum tau besok," ucap Yibo yang sedang mengambil sepatunya.

"Benar juga, hati manusia siapa yang tahu ... tapi bukankah Jiyang sudah menyelidiki semuanya?" ucap sang kakak, membuat kedua orang tua mereka juga Zoucheng menoleh secara bersamaan menatap Wang Yibo.

"'Jadi ...," ucap mereka bersamaan.

"Bisa jelaskan anak nakal?" lanjut Tuan Wang.

"Jadi begini Pa,Ma, sebenarnya Yibo sudah lebih dulu menyelidiki tentang calon pasangannya ... tanpa sepengetahuan kalian," ucap Haikuan yang sebenarnya ide untuk menyelidiki Zhan adalah miliknya. Sementara Wang Yibo hanya mengiyakan saja. Tidak ada salahnya bukan menyelidiki calon pendamping hidup. Begitu pikir Wang Yibo kala itu. Maka dari itu, dia mengiyakan saja ide dari sang kakak.

"Lalu, apa yang kalian dapatkan hmmm?" tanya Nyonya Wang kemudian.

"Sangat sulit, dia seperti dinding berlapis ... yang didapat hanya apa yang kalian katakan, semua sama. Tentang kedua orang tuanya juga keluarga paman dan bibinya yang, ya ... lumayan serakah," jawab Wang Yibo.

"Jadi, apa kamu masih mau melanjutkannya?" tanya sang ayah.

"Tentu!" tegas Yibo.

"Mereka memang serasi," ucap Zoucheng tiba-tiba saat dirinya melihat foto Xiao Zhan dan Wang Yibo yang mertuanya ambil sebelum mereka pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOMETHING BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang