4.

79 15 4
                                    

"aku hanya berusaha melindungi mu"
-Lee Jeno-

***

Giselle menguap, pelajaran sejarah
memang tidak pernah ada habisnya, sungguh ia benar-benar bosan, Giselle
berharap ini cepat selesai, ia berkali-kali mengecek jam di ponselnya

"Baik anak-anak sampai sini saja materi yang bapak berikan, bapak harap kalian bisa belajar banyak dari sejarah, apapun yang terjadi semua telah terjadi dan tidak akan pernah bisa di ubah, yang perlu kita lakukan adalah saatnya menata masa depan agar menjadi lebih baik" Pak Kyung Won tersenyum lalu keluar kelas

Giselle menghela lega, sejak tadi dirinya suntuk sekali

"Giselle"

Giselle tidak menoleh, ia sibuk memindahkan daftar lagu apa selanjutnya yang ingin ia putar

"Giselle"

Lee Jeno menghela nafas, ia menangkup kedua pipi Giselle agar menatap dirinya

Giselle berdecak sebal, sungguh ia sedang bad mood saat ini jangan di ganggu

Lee Jeno tersenyum, ia mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya

Giselle mengerutkan keningnya karena Lee Jeno menyodorkan kotak kecil

Dia tidak melamar kan?

"Ini sebagai ungkapan maaf aku" katanya sembari menarik tangan Giselle lalu menaruh kotak itu karena Giselle hanya terdiam

Giselle penasaran, ia membuka kotak itu
"Earphone" gumamnya, ia menatap Lee Jeno dengan dahi mengkerut

Melihat wajah bingung Giselle, Lee Jeno tersenyum "iya, itu untuk kamu, maaf kemarin aku gunting headset kamu"

Giselle mengangguk, ia segera menyambungkan earphone berwarna hitam itu ke ponselnya sambil memutar musik

Giselle tersenyum kecil

"Kamu suka?" Jeno mengusap lembut kepala Giselle, gadis itu mengangguk

***

"Eh kalian berdua, Lee Jeno dan Giselle" seorang guru guru berusia sekitar 34 tahun memanggil dua orang yang sedang duduk-duduk di bawah pohon

"Iya bu ada apa ya" Lee Jeno menyahut, mereka berdua membungkuk sopan

"Tolong bantu ibu, kalian bisa kan"

"Bantu apa ya bu?" Lee Jeno berujar sopan

Guru muda itu menghela nafas sebentar, ia duduk di sisa bangku yang ada di samping Giselle "habis ini kalian ga belajar kan?"

Giselle mengangguk "iya buk kita jam kosong"

"Huft...." Guru muda itu mengelus perutnya "Tolong beliin ibu susu ya di supermarket"

Giselle mengerutkan keningnya "su-susu...."

"Iya, susu" sang guru menghela nafas panjang "ibu tadi mau beli tapi lupa, sekarang ibu lagi capek banget" ia kemudian menatap wajah Giselle "kamu mau kan bantuin ibu?"

Giselle tersenyum canggung

"Iya buk, ga papa kok, nanti saya sama Giselle bantuin ibu" Jeno berujar karena Giselle tak kunjung menjawab

"Beneran kalian mau bantuin" Guru itu tersenyum

"Iya bu" Jeno tersenyum, ia kemudian menepuk bahu Giselle "iya kan Giselle?"

Giselle mengangguk "i-iya bu"

"Yaudah beliin Sekarang ya nak" Guru itu mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Jeno

Takdir cinta tak indahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang