Dengan intonasi yang rendah dan aura mengintimidasi yang kuat, dia bertanya, "Menyusup ke kamar orang. Cari mati ya?"
"Eh?" Si petualang merespon dengan gugup. Kedua tangannya terangkat ke depan dada. "Tunggu, tunggu dulu Kacchan-"
"Hah?!"
Katsuki mencengkeram kerah Izuku lebih kencang. Aura membunuh menyeruak keluar dari tubuhnya, membuat si rambut hijau berkeringat dingin sambil menelan ludah.
Suara geraman rendah menyertai setiap kata yang terucap dari bibir indah sang penunggang naga, "Hanya ada satu orang yang boleh memanggilku begitu..."
Izuku terkesiap, "Wow Kacchan, romantis sekali."
Bug!
Bogeman mentah mendarat di wajah berbintik Izuku tanpa ampun. Dia tidak bisa percaya, ada orang yang bisa membuat pandangannya memutih untuk sesaat. Demi poni All Might, Izuku sangat yakin dirinya itu kuat sekali.
Si petualang yang penuh pengalaman itu ingin protes, tapi langsung diurungkan saat melihat ekspresi orang yang lebih muda di atasnya. Wajahnya yang tegas merona merah dengan bibir tertekuk yang imut, ditambah pantulan sinar bulan di matanya membuat iris rubi miliknya berkilau.
Izuku merasa layaknya perjaka yang masih hijau.
Di lain pihak, mendengar sebutan kecilnya dipanggil membangkitkan kenangan lama dari relung memori Katsuki yang terdalam.
__-__
Suara jangkrik berbunyi nyaring di musim panas yang membara. Hawa menusuk dari mentari yang bersemangat tidak dapat melemahkan jiwa berpetualang para potensi muda.
Sekelompok anak kecil bermain dengan riangnya, tidak diawasi oleh para orang dewasa yang sibuk mengurus pekerjaan desa.
Di antara bocah-bocah ingusan itu ada anak yang sangat menonjol. Dirinya dikerubungi oleh teman sebayanya layaknya lebah di sekitar ratu mereka.
Mata anak-anak itu berbinar melihat ledakan kecil yang keluar dari lingkaran sihir di telapak tangan si pirang abu. Katsuki Bakugou, salah satu keturunan kesatria naga yang legendaris. Dia kuat, pemberani, dan berbakat. Katsuki kecil selalu jadi bahan contoh anak-anak di desa mereka.
Hari itu, para anak kecil memutuskan untuk pergi berpetualang di hutan. Bermain seakan-akan mereka adalah petualang yang sedang mengemban misi menyelidiki dan menangkap monster kumbang yang jahat.
Katsuki berdiri paling depan, berjalan dengan gagah. Dia memimpin tim miliknya dengan penuh percaya diri. Melewati sungai, tanah berlumpur, dan daerah berbatu. Mereka terus masuk ke dalam hutan untuk memenuhi hasrat keingintahuan mereka.
Lupa waktu, mereka asik mengumpulkan kumbang hingga mereka tidak sadar, suasana menjadi lebih angker dan gelap. Aura hutan yang dingin dan sunyi membuat bulu kuduk berdiri.
Anak gempal dengan sayap merah merengek pada pemimpin mereka. "Ka-Katsuki... Ayo kita pulang. Suasananya seram sekali."
Langkah si pirang abu terhenti. Dia menoleh ke arah temannya dengan wajah kesal. "Hah?! Kita masih belum dapat bosnya, kumbang tanduk putih!" balasnya.
Anak lelaki dengan rambut panjang ikut merespon, membela teman gempalnya. "Katsuki, kudengar di sini ada monster sungguhan. Bagaimana kalau kita dimakan?"
Katsuki terkekeh mendengarnya. Dia memukul telapak tangannya dengan keras sambil menyeringai. "Kalau ada monster, aku hanya perlu menghajar mereka!"
Bagaikan kutukan yang mengundang, suara raungan yang memekakkan telinga menyahut dari dalam hutan. Langkah yang berat dan cepat menggetarkan tanah yang dipijak. Dengan sigap, Katsuki menyuruh teman-temannya untuk lari.

KAMU SEDANG MEMBACA
By The End Of The Road | MHA BNHA Fanfic
FanfictionSeorang penunggang naga keras kepala, petualang berpengalaman dengan wawasan luas, naga penyembur api yang keras, pangeran yang polos, serta kesatria yang tegas, pergi bersama untuk mengalahkan raja iblis dan mencegah kekacauan dunia. Di perjalanan...