Manik Kharismatik

89 24 5
                                    

...Kembali Ke Masa Kini...

Theo yang memperhatikan wanita itu sedari tadi, hampir saja lupa dengan sekretaris nya leona yang dari tadi membacakan dokumen penting mengenai perwakilan berikutnya yang akan melakukan presentasi setelah jam istirahat selesai. Tatapan theo ke wanita yang mengenakan kemeja putih dan rok hitam span di atas lutut itu di alihkan ke wajah si sekretaris, tanpa theo mengerti apa yang sedari tadi leona bicarakan.

Hal ini tidak biasa bagi nya, karena secuek atau setidak perhatian gimana pun, theo masih bisa mendengarkan apa yang di bicarakan oleh orang - orang di sekitarnya. Entah kenapa, tadi dunia nya seperti terhenti, seakan semua suara dan lingkungan nya tadi membeku. Bahkan setelah kini ia kembali memperhatikan leona, ia seperti masih dalam keadaan setengah sadar.

Ia tahu, ia dengar leona sedari tadi bicara, pandangan nya pun jelas. Tapi... Otak nya kini seperti berusaha mengisi kembali yang tadi sempat kosong. Ia pun bingung di tengah kemelut pikiran nya sendiri.

"GILA..! Gue kenapa?"

"Lea ngomong apaan sih?"

"Ah sial lah, gara - gara lihat tuh cewek, gue jadi hilang fokus gini kan."

Theo kecewa pada diri nya sendiri tapi juga jadi kesal sama wanita tadi.

Saat theo berusaha menyadarkan kembali diri nya dan fokus total ke sekretaris nya, saat itu juga suara lembut melewati pendengaran nya dan kini kembali meracuni pikiran nya yang hampir saja kembali normal.

"Maaf pak, permisi..."

Sapa dita ramah kepada pria yang sedang berhadapan dengan sekretaris nya itu. Pria itu segera menoleh ke sumber suara dan mata nya seakan seperti berbicara.

"Apa yang sedang kau lakukan? Kau mengaggu ku saja."

Namun kalimat itu tidak keluar dari mulut nya, ia hanya memperhatikan gerakkan dita yang meletakkan cemilan theo yang terdiri dari kopi americano dan croissant tepat di depan nya. Mata itu bagaikan anak panah yang siap melesat, hanya perlu waktu yang pas untuk melepaskan panah tersebut ke sasaran nya.

Sayang nya, dita tidak sempat melihat theo karena terlalu segan untuk sekedar melirik sebagai permintaan ijin untuk meletakkan hidangan tadi. Padahal theo sedang memperhatikan manik indah milik dita yang berwarna hitam pekat, seperti onyx. Dita yang tidak terbiasa dengan situasi itu hanya bisa menunduk dan bersikap sopan sebisa mungkin. Leona yang menyadari keadaan bos nya pun sengaja berdehem.

EHEM... Hemm...

"Maaf pak, apakah Tuan Andreas boleh melakukan presentasi mengenai hal yang tadi?"

Tanya lea menyela sembari  menyodorkan kembali berkas yang ia bacakan tadi ke depan wajah theo.  Dapat perlakuan tiba - tiba dari sekretaris nya itu, theo pun menatap leona kesal, namun ia tidak bisa marah dengan sikap leona karena mereka adalah teman semasa kecil. Jadi theo sudah terbiasa dengan leona yang usia memang lebih tua dari nya bersikap agak tegas dan bawel.

Theo hanya bisa mendengus dan melihat lagi berkas itu, kini ia benar - benar fokus karena jam istirahat nya hanya sebentar, mengingat para peserta rapat yang lain mulai menyantap hidangan di saat theo sedang membaca berkas. Dita yang sudah selesai dengan tugas nya pun segera keluar dari ruangan bersama maidbotic di dampingi asisten tadi.

Di luar ruangan rapat...

Perasaan dita sangat lega karena sudah menyelesaikan tugas dadakan hari ini. Selama perjalanan ke pantry tidak ada pembicaraan apa pun dengan asisten itu, sama seperti biasanya, setelah tiba di pantry si asisten memberikan tip karena dita bersedia membantu nya tadi.

Senja Dan Salju (twilight and snow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang