Brak! Brak! Brak!
Terdengar suara gebrakan di pintu kamar Sean. Siapa lagi kalau bukan Yang Zi pelakunya. Beberapa kali dia menggedor pintu kamar itu, namun tidak ada tanda-tanda dari sang empunya kamar untuk beranjak dari balik selimut.
Sean sudah membuka matanya dan akan beranjak begitu mendengar suara gedoran di pintu kamarnya, namun Yibo malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Biarkan saja," gumam Yibo yang masih memejamkan mata.
"Tapi Yi ...."
"Baiklah, aku yang akan membukanya ...." Yibo pun beranjak, "Mengganggu saja," gumamnya sambil berjalan ke arah pintu, sementara Sean menatap tidak percaya, karena Yibo hanya memakai celana piyamanya tanpa baju.
"Yi ... tunggu!" Sean seketika berlari kemudian menyampirkan atasan piyama milik sang kekasih. "Kau yakin akan menemuinya tanpa kursi roda?" tanya Sean yang berpikir kalau pasangannya mungkin lupa dan akan langsung membukakan pintu.
"Tidak, aku akan memberi sedikit kejutan untuk bibi mertua," ungkap Yibo senyuman jahil tersemat di bibirnya.
"Astaga, terserah kau saja, aku akan mandi, ada mata kuliah pagi ...," ucap Sean kemudian masuk ke dalam kamar mandi, tak lupa satu kecupan selamat pagi dia daratkan di bibir Wang Yibo.
"Sudah mulai berani hmmm ...," ledek Yibo, meski suara pintu masih saja memekakkan telinga, tapi kedua orang itu malah asik bercanda di dalam kamar. Sean masuk ke kamar mandi lalu mendorong Yibo sambil menunjuk pintu kamar mereka. Yibo pun pasrah membiarkan prianya mandi sendiri, akhirnya dia berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
"Berisik sekali," ucap Yibo sambil menguap saat pintu kamar sudah ia buka. Yang Zi terkejut melihat pemuda di hadapannya. "Ada apa Bibi pagi-pagi sudah mengganggu kami?" tanya Yibo malas.
"Kau ... ka-kau?" gagap Yang Zi masih tak percaya dengan apa yang matanya lihat.
"Ya, aku?" sambil menunjuk dirinya Yibo mencoba membantu Yang Zi untuk melanjutkan kalimatnya.
"Wang Yi-Yibo?" Yang Zi masih saja tergagap. "Bagaimana mungkin, kau kan---"
"Lumpuh, cacat ...," ejek Yibo, melihat wajah Yang Zi, dia merasa sedikit terhibur. "Ya, ini aku ... Wang Yibo putra kedua keluarga Wang, suami keponakanmu, eh bukan ... suami Sean Xiao putra angkat keluarga Xiao, iya ini aku ... ada masalah, Nyonya?" cecar Yibo membuat Yang Zi merasa tak habis pikir, jadi selama ini dia dibohongi, bagaimana bisa ... pikir Yang Zi.
"Hah ... jadi kau juga sudah tahu, kalau orang yang kau nikahi bukanlah Xiao Zhan keponakan ku? Dan kau menerimanya, bodoh ... cih!" ucap Yang Zi remeh.
"Tentu saja aku menerimanya, dia pantas untuk itu," ungkap Yibo. "Lalu ... untuk uang 200 ribu yuan yang kau inginkan itu, jangan harap aku akan memberikannya ...," lanjutnya.
Yang Zi langsung terbelalak, dia terkejut mendengar ucapan Wang Yibo. Dia pun tersenyum remeh.
"Kalau begitu, aku akan mengusir kalian dari rumahku, angkat kaki kalian dari sini ...," ucap Yang Zi, entah mau dibilang bodoh atau mungkin tolol, Yang Zi lupa kalau Yibo adalah putra keluarga Wang, angkat kaki dari rumah itu tidak jadi masalah besar untuk dirinya. "Bawa juga bocah sialan itu, aku sudah muak dengannya," lanjut Yang Zi.
"Apa kau tidak salah bicara, Nyonya ... ini sepenuhnya adalah hak milik Sean, bukankah setelah Tuan dan Nyonya Xiao meninggal, mereka meninggalkan seluruh harta warisannya untuk Sean karena Xiao Zhan putra kandung mereka sudah lebih dulu meninggal dunia, Anda tidak lupa itu kan, jadi yang harus angkat kaki dari sini adalah Anda juga keluarga Anda bukan Sean dan saya," ungkap Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING BEHIND
FanfictionMembaca surat wasiat dari sang ayah, membuat Zhan harus menerima pernikahan dengan pria berkursi roda. Putra dari sahabat sang ayah. Sedangkan Wang Yibo hanya bisa diam menerima perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka. Setelah pernikahan...