cr. Ira Vishnevskaya via unsplash
Mereka tumbuh bersama dengan rasa takut dan benci. Sang wanita diajarkan untuk menjauhi kaum mengerikan yang berbeda jauh dengannya. Sang pria belajar bahwa manusia tak kalah ganas dan buas. Keduanya hidup dengan diktat seperti itu. Yang satu berusaha melindungi diri dan yang satu memupuk benci hingga meradang.
Sejarah tak pernah mengajarkan bahwa kedua dunia bisa hidup berdampingan.
Di situasi tak terduga, keduanya bertemu. Sang pria babak belur dan sang wanita menemukannya. Seharusnya sang wanita membiarkannya kedinginan di sana, jika bisa tidak membawanya pulang ke suaka dan merawat luka pria itu sampai sembuh. Seharusnya sang pria membunuhnya ketika pulih, mengingat sang wanita merupakan makhluk dari kalangan yang sangat dibenci. Bukan berada di sisi sang wanita dan malah melindunginya dari segala mara bahaya.
Tanpa mereka sadari, keduanya menjadi penyelamat masing-masing. Sang wanita diselamatkan dari jurang kesepian dan benci yang mengerak di hati sang pria disembuhkan.
Sejarah tak pernah mengabarkan bahwa mereka bisa melompati takdir.
Maka mereka melompat, melewati semua hal yang membatasi. Mendobrak dinding yang memisahkan mereka. Bertemu di tengah dan melebur dalam sapuan emosi. Mereka berdua memilih melawan dunia dan seluruh aturan mengekang.
Sang pria memiliki mimpi berbagi hidup bersama dengan sang wanita. Selamanya tidak terasa lama, sepertinya cukup untuk mereka berdua lalui bersama. Begitu pikirnya di bawah bayang asa semu.
Semuanya berantakan dan luluh lantak. Seberapa keras mereka berusaha, sejauh apapun mereka berlari, garis takdir tak membiarkan mereka hidup di bawah sinar matahari. Seberapa dalam cinta sang pria pada sang wanita, darah tetap lebih kental dari sekadar dongeng semata.
Keduanya paham betapa mereka berbeda satu sama lain. Apa yang mereka miliki merupakan aib dan dosa bagi semua yang ada di luar lingkar. Pilihan mereka menggiring kutukan di tiap langkah dan takkan pernah berakhir bahagia.
Pada akhirnya mereka memiliki tempat masing-masing dan dipaksa harus sadar diri. Sang wanita akan selalu berada di ujung tanduk jika bersama dengannya dan tak ada yang sang pria inginkan selain sang terkasih dapat hidup aman tanpa campur tangan Dunia Selubung. Berada di sampingnya hanya akan menjadi angan egois yang merugikan sang wanita.
Maka sang pria memilih pergi. Jika itu bisa membuat wanitanya jauh dari ancaman. Jika itu dapat menambah sisa umur sang wanita di dunia. Jika itu merupakan keputusan paling baik, walau namanya diraungkan oleh sang wanita dan hatinya sempat goyah, dia tetap pergi.
Semuanya sama, sejarah takkan pernah menulis tentang mereka.
—Published on 1 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Uneven Odds
FanficPernahkah mereka berandai, jika kembali ke waktu pertama bertemu, akankah semua berbeda? Jika saja mereka tidak memilih untuk bersama, apakah semua tidak akan berantakan seperti sekarang? Sudah diperingati dari awal, mereka takkan bisa bersatu. Tapi...