SMF || BAB. 01

230 16 0
                                    

"Ada apa Yoongi? Kenapa kau berteriak?" Ucap seorang pria di ambang pintu yang ikut panik saat mendengar teriakan Yoongi.

Bukannya menjawab, Yoongi malah menatap pria itu dalam dalam. Ia harus memastikan bahwa pria itu benar kakaknya. Dan ia tidak kemana-mana.

"Apa kau bermimpi buruk eoh?" Tanya pria itu lagi karena melihat lawan bicaranya yang tetap diam.

Pria itu mendekat ke ranjang tempat Yoongi tidur lalu mengusap bahunya pelan.

"Semua baik-baik saja kan?" Tanyanya lagi.

"Hyung, kau baru pulang?" Bukannya menjawab pertanyaan, Yoongi malah menanyakan hal lain.

"Iya, pasien hari ini cukup banyak. Hyung lelah, saat hyung masuk kamar tiba-tiba kau berteriak memanggilku. Ada apa Yoongi-ah?" Pria itu duduk tepat di sebelah Yoongi. Bertanya dengan nada lembut padanya.

Yoongi menghembuskan napasnya gusar. Ia benci ini, dia benci mimpi itu. Kenapa mimpi itu harus datang lagi? Yoongi sangat membencinya. Benci saat dia harus mengingat bagaimana perlakuan semesta padanya yang saat itu belum mengerti apapun. Dia benci mengingat dimana hidupnya mulai hancur. Itu sama saja membuka luka lama yang bahkan sampai sekarang masih sangat menyakitkan jika diingat.

"Aku membencinya, hyung." Ucap Yoongi yang langsung membuat Seokjin paham.

Ya, pria itu adalah Seokjin. Kakak Yoongi satu-satunya.

"Mimpi itu datang lagi, ya?" Tanya Seokjin hati-hati. Yoongi mengangguk.

Kali ini Seokjin yang menghembuskan napasnya lelah.

"Tidak usah dipikirkan, kembalilah tidur. Kau baru bisa tidur awal beberapa hari ini setelah hyung memarahimu kan?"

"Justru aku tidak pernah tidur tenang. Mimpi itu beberapa hari ini datang terus hyung, itu menggangguku." Kesal Yoongi.

Seokjin mengusap kepala adiknya lembut.

"Lupakan itu. Kau hanya akan terus menyakiti dirimu sendiri. Relakan saja Yoongi-ah semua akan baik-baik saja, bukankah hyung selalu berjanji padamu?"

"Hyung sendiri? Apa hyung sudah rela?"

Sial. Seokjin lupa dia sedang bicara dengan siapa.

"Lalu apa yang harus hyung lakukan selain melupakannya? Relakan, Yoongi. Jika tidak itu akan terus mengganggumu, dan mimpi itu akan datang lagi."

Yoongi mengangguk pasrah. Ia meletakkan kepalanya pada paha Seokjin tiba-tiba.

"Apa ini? Tumben sekali?" Heran Seokjin karena tak biasanya Yoongi melakukan hal tersebut.

"Sstt diamlah hyung. Aku masih mengantuk."

"Ya! Kau pikir hyung mu ini tidak lelah dan mengantuk? Tidur yang benar! Hyung juga akan pergi tidur."

Bukannya mengikuti perkataan Seokjin, Yoongi malah memejamkan matanya.

"Kau tau hyung? Aku merindukanmu." Ucap Yoongi membuat Seokjin terkejut.

"Eoh? Kau sedang tidak sakit kan? Kenapa mendadak kau manja sekali. Ku kira kau sudah jadi pria dewasa yang tidak butuh perhatianku." Ucap Seokjin lalu terkekeh.

"Kau ini cerewet sekali, hyung." Timpal Yoongi.

"Yang penting aku tampan. Kau tau? Banyak sekali rekan kerjaku yang memujiku. Bahkan saat aku istirahat dan keluar membeli makan banyak orang yang kagum padaku. Kau bisa bayangkan itu Yoongi-ah." Ucap Seokjin membanggakan diri.

Ya memang tidak bisa di pungkiri bahwa kakaknya itu memang tampan dan menawan.

Seokjin memandang lekat wajah tenang di depannya. Ia mengelus rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. Akhirnya, Seokjin membiarkan Yoongi untuk tetap tidur pada posisinya. Lagipula, Seokjin akui, dia juga merindukan adiknya itu.

Set Me Free || Min Yoongi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang