Kibutsuji Sister
~Happy reading~•───────•°•❀•°•───────•
Rei yang sedang bosan memutuskan untuk pergi ke salah satu babunya, yaitu Douma.
Sampai di kuil, salah satu pengikut Douma yang mengenal Rei menunduk yang dijawab anggukan.
"Douma." Panggil Rei tepat di depan kuil. Douma yang merasakan aura Rei, langsung keluar dengan wajah berbunga-bunga.
"Rei-sama~ senang melihat anda berkunjung. Pasti kau merindukanku kan?~" Tanya Douma sambil berlari memeluk Rei yang mendapat pukulan di perutnya hingga berlubang.
"Menjijikkan. Untuk apa aku merindukan iblis sialan sepertimu." Jawab Rei ketus.
"Ingin sekali kubunuh, tapi sayang Douma merupakan salah satu iblis yang berhasil membunuh banyak Hashira." Batin Rei mencoba sabar dengan iblis disampingnya.
"Jadi, kenapa anda ke kuilku yang biasa ini Rei-sama?" Tanya Douma ramah.
"Makan..."
"Hm?~ makan? Ah! Aku punya, bagaimana jika anda makan bersamaku? Itu pasti akan menyenangkan!" Ucap Douma senang membuat Rei menatapnya datar.
"Hm, baiklah."
Rei dan Douma akhirnya masuk dan memakan para pengikut Douma sesekali Douma berusaha mengobrol dengan atasannya itu.
"Nee, Rei-sama--"
"Bicara lagi ku lempar kau ke luar." Ancam Rei membuat Douma terdiam. Bukan karena ancamannya, tapi karena diluar sana sudah siang hari.
"Wakatta~"
Setelah makan, Rei merapikan pakaiannya dan membersihkan darah sisanya makan tadi.
"Rei-sama berkunjunglah kemari sesekali ya?~" Ucap Douma yang tidak dibalas sama sekali oleh Rei.
"Hiks Rei-sama hidoi."
"Gini amat punya babu." Batin Rei tertekan bersama dengan Douma.
"Ck, berhentilah berpura-pura."
"Ha'i ha'i~"
"Nakime."
Teng!
Rei langsung pergi dari tempat babunya itu. Jika terlalu lama, maka Rei tidak segan-segan membakar babu terbaiknya itu.
Dimensional infinity fortress, Tempat dimana Rei berada sekarang. Katakan saja jika Rei memang gabut sampai to the bone. Rei memutuskan ke tempat kakaknya berada, ruang lab.
"Onii-chan, apa kau tidak bosan terus meracik?" Tanya Rei yang menatap gelas kimia di atas meja.
"Tidak." Jawab Muzan singkat membuat Rei menggeleng kepalanya. Rei duduk di salah satu sofa sambil memainkan gelembung air yang dia buat dari kekkijutsu miliknya.
Puk!
Lagi asik bermain, Muzan datang dan tidur dipangkuan Rei. Rei mengelus pelan wajah Muzan membuatnya nyaman.
"Jangan paksakan dirimu, Onii-chan."
"Yaya, terserah." Jawab Muzan seadanya tapi juga senang dengan perhatian dari adiknya itu.
Mereka berdua memutuskan untuk mengobrol sesekali Rei tertawa kecil membuat Muzan merasa senang melihat adiknya tersenyum.
"Aku harus pergi." Muzan bangun dan merapikan pakaiannya dan berjalan pergi meninggalkan Rei yang menatapnya tajam.
"Untung kakak.." Ucap Rei pelan dan langsung menghilang dari sana.
Rei memutuskan ke ruangan tempat biasanya terjadinya rapat para iblis bulan. Disana terdapat Nakime yang hanya diam sambil memegang biwa.
"Bosan cuy.. hancurin Dimensional infinity fortress aja..? Onii-chan juga tidak akan marah."
Kekkijutsu
Badai angin tornadoWush!
Angin tornado muncul entah dari mana dan mulai menghancurkan seluruh tempat dari Dimensional infinity fortress. Nakime yang melihat itu hanya bisa diam menatap Dimensional infinity fortress yang bagai kapal pecah.
"Rei-sama gabutnya sangat unfaedah." Batin Nakime sweatdrop. Rei sebenarnya mendengar batin Nakime tapi Rei hanya diam, dia malas membalas Nakime.
"Kau bisa merapikan tempat ini bukan, Nakime?"
"Ha'i Rei-sama."
Teng!
Tempat yang tadinya hancur lebur langsung kembali seperti semula hanya dengan satu petikan biwa.
Rei langsung pergi meninggalkan Dimensional infinity fortress.
•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚
Fanfiction[THIRD BOOK] Mungkin beberapa orang tidak akan percaya bahwa sang raja iblis memiliki adik perempuan yang sama atau bahkan kejamnya melebihi sang kakak sendiri. Kibutsuji Rei. Adik dari Kibutsuji Muzan yang sudah hidup dan bertemu dengan banyak oran...