1. Peri cantik

163 69 75
                                    

vote juseyoo
thank u :)

Happy Reading

°••🦋••°

10 tahun yang lalu ....

Tepatnya saat Leyya mulai memasukki sekolah dasar. Hari di mana kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan beruntun yang di alaminya saat pulang kerja dari luar kota.

"Mama Papa aku udah nggak ada, Gal ... mereka pergi ninggalin aku sendirian, hiks--" tangis gadis kecil itu sesegukkan.

Anak laki-laki bernama Gala itu membawa Leyya ke dalam pelukannya. "Kamu nggak akan sendirian, masih ada aku sama kak Neo di sini dan mulai sekarang Gala selalu jagain Leyya!" ucap anak laki-laki itu dengan senyum lebarnya.

"Janji ya! Gala jangan tinggalin Leyya sendirian?" Gadis itu mendongak lalu mengacungkan jari kelingkingnya. Dengan senang hati Gala menerima tautan jari itu membuat Leyya sedikit tenang dan mulai mengukir senyumnya.

Gala membalas senyuman hangat pada Leyya. Tangan laki-laki itu terulur untuk mengusap bekas air mata gadis di sampingnya. "Jangan nangis lagi yaa peri cantik."

••🦋••

Leyya termenung menatap ombak tenang di malam hari. Ia duduk di pasir pantai dan membiarkan angin laut berhembus menusuk pori-porinya.

Sudut bibir gadis itu terangkat membentuk sebuah lekungan indah, ia mengingat masa lalunya dulu sebelum beranjak menjadi anak remaja SMA.

Gala selalu menyebutnya dengan panggilan "Peri Cantik." Namun sekarang tidak lagi, semakin tumbuh besar mereka mengubah cara berbicaranya yang tadinya aku-kamu atau nama, kini menjadi lo-gue, alasannya karena gadis itu malu selalu di bilang seperti pasangan kekasih. Sebenernya tidak masalah bagi Gala tetapi Leyya selalu marah-marah setiap kali orang lain menggodanya berpacaran dengan Gala. Kadar kegengsian gadis itu memang sangat tinggi.

Oh ya, Leyya masih ingat saat pertama kali dirinya merasakan pubertas. Ia sangat syok, ketika mengetahui di rok sekolah yang ia pakai terdapat noda darah. Leyya menangis ketakutan, karena pada saat itu ia masih sangat trauma dengan darah, akibat kecelakaan Mama Papanya.

Gala selalu mengatakan pada Leyya bahwa itu tidak apa-apa, hal itu wajar di alami seorang perempuan saat usianya sudah beranjak remaja.

"It's okay Leyya, itu namanya pubertas dan itu wajar karena kamu cewek. Bunda juga sama kok," ucap Gala berusaha menenangkan Leyya yang menangis.

Gadis itu mendongak menatap Gala, seraya menghapus air matanya. "Kamu enggak?" tanyanya polos.

"Pftt! Ya enggak dong, Gala kan cowok. Menstruasi cuma buat cewek aja," jawab Gala dengan wajah memerah.

Leyya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Terus kamu pubertasnya gimana?" tanyanya lagi, kali ini membuat Gala menoleh menatap Leyya dengan mata terbuka lebar, ia sedikit malu untuk menjawabnya.

Entah dari mana munculnya pertanyaan bodoh yang Leyya lontarkan itu.

"Mimpi," jawab Gala.

"Mimpi? Mimpi apa?" tanya Leyya penasaran.

"Ada deh! kepo banget sih, Le," celetuk Gala sambil tertawa membuat gadis itu mencebikkan bibirnya kesal.

Kalau di ingat-ingat lagi, demi apapun Leyya sangat malu karena pertanyaan konyol yang ia tanyakan dulu pada Gala. Dasar Leyya bodoh!

Gadis itu tersenyum geli membayangkannya. Tanpa sadar ada seorang pria yang berdiri di belakangnya.

LEYYARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang