23

5.8K 669 53
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Waktu belum menunjukkan saatnya istirahat, tapi kelima anak adam ini, sudah berada di kantin sejak bell masuk sekolah. Entah sebenarnya mereka itu berangkat sekolah niat menimba ilmu atau menimba makanan.

Dengan makanan ala kantin Indonesia, meja yang semulanya kosong kini terisi dengan berbagai makanan, ada siomay, bakso bakar, cilok edoy, dan ada banyak lagi.

"Kemaren ngakak banget, pas grebek Edgar yang mau enak-enakan sama neng Savira. Tapi gagal" ucap Darpati, dan di akhirat dengan suara tawa yang menggeleng.

Ke tiga sahabat Edgar itu pun ikut tertawa, mendengar ucapan Darpati yang mengingatkan mereka, oleh acara penggerebekan kemarin di apartemen Edgar.

Sedang kan yang di bicarakan menatap sinis mereka, tapi kalau di lihat lebih jelas. Ujung telinga laki-laki itu sedikit merah karena malu.

"Iya, udah mau cup. Malah gagal gara-gara lo bangke" sahut Enzi, dengan memukul lengan Darpati yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Ya salah mereka, mau nganu kok di karpet ruang tamu. Mana gua tau kalo mereka lagi gituan, Hahahaha." ucapan Darpati yang sedikit ambigur, membuat Edgar semakin malu tapi juga kesal secara bersamaan. Bagaimana tidak kesal, dirinya yang akan berciuman. Tinggal menampel saja, malah di ganggu oleh pasukan monyet liar.

"Sialan, kagak usah di bahas lagi" ucap Edgar sedikit malu, yang membuat para sahabatnya gencar menggoda dia.

"Ulu ulu ulu, babawang Edgar malu nihh" Mega pun ikut-ikutan menggoda Edgar, ini adalah kesempatan mereka untuk menggoda Edgar sampai puas. Pasalnya mereka susah sekali mencari bahan godaan untuk Edgar, dan ini kesempatan untuk membalasnya.

"Jangan gitu dong bwang, kan aku jadi malu" Rangga pun tak ingin kalah menggoda Edgar, dengan bergelayuh manja di lengan Edgar yang kekar.

"Jijik anjing" sentak Edgar, dan menghempas tangan Rangga yang sedang menempel dengan dirinya.

Mereka yang melihat itu pun tertawa terpingkal-pingkal, sampai tawa mereka memenuhi  seluruh penjuru kanti sekolah.

"Tapi nih ya, sebenernya Savira kok bisa di apartemen lo malem-malem? Atau jangan-jangan, lo emang mau nganu, sama neng Sapira." tuduh Darpati, yang membuat seketika badan Edgar menjadi kaku sejenak, dan langsung merubah seperti biasa.

"Hooh. Dan juga, apa hubungan sebenarnya lo sama Savira? Soalnya lo kan anti banget sama yang namanya betina, trus tiba-tiba dulu lo berangkat sekolah sama Savira, yang sebenarnya dia juga betina." terang Rangga, yang membuat ke tiga sahabat Edgar itu mengangguk serepak. Dan langsung memajukan wajah mereka ke wajah Edgar, seolah meminta penjelasan.

Dan sialnya, Edgar saja tidak tau dia harus menjelaskan kepada mereka seperti apa. Mana mungkin dirinya bilang, bahwa Savira adalah kucing yang dirinya pungut dan mereka lihat saat di apartemen tempo lalu.

"Gua pun kagak tau, siapa Savira. Tapi yang penting di itu dunia Baru gua, sekarang." ucap Edgar dengan senyum tipis sambil menatap mereka. Mereka yang di sana pun langsung terdiam kaku seolah telah menemukan hal baru dari diri Edgar.

Sebegitu berartinya kah Savira di hidup Edgar, sampai Edgar sendiri menyebut Savira adalah dunianya.

"Trus lo ketemu Savira itu dimana?" ucap Mega, memecah ke heningan sesat tadi.

White Cat!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang