"Sayang." Gevo memeluk Fio dengan erat. "Lepas Vo, gak liat aku lagi ngapain?" Gadis ini sedang berdiri di depan bar dapur sambil mengoleskan selai pada selembar roti tawar.
"Tumben ke sini jam segini, biasanya masih tidur," celetuk Fio sambil melirik sang kekasih dengan sekilas.
"Kangen."
"Halah, omongan buaya mah."
Gevo hanya memutar bola matanya dengan malas. Fio bukan tipe orang yang mudah diluluhkan dengan ucapan kata manis saja, bahkan dulu Gevo cukup sulit mendekati Fio karena pacarnya ini sangat acuh orang lain dan sekitarnya.
"Nih, mau gak?" Fio menawarkan roti tawar yang sudah terisi oleh selai blueberry.
Gevo megambil dengan senang hati, "Terima kasih."
"You're welcome."
"Besok temenin aku mau gak?" tanya Gevo dengan tiba-tiba.
"Ke mana?"
"Ke acara tunangan mantan," ucapnya dengan malas.
"Males ah, ngapain aku ke acara tunangan mantan kamu. Males banget," sungut Fio.
"Cemburu ya?" goda Gevo pada Fio.
"Ayolah sayang, temenin. Masa aku sendiri kayak jomblo aja. Nanti aku beliin coklat deh sepuluh."
"Bener ya!" seru Fio dengan semangat.
Gadis ini sangat bersemangat, lantaran Fio sangat menyukai coklat sehingga ia mengonsumsi coklat setiap hari membuat Gevo membatasi memakan makanan manis itu. Awalnya, Fio menolak dengan tegas, namun jika Gevo sudah memutuskan suatu hal itu tidak akan bisa di ganggu gugat.
Maka dari itu, mendengar penawaran yang diberikan oleh Gevo, Fio sangat bersemangat karena sudah seminggu lebih ia belum memakan coklat.
Ah, Fio sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan coklat-coklat favoritnya.
"Iya, tapi 1 minggu lagi kamu baru boleh makan coklat lagi ya? Deal?" Gevo mencoba untuk bernegosiasi kepada Fio.
Fio mengangguk dengan semangat membuat dirinya terlihat seperti anak kecil yang berhasil membujuk orang tua untuk membelikan mainan yang dinginkan.
Gevo mengusak-ngusak surai kepala Fio dengan gemas membuat empunya melayangkan protesan karena sudah merusak rambutnya.
"Gevo, gue pukul ya."
"Galak amat Mba,
PMS ya?" Ledek Gevo sambil menjulurkan lidahnya mengejek sang kekasih.Fio yang melihat tingkah Gevo yang menyebalkan langsung melototi Gevo.
Akhirnya, setelah mendapati pelototan dari pacarnya Gevo duduk dengan tenang di kursi meja makan Fio.
"Jadi gimana?"
"YAUDAH DEAL, DEMI COKLAT!"
Kalau kata Fio, coklat itu lebih penting daripada apapun.
•••••
©beviyla
030322Ten as Gevo