❄️❤️❄️❤️: Karina?
❄️❤️: kok kamu pulang duluan?
❄️❤️: katanya Pak Sud tadi ada Jean yang ganggu kamu
❄️❤️: kamu ada kenapa-napa?
❄️❤️: aku ke rumahmu boleh?
maaf, Win. gue mau sendiri dulu. :
❄️❤️: Rin..
Karina melemparkan Hp-nya ke kasur dan dilanjutkan dengan dirinya yang melemparkan tubuhnya.
Dia tidak ingin bertemu Winter. Dia mulai takut, jika dia bertemu dengan Winter, dia akan semakin dalam jatuh hati kepadanya dan jika ternyata semua sikap Winter ini memang pura-pura, dia akan tenggelam dan sesak di dalam semua ini.
Dia tidak mau itu.
Giselle💩
Giselle💩: Rin?
Giselle💩: Winter khawatir sama lo
Giselle💩: lo mau cerita sama gue?
... sini Gis :
Giselle💩: lo dirumah kan?
iya :
Giselle💩: oke otw
+++ Be My Date +++
Terdengar suara jejak kaki Giselle yang mendekati kamarnya. Semakin keras jejak kaki itu semakin banyak juga air mata Karina yang keluar.
Giselle membuka pintunya dan terkejut, khawatir melihat sahabatnya yang sedang menangis. Dia langsung menutup pintu dan memeluk Karina.
Karina pun menangis keras di pelukan Giselle.
.
.
.
.
.
.
.
Disaat tangisan Karina sudah mereda, Giselle melepaskan pelukannya dan mengintip Karina yang masih mengusap-usap mata dan ingusnya.
"Jadi?"
Karina membuang tissue yang dia gunakan dan melihat Giselle dengan mata sembabnya.
"Kenapa lo bisa nangis kayak gini?"
Karina menghela nafasnya dan menjawab "Winter, Gi."
"Kenapa? Dia ada buat salah?"
"Ga ada, dan justru karena ga ada, itu yang buat aku sedih."
"Maksud lo?"
"Dia itu sempurna banget buat gue, Gis. Sayangnya kesempurnaan dia itu cuman pura-pura."
Giselle menatap sahabatnya dengan wajah khawatir, karena lagi-lagi Karina seperti ingin mengeluarkan air mata.
"Lo kok bisa yakin sih itu pura-pura?"
"Gue takut aja, Gis. Tapi ya kalo emang pura-pura kan emang harus gue yang kena imbasnya. Toh gue yang minta."
Giselle mengambil kedua tangan temannya dan berkata "Rin, trust me when I say, kalo Winter itu beneran sayang sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Date
RomanceKarina terpojokkan, karena mantannya sebentar lagi akan mengadakan party sweet seventeen, sedangkan dia belum punya gandengan untuk membuat mantannya iri. Sampai pada akhir, sahabatnya menyarankan seseorang yang tidak ia sangka akan mengisi hari-har...