Gwenchana, Everything will be Better

453 15 4
                                    

Hari keempat setelah Su Hyeok bertemu kembali dengan Namra, keduanya berencana akan menemui teman-teman survivor SMA mereka. Hal itu setelah Namra mendapatkan "bocoran" informasi tentang rencana evakuasi sebagian penduduk survivor terutama mereka dengan usia muda ke lokasi pengungsian yang baru keesokan harinya. Masalahnya, komunitas zombie berimun tinggi yang diikuti Namra juga mendapatkan informasi dari hasil investigasi yang mereka lakukan bahwa ada kemungkinan kelompok "pengacau" bersenjata merencanakan sabotase penyerangan dalam proses pemindahan tersebut. Tentu saja, informasi itu membuat Su Hyeok dan Namra tidak bisa tinggal diam, setidaknya mereka ingin membantu semampu yang mereka bisa lakukan. Satu-satunya cara tentunya ada bersama dan menemani teman-teman survivor mereka saat hari perpindahan itu berlangsung.

Namra mendapatkan salinan sketsa peta jalur menuju tempat pengungsian penduduk yang lama sekaligus menuju pengungsian penduduk yang baru dan sudah dilengkapi dengan titik-titik yang rawan penyerangan, titik yang bisa dijadikan alternatif melarikan diri, serta titik-titik yang kemungkinan aman. Meski semuanya serba mungkin dan tidak bisa dipastikan serta banyak keterbatasan, Namra tidak ingin misi mereka tanpa perencanaan yang matang. Berada di luar pengungsian dan memilih survive di tengah zombie serta kekacauan yang ada, membuat Namra belajar dan makin terasah untuk lebih merencanakan gerak-geriknya.

"Kalau dari hasil pelacakan, kemungkinan besar penyerangan akan dilakukan di antara titik ini atau ini, Su Hyeok-a. Dua titik ini paling rawan karena berada di tengah-tengah antara dua tempat pengungsian," lanjut Namra meneruskan penjelasan yang ia peroleh sebelumnya dari komunitas zombie berimun tinggi.

"Tapi seharusnya proses pemindahan warga seperti itu bukannya juga diikuti dengan proses pengamanan dari militer, Namra-ya? Militer pasti menghitung kemungkinan serangan zombie saat proses pemindahan dilakukan".

Namra mengangguk, "Kami juga yakin tentang hal itu terlebih proses perpindahan kabarnya akan dilakukan dengan menggunakan truk militer. Tapi yang kami tahu kelompok bersenjata yang mengacau akhir-akhir ini selalu menghindari kontak dengan militer. Yang dikhawatirkan justru pasukan militer tidak akan menyangka rencana penyerangan ini dan lebih fokus ke menjaga kalau-kalau ada zombie mendekat ke kendaraan yang digunakan saja, tidak menyadari keberadaan penembak jarak jauh atau kelompok yang sengaja memanfaatkan zombie untuk menyerang. Ini kali pertama mereka lebih berani merencanakan berhadapan dengan militer. Rencana mereka pun sekilas cukup terstruktur dan rapi kalau dari hasil pelacakan kasar sejauh ini".

"Apa tidak sebaiknya kita melaporkan info ini ke pos jaga militer di tempat pengungsian, Namra-ya... Biar aku yang kesana, tapi aku mohon kamu jangan kemana-mana dan menunggu sampai aku kembali disini," usul Su Hyeok.

Namra menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa Su Hyeoka.. semua info itu juga masih penuh ketidakpastian. Di kondisi seperti sekarang kita harus lebih berhati-hati bertindak, bisa jadi laporan tadi malah dianggap menyebar kepanikan, sengaja menyebar berita bohong untuk memantik situasi chaos. Meski niat kita berbuat baik, tapi kita juga harus memedulikan diri kita," jelas Namra lagi. "Itu sebabnya kita akan mengamati langsung disana siapa tahu ada yang bisa kita bantu, sambil berharap info serangan itu tidak terjadi tentunya. Lagipula.... aku tidak mungkin berdiam diri saja dan hanya menunggu disini Su Hyeok-a. Kita akan bersama-sama melakukannya".

Su Hyeok tersenyum sambil mengangguk setuju dengan ucapan gadis di hadapannya itu.

"Namra-ya, yagsog (janji) apapun kondisi yang kita hadapi nanti, kamu tidak akan pergi lagi. Kita akan menghadapinya bersama-sama," lanjut Su Hyeok sambil menyodorkan tangannya kearah Namra.
Namra menatap Su Hyeok sejenak lalu tersenyum serta menautkan jari kelingking dan menempelkan jempolnya ke jari yang sama milik Su Hyeok.

Namra memasukkan beberapa makanan dan air untuk bekal mereka serta tak lupa kotak obat darurat kemudian keduanya bergegas pergi menuju pengungsian, tempat teman-teman survivor SMA mereka berada. Setidaknya malam itu, mereka harus sudah sampai dan melakukan pengintaian di sekitar lokasi pengungsian lama.

STAY - I Stand by You, You Stand by MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang