Epilogue 2

3.1K 224 9
                                    

POV nya kamu jd pacarnya winter ini ngab

Semua orang pasti mengira, pacaran dengan Winter akan membawa kebahagian dimana-mana. Dia sesempurna itu, maka akan dikit sedih-sedihnya. Namun itu semua salah. Walau kamu juga menganggap tinggi pacarmu itu, akan selalu ada saatnya dia membuatmu bertanya-tanya dan kecewa. Bahkan ada satu dua saat kamu ingin melepaskan hubungan.


Contohnya ada;



1. Pacarmu ini wakil ketua HIMA yang terkenal galaknya

Kamu sedang membaca buku "Who Moved My Cheese" yang direkomendasikan Jisoo Blackpink, sambil nyemil kentang McD. Kemudian sesuai janjinya, temenmu, Giselle datang untuk menemani dirimu yang tiada kerjaan, sedangkan dia ada berjibun tugas.

Namun, sebelum dia mengatakan "Hi" atau apapun itu sebagai awalan dari pertemuan, temanmu itu langsung membuka mulut untuk bergibah.

"Rin, lo tau ga,"

"Ga" jawabmu dengan dingin karena sibuk membaca.

"Idih, padahal tentang Winter."

Kamu langsung meletakkan bukumu dan melihat temenmu itu dengan wajah penasaran, "Kenapa lagi dia?"

Giselle mengambil satu kentang dulu sebelum bercerita kepadamu, kemudian dia memulai, "Gue tadi keluar kampus udah langsung denger aja tu adik tingkat pacar lo, ya pada gibahin pacar lo, katanya kejam."

Kamu menghela nafas, karena kamu kira ada informasi baru tentang pasangamu itu. "Ya udah biasa"

"Ngapain dia galak-galak, padahal pas SMA dia jadi waketos malah paling baik,"

Aku melipat tanganmu dan menyenderkan tubuh, "Kalo kata gue, dia bukannya galak-galak, cuman emang se perfeksionis itu dia, jd ya sering dikritisi aja adiknya, dan kalo soal pas SMA, udah banyak yang galak, jd dia gak perlu juga. Plus, why do we even talk about her?"

Temenmu memasang wajah curiga dan bertanya, "Lo berantem lagi sama Winter?"

Kamu mengambil buku bacaanmu, dan memutar matamu dengan helaan nafas, "It doesn't matter."

Giselle langsung mengambil bukumu dan menaruhnya di dalam tas agar kamu tidak bisa mengambilnya.

"Give me back my book, Gis."

"Not until you explain everything to me."

"Ya, udah tau lah. Masalahnya tentang dia sibuk jadi HIMA, ga berhenti berhenti jadi mahasiswa kura-kura, kuliah rapat kuliah rapat. We barely have time together, Gis. Dan! Walaupun dia dibilang kejam ini itu, akan ada aja satu dua orang masih kena aja peletnya Winter dan bilang Kak Winter cakep ya, Kak winter ini itu, dih."

Giselle terkekeh mendengar ceritamu, pasti karena menurutnya kamu kekanak-kanakan, dan ya kamu sendiri juga setuju kalo kamu kekanak-kanakan.

"Minimal ngabarin kan, Gis?" Kamu bertanya dengan pasrah.

"Emang lo juga ngabarin dia?"

Kamu menggeleng-gelengkan kepala, "Takut ganggu."

"Geez, what's the point of dating if you don't bother each other?"

"I know that, I know, but dia rasanya lagi jauh aja, jauh banget."

Giselle mengambil tanganmu dan berkata, "If you feel like that, then talk to her. Kita berdua tau kan, di hubungan yang paling penting itu ngabarin."

"But what if she doesn't listen? What if she stays like this?"

"Really?" Giselle mengangkat satu alisnya dan kamu hanya mengangkat kedua bahumu dengan wajah memelas.

Be My DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang