7

368 48 39
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Saat ada yang membully isamu

Aku sedang membaca buku pelajaran dengan tenang lalu pintu kamarku terbuka ternyata itu atsumu dan osamu.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Bantu mengerjakan tugas kimia."  Ucap Atsumu.

"Tugas fisika ku membuat pusing." Ucap Osamu.

"Nilainya merah lagi?" Tanyaku.

"Iya!" Pekik Atsumu dan osamu.

"Ya sudah aku bantu." Ucapku.

Aku membantu memberitahu rumus yang benar kepada atsumu dan osamu namun sepertinya sedikit sulit karena.

"Ini bagaimana sih dek?" Tanya Atsumu.

"Ini kok bisa begini dek?" Tanya Osamu.

"Pakai rumus yang sudah kukasih tahu." Ucapku.

"Kalau salah terus adek pukul ya." Ucapku.

"Eh jangan." Ucap Atsumu.

Osamu mengerjakan tugas dengan tenang sementara atsumu malah berisik sekali namun aku hanya melihat saja.

"Jawabannya salah niichan." Ucapku.

"Rumusnya gini kan?" Tanya Osamu.

"Salah yang benar begini." Ucapku.

Aku memberitahu osamu rumus yang benar sementara atsumu malah bermain-main jadi aku melempar bantal ke wajah atsumu.

"Kerjakan soalnya!" Pekikku.

"Iya iya." Ucap Atsumu.

Aku melihat saja dan memukul kepala atsumu karena selalu salah menjawab soal sementara osamu malah tertawa akan hal itu.

"Sudah." Ucap Atsumu dan osamu.

Aku memeriksanya dan mengganggukkan kepalaku lalu atsumu dan osamu memelukku sangat erat.

✔️ Miya Triples (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang