Three

759 85 9
                                    

Shikamaru tau bahwa sebentar lagi ujian chunin tahap kedua akan segera dimulai, meski memiliki semangat juang nol namun setidaknya dia harus berlatih kan?  Itu dia lakukan agar bisa menikmati kencan yang romatis bersama bantal kesayangannya.

"Aku berharap terlahir kembali menjadi batu, mendoukse" gerutu Shikamaru setelah Asuma pamit

Dari beberapa waktu yang lalu, dalam rangka mempertajam kemampuan menyusun strategi, Asuma melatih Shikamaru melalui permainan Shogi, selain latihan itu cocok untuk sifat pemalas Shikamaru, permainan Shogi adalah favorit dari pemuda Nara itu

"Jika kau mempunyai seseorang yang membuatmu tertarik, coba ajak dia memainkan permainan kesukaanmu dan lihat seberapa cocok sosok itu untukmu"

Wejangan Asuma yang sebenarnya hanya untuk mencairkan suasana malah terngiang ngiang di benak Shikamaru, "ck tidak mungkin ada orang yang menyukai Shogi selain aku, pemuda dengan jiwa kakek kakek" gerutu Shikamaru mengutip perkataan Ino yang selalu memarahinya karena kurang semangat Bagai kakek kakek tua

"Ma... Mencari udara segar dan tidur sebentar sepertinya ide bagus"monolog Shikamaru lalu berjalan menuju spot favoritnya, tidak lupa membeli beberapa kudapan karena sepertinya dia akan bermalas malasan seharian disana.

Baru saja Shikamaru berniat naik ke dahan pohon kesayangannya, langkahnya terhenti karena melihat seseorang berambut panjang tengah diam di pinggir danau tempat Shikamaru pernah tercebur

"Bukankah itu Neji? Apa yang dia lakukan disini?"batin Shikamaru

Dengan perlahan Shikamaru berjalan menuju Neji orang yang sepertinya membenci Shikamaru setengah mati

"Ada apa?"tanya Neji membuat Shikamaru tersenyum kecil

"Kepekaan klan Hyuuga memang luar biasa ya" Shikamaru duduk di samping Neji yang sudah menatapnya nyalang

"Ma...jangan menatapku seperti itu, taruhan itu hanya berlaku saat ujian Chunin" mendengar itu Neji hanya diam lalu berdiri dan bersiap pergi dari sana

"Apapun masalahmu, aku yakin semua akan baik baik saja, jikalau pun tidak baik baik saja, aku berjanji akan selalu mendukung dan membantumu, karena kita adalah teman, bukan?" Neji hanya melirik Shikamaru sebentar lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi darisana, entah apa yang dipikirkan sekarang.

"Seharusnya aku tidak mengikuti kata kata bodoh Naruto, memalukan"Shikamaru berbaring di rerumputan sekitar danau, dengan perlahan dia mengusap bibirnya sendiri dan jatuh terlelap di tengah teriknya matahari, sungguh gila,manusia itu bahkan tidak mau repot repot mencari tempat teduh

Ditengah tidurnya Shikamaru merasakan tetesan membasahi wajahnya, dengan malas ia membuka matanya,namun tidak berselang lama karena wajah Neji langsung memenuhi netranya

"Apa ini mimpi?"tanya Shikamaru lirih membuat Neji yang duduk disampingnya sambil membawa sebuah payung untuk menghalangi sinar matahari kembali berdecak kesal

"Dasar bodoh"hardik Neji, sedang Shikamaru bodo amat toh berkat Neji yang rela memayunginya meski entah dari kapan, tidur Shikamaru menjadi sangat nyenyak, meski begitu hati kecil Shikamaru merasa tidak enak juga, karena  sekarang muka Neji super merah akibat terlalu lama terpapar panas dan jangan lupakan keringat yang mengucur itu, berapa lama dia memayungi Shikamaru?

