"KARINA!!"Karina dengan tubuh kotor dan basah, tidak bisa lagi menahan tangisannya sesaat mendengar suara tidak asing itu. Suara dan sosok yang selama ini dia rindu, jelas berlari ke arahnya. Karina sudah tidak tahan lagi ingin bersua dengan sang gadis.
Karina pun tidak peduli lagi dengan betapa basah dia akan jadinya, dia langsung lari dari tempat perlindungan dan pergi menjatuhkan diri ke dalam pelukan gadis lebih pendek darinya itu.
"Woah woah!!" Winter berusaha menetapkan keseimbangannya, sesaat gadis berambut panjang itu lari ke dalam pelukannya.
"Maaf, Win. Maafin aku. Apapun yang aku udah lakuin. Please, don't go. Masih bany—"
Winter menutup ocehan cepat dan tidak jelas Karina dengan ciuman ke bibir lembut Karina.
Tidak seperti kerasnya Winter menemukan bibirnya dengan bibir Karina, Winter melepaskan bibirnya dari bibir sang gadis secara lembut dan perlahan.
Di tengah hujan keras dia berkata tegas agar hujan tidak menghalangi perasaan yang ditahannya, "Aku sayang kamu, Rin!! I know, hubungan kita emang mulai dari bohong, tapi lama-kelamaan ya.. aku beneran sayang kamu!!"
Winter mendorong Karin agar perlahan balik lagi mereka di bawah perlindungan atap toko kue putu dan setelah itu, Winter lanjut berkata,
"Aku gak sempurna, dan bahkan sebelum ada hubungan asli diantara kita, aku udah bisa nyakitin kamu, Rin. Maaf."
Winter menunduk merasa bersalah.
Karina mengambil kedua pipi gadis di depannya dan perlahan berkata, "Don't say that, Win.. Apa aku ada bilang aku mau kamu yang sempurna? Dengan kamu yang sekarang aja udah lebih dari cukup. So, don't go anywhere ya, sayang. Stay dulu. Perlahan, aku dan kamu bisa jadi kita. Kita yang gak perlu sempurna."
Winter tidak menjawab dan perlahan air matanya juga perlahan menetes.
Karina yang melihat itu pun cemberut gemas dan ikut menangis, sambil berkata "Kok nangis sihhh?? Kan aku ikutan nangiss."
Winter terkekeh dan menghapus air matanya, dia berkata "Aku gak pernah punya pacaran sama siapa pun sebelumnya. Aku bersyukur kamu pertamaku, dan karena itu juga, aku takut gak tidak pantas for being with you. Untuk pertama kali, I felt this unworthy, Rin. Tapi apa yang kamu bilang tadi.. I never felt this happy."
Karina tersenyum, "Aku juga pernah ngerasa unworthy untuk cinta lagi, Win. But you, you show me something different. Kamu datang ke hidupku dan somehow makes it way better. I really hope you know that."
"Aku sekarang tahu.. jadi please stop nangisnya, Rin."
Semakin diperintahkan macam itu, semakin juga keras tangisan Karina. Saking kerasnya sampai nafas Karin tidak beraturan dan mungkin sekarang dedaunan sedang menertawakan bagaimana Karina menangis yang sampai-sampai ingusnya tak berhenti keluar.
Sedangkan gadis di depannya tetap tersenyum, terkesima, melihat kecantikan Karina yang walau ingusnya sudah berliter-liter.
"Rin,"
"A-pa?"
"Aku sayang kamu. Pacaran yuk?—Eh, nangisnya kok makin keras aja sih."
Winter berusaha menenangkan tangis gadisnya, tetapi sepertinya tidak berhasil.
"WOY WINTER!!! LO APAIN TEMEN GUE SAMPE NANGIS SEGITUNYA!!??"
"Giselle??!!"
Giselle dengan tampang marah mendekati mereka berdua dan berusaha menenangkan Karina, "Rin, lo kenapa, Winter ada apain lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Date
RomanceKarina terpojokkan, karena mantannya sebentar lagi akan mengadakan party sweet seventeen, sedangkan dia belum punya gandengan untuk membuat mantannya iri. Sampai pada akhir, sahabatnya menyarankan seseorang yang tidak ia sangka akan mengisi hari-har...