S2

45.2K 366 4
                                    


Brakkk!!!

Ia mendobrak pintu ruang kerja laki - laki itu dan langsung masuk. Tidak akan ada yang berani melarangnya datang kesini.

Laki - laki itu menoleh sejenak menatapnya dan sibuk kembali dengan ponselnya yang laki - laki itu tempelkan ke telinga. Ia tengah menelepon seseorang entah siapa membahas mengenai pekerjaannya yang lain.

Aletta bersedekap dada dan menatap laki - laki itu tajam sampai laki - laki itu memasukkan ponselnya ke saku dan berbalik sambil menatap jam tangan ditangannya.

" Kamu datang lebih cepat dari yang aku duga."

Aletta menggeram dan menghajar laki - laki itu yang hanya diam menerima pukulannya. Ia kesal sekali dengan laki - laki di hadapannya ini.

" Setelah kamu menghilang hampir setahun gak ada kabar tiba - tiba kamu telepon aku dan itu yang kamu katakan ha !!!!! Dasar brengsek !!!! Bajingan tengik !!! "

" Sopan sekali kamu anak muda.. Itu sambutanmu setelah kita lama tidak bertemu hm..."

" Kamu sekarang berlagak jadi orangtua, old man..." ejeknya.

Laki - laki itu hanya terkekeh. Lalu memeluknya.

" Oh i miss you my baby girl...."

Aletta melepaskan pelukan itu kasar.
" Aku bukan anakmu !!!!"

" Siapa yang bilang itu ? Kamu pelacur kecilku. Jangan besar kepala !!"

Aletta menghela nafasnya sejenak mengatur emosi. Sedang Gerald mendekatinya dan membelai rambutnya, turun ke pipinya lalu ke leher. Tiba - tiba laki - laki itu mendorongnya sampai punggungnya menyentuh kaca jendela besar yang ada diruangan tersebut.

Laki - laki itu mendekatkan wajahnya dan langsung meraup bibirnya ke dalam ciuman panas. Mereka saling melumat, membelit lidah, dan menelusuri rongga mulutnya.

Gerald membalikkan badannya menghadap ke jendela. Menatap deretan gedung pencakar langit dan pemandangan kota dari lantai 100.

Laki - laki itu tengah menciumi lehernya, sebelah tangannya meremas buah dadanya.

" Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain - main. Jadi kita langsung saja ke intinya."

Gerald membungkukkan tubuhnya sedikit membuat kedua tangannya bertumpu pada kaca jendela. Laki - laki itu menyibak rok seragamnya dan sedikit terkejut.

" Dimana kamu meninggalkan celana dalammu sayang?" ucapnya sambil menampar pipi pantatnya keras.

Sebelah tangan laki - laki itu yang bebas langsung memainkan vaginanya yang tidak terhalang apapun itu. Membuatnya mendesah. Sedangkan tangan satunya masih sibuk meremasi buah dadanya.

Jari laki - laki itu keluar masuk dengan kasar mengocok vaginanya. Aletta tidak berhenti untuk mendesah.

" Ahh... AhH... Entahhhh lah... Mungkin.. Aku ..hhh ... Meninggalkannya di lift kantormuhhh... Eeghhh ugghh.." ucapnya asal.

Gerald terkekeh ditengah kegiatannya menghisap dan mencium lehernya. Ia juga memberikan gigitan - gigitan gemas di pundaknya. Laki - laki itu sempat berhenti untuk mengocok vaginanya dan mengeluarkan jari dari liangnya. Lalu merobek seragam yang dikenakannya membuatnya berdecak kesal. Pasalnya laki - laki itu gemar untuk merobek dan merusak bajunya. Walau ujung - ujungnya tetap diganti juga.

Gerald melepas kaitan branya, membuat buah dadanya terbebas. Laki - laki itu memilin - milin putingnya gemas.

" Aduhhh !!! Shit... Bisakah kamu gak mengigit leherku... Sakit !!!"

Gerald tidak peduli dengan protesanku setelah laki - laki itu meninggalkan bitemarknya.

Laki - laki itu terus menyentuh seluruh inchi bagian dari tubuhku. Sampai....

SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang