#13.

60 13 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Udara malam yang begitu sejuk, bersamaan dengan pemuda itu yang masih di luar, terus berlari dengan tergesa-gesa menuju suatu tempat. Nafas nya yang memburu menandakan kecepatan lari kian melambat ketika melihat tempat persegi panjang kaca didepannya.

 Nafas nya yang memburu menandakan kecepatan lari kian melambat ketika melihat tempat persegi panjang kaca didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telepon umum

Ia dengan cekatan membuka pintu kaca itu, memasukan secarik koin, lalu mengetik sebuah nomor di sana. Ketukan sepatu memecahkan kesunyian, sembari menunggu dengan tidak sabaran, menunggu telpon diseberang sana terhubung.

"Gue harap Yeojin baik-baik aja." Lirih nya gelisah.

Tak lama kemudian, telpon pun tersambung.

"Siapa?"

"Alhamdulillah." Pemuda ini tersenyum senang, kembali menegakkan badan nya.

" Pemuda ini tersenyum senang, kembali menegakkan badan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeojin ini gue, Jisung."

"Hah? O-oh kak Jisung. Kakak baik kan?"

"Harus nya gue yang tanya, lu gimana?"

"Aku? Gapapa kok."

"Really? Si Peter kaga nyakitin lu kan?" Jisung mengernyit, memicingkan mata nya, ia begitu kesal dengan perilaku kakak dari Yeojin.

 [1] Another Me HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang