03.

692 62 24
                                    

Typo di mana-mana!

Akhirnya waktu kerja ku selesai malam ini, aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku, ini sudah dini hari dan jarang sekali angkutan umum yang masih beroperasi membuat ku menghembuskan napas ku berat, berjalan kaki akan selalu menjadi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya waktu kerja ku selesai malam ini, aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiriku, ini sudah dini hari dan jarang sekali angkutan umum yang masih beroperasi membuat ku menghembuskan napas ku berat, berjalan kaki akan selalu menjadi pilihan ku.

"Rebecca, apa nanti siang kau ada waktu?" Tanya Annie teman kerjaku ketika aku masih sibuk mengganti baju di ruang karyawan.

Aku menoleh menatapnya yang kini sama sibuknya dengan ku. "Entahlah aku tidak tahu, memangnya ada apa?" Tanyaku kembali sibuk melipat baju kerjaku dan memasukannya kedalam loker.

"Tidak sebenarnya nanti siang aku akan bertemu dengan teman ku dan dia bilang dia membutuhkan pekerja, dia bilang mereka membutuhkan orang yang cukup handal dan aku dengar bayarannya cukup besar bila kau tertarik kau boleh ikut mungkin saja kau bisa di terima"

"Memangnya kerja apa?"

"Aku tidak begitu tahu makanya aku ingin menemuinya siang ini mungkin saja itu pekerjaan yang bagus" jelasnya, namun aku tidak memiliki minat sedikitpun lagi pula aku sudah memiliki dua pekerjaan yang berbeda dalam satu hari dan nanti pagi aku harus berangkat bekerja lagi.

"Maaf sepertinya aku tidak akan ikut"

"Baiklah tidak masalah"

"Kalau begitu aku duluan" ucapku pamit padanya meraih tas selempang ku dan pergi pulang setidaknya aku harus pulang cepat agar aku bisa tidur walaupun untuk beberapa jam.

Sekitar pukul tiga dini hari aku sampai di rumah minimalis ku yang satu tahun lalu aku sewa, uang sewa yang lumaya relatif murah membuatku tidak terlalu terbebani walaupun harus tinggal di rumah kecil nan sempit ini, aku lihat kedua adik dan ibuku masih tertidur nyenyak di kamarnya membuat ku berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun saat membuka pintu kamarku.

Aku tahu mereka akan sangat khawatir bila mereka selalu melihatku yang baru saja pulang di saat dini hari seperti ini namun aku tidak memiliki pilihan lain.

Dengan lelah aku merebahkan tubuh ku di atas ranjang setelah menyimpan tas selempang ku dengan sembarang di atas lantai, aku sangat merasa lelah kapan ini akan berakhir? Lagi nanti pagi aku harus berangkat bekerja dan sore nanti akupun harus pergi ke bar.

Di pagi sampai sore hari aku akan berkerja sebagai pengawas dan pembimbing di sebuah gedung olahraga pelatihan menembak dan di sore hari sampai dini hari aku akan berkerja sebagai pelayan pengantar minum di sebuah Bar yang cukup besar di kota piacenza, waktuku habis hanya untuk mengumpulkan sedikit uang tanpa bisa menikmati waktu muda seperti para gadis yang seumuran denganku.

Aku merasa sedikit iri pada mereka yang bisa hidup bebas tanpa beban berat yang harus mereka pikul di pundaknya, terkadang aku berpikir untuk lari sejauh mungkin meningalkan semuanya namun lagi-lagi aku tertampar kenyataan bila itu sampai terjadi bagaimana dengan nasib kedua adik dan ibuku?!.

Aku bukannya merasa terbebani oleh mereka hanya saja terkadang aku merasa sangat lelah menjalani ini semua tanpa ada yang bisa membantu ku sama sekali, benar-benar seperti bergelayut di tepi jurang seorang diri!.

Sampai suatu hari aku bertemu dengan teman dekat ayah dulu, dengan rasa bersalahnya pada ayah karena tidak mengetahui kematian ayah saat itu dia mau membantu ku keluar dari kesengsaraan, dia membawaku ke salah satu organisasi yang tidak ku ketahui dengan inbalan yang cukup besar tentu saja aku tidak akan menolaknya.

Dia melatih ku menjadi seorang penembak handal dalam organisasi hanya dalam beberapa bulan dan aku menjadi anak didiknya yang paling bisa dia andalkan dalam beberapa hal sampai aku mengetahui sebuah fakta bahwa organisasi ini berada di bawah kepemimpinan seorang pria muda yang setengah tahun lalu pernah ku temui di bar dan orang yang sama yang pernah menawariku tidur dengannya. Mengapa dunia ini begitu sempit?!.

Flash back end.

Dan disinilah aku sekarang, berdiri di tengah-tengah keramaian kota Milan setelah beberapa menit lalu aku turun dari pesawat menunggu jemputan ku datang.

Entah wanita macam apa yang akan aku awasi itu dan aku yakin wanita tidak beruntung itu telah menjadi target utama Attaric si pria sialan, aku tidak tahu pasti bagaimana sifat dan watak wanita itu yang ku tahu hanya rupanya saja itupun saat pria itu memberi ku selembar foto wanita cantik itu.

Setelah hampir menunggu dua puluh menit lamanya akhirnya jemputan ku tiba membuat ku tidak mau lagi membuang waktu ku dengan sia-sia dan segera menaiki mobil menuju tempat tinggal sementara ku yang ada di Milan.

Kudengar dari bawahan ku kalau wanita itu akan berkerja di sebuah mini market yang cukup terkenal di pinggir kota Milan besok, membuatku berniat untuk ikut melamar berkerja disana sekarang, walaupun sebenarnya aku bisa saja melakukan hal itu dengan cara yang relatif mudah tetapi aku tidak mau orang lain tahu tujuanku dan berakhir dengan kegagalan.

Sekitar jam sebelas siang akhirnya aku sampai di sebuah rumah bernuansa putih tulang yang minimalis namun cukup mewah di dalamnya dengan semua pasilitas lengkap disana, rumah ini sangat nyaman untuk di tinggali seorang diri.

Dengan rasa lelah yang menggerogoti tubuh ku, aku melangkah masuk kedalam kamar yang cukup memanjakan mata dan merebahkan tubuhku di atas ranjang queen size, berniat untuk menghilangkan sedikit rasa lelah namun tanpa sadar aku malah tertidur pulas.

Pov author.

"Sial! Bagaimana bisa aku malah tertidur" upat Rebecca ketika ia baru saja terbangun dari tidurnya ketika jam menunjukkan pukul dua sore, padahal ia harus segera pergi menuju mini market tempat dimana Tia akan berkerja.

"Sial, sial, sial sekali aku ini" Rebecca terus saja merutuki kebodohannya, seraya berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum menganti bajunya dengan asal.

Dan setibanya di mini market Rebecca langsung saja mengutarakan maksudnya datang ke mini market pada sang pemilik Mini market, sesuai rencana Rebecca langsung saja di terima berkerja disana dan sialnya Rebecca berkerja mulai di hari itu juga membuat Rebecca mau tak mau segera menerimanya walaupun tubuhnya terasa lelah bukan main.

Waktu terasa bergulir begitu lambat membuat Rebecca yang tengah duduk di belakang meja kasir mati kebosanan, sesekali Rebecca melirik teman kerjanya yang lain yang kini tengah cekikikan tidak jelas membuat Rebecca jengah pasalnya mereka hanya bisa mengobrol tanpa mau berkerja sama sekali padahal di hadapan mereka masih ada begitu banyak stok minuman yang harus di susun di lemari pendingin.

Tidak mungkin harus ia yang turun tangan lagi bukan? Setelah ia hampir merapihkan semua sudut ruangan mini market ini, ingin rasanya Rebecca menembakan timah panas pada kepala kedua teman kerja barunya itu.

Menghembuskan napasnya kasar Rebecca mencoba menenangkan dirinya. "Sabar Velly jangan terlalu emosi anggap saja mereka semua hanya serangga" batin Rebecca.

Velly adalah nama panggilan sayang dari ayahnya dan tidak ada seorangpun yang boleh memanggilnya demikian selain sang ayah yang kini telah Tiada.

Sekitar pukul sebelas malam akhirnya tiba juga waktu pulang, dengan senang Rebecca menyambar tas selempangnya dari dalam loker dan pamit pulang pada sang pemilik toko yang hendak menutup Mini market mengingat ia masih kekurangan pegawai membuat sang pemilik Mini market harus ikut turun tangan.

.....

Next chapter...

Di awal-awal cerita masih lancar makanya udah up lagi An tapi entar menuju pertengahan yakin mulai mumet lagi 🙈🙈🙈.

A BASTARD'S OBSESSION.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang