Kini laki-laki sedang duduk di hadapan seorang gadis. "Kamu kenapa hm?" Tanya sambil menatap mata pacarnya.
Anggi hanya menggeleng lalu menunduk, entahlah rasanya sangat tidak pasti. Kemarin bahagia, hari ini sedih, lalu besok apa lagi?
"Kenapa hm?" ucapnya dengan lembut sambil memegang dagu Anggi agar pandangan mereka berdua bertemu.
Seolah memahami pikiran Anggi, kini Harsa tersenyum sambil mengelus pucuk kepala Anggi.
"Kenapa? Capek?" Anggi mengatupkan bibirnya tanpa berniat untuk menjawab ucapan laki-laki ini.
"Gapapa capek, semua itu normal dan hal yang wajar jika setiap orang merasa lelah kan? Kamu cukup istirahat bentar. Aku gak maksa kamu cerita tentang masalah kamu, berbagi hanya jika itu pantas untuk dibagikan kepada orang lain okay?"
"Tapi kamu bukan orang lain untuk aku," sahut Anggi dengan cepat.
Harsa mengangguk, "Benar, aku bukan orang lain untuk kamu. Tapi tetap, jika itu terlalu privacy cukup simpan untuk diri kamu sendiri ya?"
Anggi mengangguk mengerti, "Aku hanya lelah dengan keadaan, pikiran, batin, semuanya lelah." dengan suara sedikit bergetar karena menahan tangisnya.
"It's okay, kamu punya aku di sini. Kamu gak sendiri, aku selalu ada sama kamu kapanpun kamu membutuhkan aku, aku selalu ada untuk kamu. Aku bersedia menerima keluh kesah kamu kapanpun. Terkadang dunia memang kejam, yang perlu kamu lakukan hanya bertahan sampai akhir agar kamu bisa membuktikan kepada dunia, bahwa kamu sanggup bertahan sampai akhir."
Harsa langsung memeluk gadisnya dengan erat. Anggi diam-diam menangis di pundak Harsa.
Harsa menyadari bahwa Anggi sedang menangis, karena bajunya terasa basah.
Ia mengelus punggung Anggi dengan nyaman, "Sayang, thank you for being stronger than before," bisiknya.
••••••
©beviyla
120322Haechan as Harsa