"cabut kemana lu tadi?" tanya Baylor pada Zafran yang tengah mengatur nafasnya. Keenam pemuda itu baru saja selesai berlatih Basket karena mereka memiliki jadwal pertandingan satu bulan lagi. Turnamen antar sekolah se DKI Jakarta
"lab" balas Zafran kemudian mengambil air mineral yang masih dalam kondisi dingin di dalam suatu box yang berisi es batu
"lab? Ngapain jap?" tanya Cashel penasaran
"ketemu guru killer, trus masuk lab" jawab Zafran yang sekarang shirtless karena baju basketnya yang basah oleh keringat
"kepo banget" ucap seseorang yang tengah duduk dengan mata terpejam
"mulut lo ga ramah banget sumpah" ujar Zayden yang sedari tadi hanya diam
"gua balik" balas Zafran yang sudah mengenakan hoodie hitamnya dan celana pendek dengan sendal selop yang biasa ia pakai setelah latihan
Saat sedang berjalan santai menuju parkiran motor tak sengaja netranya melihat sosok gadis yang ia kenali. Tanpa berfikir Panjang ia menghampiri gadis tersebut
"ngapain lo" tanya Zafran pada Jodax yang tengah berdiri diam di dekat pos satpam
"ngerjain tugas di perpus, ngapa emangnya?" tanya Jodax balik pada Zafran yang seperti mencurigainya
"gapapa, tumben anak kaya lo ke perpus" ujar Zafran kemudian segera kembali ke motornya dan melaju begitu saja
"sabar aja sabar. Kalo bukan temen gua, udah gua gedig kepalanya dari kemaren" gumam Jodax sembari mengelus dadanya
Tak lama kemudian lima motor terlihat ingin melewati gerbang sekolah namun berhenti karena melihat gadis tinggi dengan rambut hitam panjang yang hanya terdiam di dekat pos satpam
"lah lo ngapain masih disini kak?" tanya Zanvar yang posisinya dekat dengan tempat Jodax berdiri
"habis nugas tadi di perpus. Masih nunggu jemputan tapi udah 20 menit gua nunggu ga di jemput-jemput" ujar Jodax sembari melihat jam tangan yang ia kenakan. Jam menunjukkan pukul 17.35. baterai handphonenya habis karena Ia mengerjakan tugasnya sembari mendengarkan musik yang terus bermain dari hanphonenya dan juga earphone yang selalu ia bawa kemanapun
"lu mau gua anterin?" tanya Zanvar yang mematikan mesin motornya untuk mendengar jelas suara Jodax
"emang gapapa? Bo-" ucapan Jodax terpotong oleh seseorang yang bersuara
"balik bareng gua" ujar Baylor yang sendari tadi hanya terdiam melihat percakapan antara Zanvar dan juga Jodax
"ga ngerepotin lu kan?" tanya Jodax sembari melihat kearah Baylor yang berada di belakang motor Zanvar
"ngga, buruan naik udah mau ujan" balas Baylor sembari menurunkan footstep untuk Jodax menggunakan tangan
"yaudah kita duluan ya. Lo jangan apa-apain anak orang Bay" ujar Cashel yang melihat Jodax tengah mencoba naik ke jok belakang motor Baylor
"iya elah rewel" balas Baylor kemudian melaju dengan arah yang berlawanan dari perginya teman-temannya
"tumben lu baik mau nganterin gua Bay" tanya Jodax sembari memegang ujung jaket yang dikenakan oleh Baylor
"ya gapapa sih itung-itung amal kan sekali-kali nganterin anak ilang" ujar Baylor dengan kekehannya
Keduanya melaju dengan di selingi candaan ringan selama di perjalanan. Setelah 15 menit perjalanan pun keduanya sampai di depan rumah minimalis bergaya modern dengan sebagian warna tembok berwarna putih dan coklat
Jodax turun dari motor Baylor, tanpa sengaja pandangan Baylor teralihkan pada motor besar dengan jenis yang sama dengan motor yang ia gunakan yaitu ZX-25R dengan dominan warna motor berwarna hitam dan warna ungu di beberapa part motor tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
Obstinación || On Going
Teen Fiction"Speeding yok" ajak seorang gadis dengan senyuman manisnya "Kalo kecelakaan trus mati?" tanya pemuda dengan hoodie putihnya "Ya mati bareng lah gitu aja repot" ujar si gadis dengan santai ───────────────────── Kisah seorang pemimpin sebuah geng mo...