"Hei, lepaskan tangannya!" Ucap seorang pria jangkung dengan wajah datar.
Sang pria bertubuh buncit itu melirik seseorang yang berani ikut campur urusannya namun seketika dia terdiam karena melihat setelan yang dipakai orang itu, dia sangat yakin jika pria di depannya ini adalah orang berada.
"Apa gadis ini adalah wanitamu tuan?" Tanya pria yang bertubuh buncit itu dengan sopan.
"Jika memang iya, lantas mengapa?" Sang pria jangkung berdiri disamping Felicia dan memeluk pundaknya dengan wajah datar.
"Maafkan aku tuan, aku tidak tahu jika dia adalah wanitamu, kalau begitu aku akan pergi" sang pria yang bertubuh buncit itu pergi meninggalkan kedua pasangan itu, karena dirinya tidak ingin mencari masalah dengan orang-orang yang memiliki status tinggi.
Kini sang pria berwajah datar itu melihat wajah Felicia yang sudah memerah karena mabuk.
"Kau seharusnya lebih berhati-hati, karena disini banyak pria hidung belang" ingat pria itu dan hendak pergi dari hadapan Felicia.
Namun dengan cepat Felicia langsung menarik tangan pria itu dan menguncinya di tembok.
"Tuan kau sangat tampan, tapi kenapa kau ingin langsung pergi? Padahal aku belum sempat berterimakasih padamu" Felicia menatap wajah pria di depannya.
"Kalau begitu dengan cara apa kamu berterimakasih padaku?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya.
"Apapun yang kamu minta akan aku lakukan"
"Do you want to play with me tonight?" Pinta sang pria dengan menunjukkan seringainya.
Pria itu sangat yakin jika perempuan di depannya ini tidak akan melakukan permintaannya itu, namun ternyata dirinya salah.
"Of course...!"
"Gadis apa kau sadar dengan ucapanmu itu?" Sang pria masih tidak percaya atas jawaban dari gadis di depannya.
"Kenapa? Bukankah kamu meminta itu barusan?" Felicia memeluk leher pria di depannya itu.
Sang pria kini mulai terpesona oleh kecantikan yang dimiliki oleh Felicia, "Damn it!" Pria itu melepaskan tangan Felicia dari lehernya lalu menggandeng tangan Felicia untuk memesan sebuah kamar yang telah disediakan bar tersebut.
Setelah menerima kuncinya sang pria kembali menatap Felicia, "Percuma jika sekarang kau bilang telah menyesal dengan ucapanmu tadi."
"Aku sama sekali tidak akan menyesal."
Mendengar itu sang pria langsung membawa Felicia ke kamar yang baru saja dipesannya.
+++
Di sisi lain Dara melihat ke sekelilingnya karena Felicia tak kunjung datang, akhirnya dirinya menyusul Felicia ke toilet. Sesampainya di toilet Dara tak menemukan siapapun, akhirnya Dara mencoba menghubungi Felicia.
Tut..tut...
"Feli kamu kemana, jangan buat aku khawatir!" Dara mencoba untuk menelfon kembali sahabatnya namun tetap saja Felicia tidak bisa dihubungi.
"Harusnya aku tidak menyetujui permintaan mu untuk kemari."
Dara mendekati sang waiters dan menunjukan foto Felicia untuk bertanya apakah dia melihat sosok di dalam foto itu, sang waiters hanya menggelengkan kepalanya saat Dara menunjukan foto Felicia.
"Apa Felicia sudah pulang?" Yang Dara takutkan sekarang adalah satu, takut jika Felicia dibawa oleh pria hidung belang, tapi semoga saja Felicia sudah pulang karena terlalu pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E S E T [ Once Again ]
Roman pour AdolescentsApa yang akan dilakukan jika kalian diberi kesempatan kembali ke beberapa tahun yang lalu?? Felicia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Kecelakaan itu terjadi tepat di hari yang sama setelah ia memergoki tunangannya berselingkuh dengan kak...