"Aku bodoh hanya di depanmu"ucapan santai itu diiringi angin sore yang lumayan dingin, Neji memalingkan mukanya membuat Shikamaru mengambil posisi duduk

"Besok hari adalah ujian chunin sebaiknya segeralah pulang" ucapan Neji yang tidak ketus cukup membuat Shikamaru terperangah, ternyata seorang Neji bisa perhatian juga ya

"Meskipun ini merepotkan namun aku harap kau jangan terbebani dengan masalahmu itu, karena jika kau tertekan, aku akan dengan mudah memenangkan taruhan ini"mendengar itu Neji yang sudah mulai bersikap biasa kembali ke mode ketusnya

"Ternyata benar, berbincang dengan orang bodoh tidak ada gunanya" Neji dengan perasaan kesal karena bisa bisanya dia tadi sedikit luluh dengan pemuda Nara yang pemalas itu, sungguh memalukan

Dengan segera Neji berdiri dan beranjak dari sana namun ada yang aneh, tubuhnya tidak mau bergerak sama sekali

"Kagemane no jutsu sukses" suara itu membuat Neji paham, pemuda Nara itu menggunakan jurusnya untuk menghentikan langkahnya

Dari belakang Shikamaru berjalan menuju Neji, lalu membuat Neji juga berjalan ke arahnya, "tidak perlu berterima kasih, karena aku akan mengambil ucapan terima kasih itu sendiri"

Dengan santainya Shikamaru mendaratkan Satu kecupan di pipi Neji, lalu tersenyum dihadapan wajah Neji yang masih kaku karena jutsunya, "sepertinya besok aku akan lulus dan kuharap kau juga"

Shikamaru melepaskan jutsunya dan pergi dari sana, sedang Neji hanya diam disana menatap matahari yang terbenam, "semuanya terasa lebih ringan, terima kasih"

.

.

.

Ujian chunin tahap dua akan dimulai, kali ini hutan kematian adalah tempat yang terpilih sebagai arenanya, karena tahap kali ini akan lumayan berat Shikamaru pun mulai memutar otak untuk membuat strategi, "kau sedikit tegang, ada yang mengganggu pikiranmu?"tanya Ino pengertian sedangkan Shikamaru hanya menggelengkan kepalanya

"Meski merepotkan tapi ku sedang berpikir untuk ujian kali ini"

Chouji dengan Snack kentang kesayangannya duduk disamping Shikamaru, "tidak perlu khawatir, kami akan selalu percaya dengan apapun rencanamu" Shikamaru mendengar itu hanya bisa tersenyum, Chouji sangat hebat dia adalah pembawa hawa positif yang mujarab

Putaran kedua dari ujian chunin kali ini dilaksanakan di hutan kematian, mungkin misi kali ini adalah menguji seberapa mampu mereka menjalankan misi sebagai Chunin, lebih spesifiknya misi melindungi gulungan dan mengambil gulungan rahasia dari lawan, setidaknya itu yang Shikamaru dapat dari analisisnya

Dan benar saja, seorang jounin aneh yang menjilat darah Naruto mengatakan persis seperti apa yang Shikamaru simpulkan, dengan begini tim Shikamaru akan melewati ini dengan mudah sebab perencanaannya sangat tepat sasaran

"Tidak perlu khawatir meskipun matamu, kakimu atau bahkan tanganmu terlepas itu akan baik baik saja karena medis terbaik Konoha sudah sangat siap untuk merawat mu jadi pastikan bertarunglah dengan segenap hatimu" Anko jounin maniak itu bersuara untuk menakut nakuti peserta, rencana dalam menggagalkan mereka

"Kau tidak menyiapkan apapun?"tanya Chouji kepada Shikamaru yang masih asik melempar lempar batu sambil berpikir

"Terlalu menyusahkan"komentar Shikamaru lalu berjalan menjauh dari sana karena pertandingan akan dimulai dan masing masing tim di perbolehkan memilih darimana mereka akan memasuki hutan itu

1

2

3

Beberapa kelompok langsung masuk kedalam sana namun naas berapa hewan yang mengerikan menghentikan langkah mereka, ada juga yang terkena jebakan, para peserta yang tadinya menganggap ini mudah langsung keringat dingin, "ternyata lebih merepotkan daripada yang kukira" gerutu Shikamaru lalu menyusul kedua temannya yang sudah melesat melewati rute tersepi untuk mencegah pertarungan tidak perlu

"Anggap saja Shikamaru memakai formasi bunglon untuk kali ini, bukan karena Shikamaru dan timnya takut tapi mengambil resiko besar untuk sebuah taruhan tidakklah bijak" begitu pikir si rambut nanas rival dadakan seorang Neji Hyuuga

Taruhan (Shikaneji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang