Dibawah langit mendung, Ghefira dan keluarga Melina mengantar yesi ke tempat peristirahatan terakhir. Tidak ada yang berbicara, semuaya tertunduk dan diam. Bisa dilihat bu Melina sangat terpukul dengan kepergian putri bungsunya.
"Yesi, lihatlah semua orang menangisi kepergianmu." Kata Ghefira dalam hati.
"Mamaaa yesi di mana?kenapa mama disini?siapa yang pergi ma?" Teriak seseorang dari belakang sambil menangis.
"Den,tenang dulu. " sela pak Arif
"Ngga!yesi di mana? Siapa yang meninggal?""'" Teriak yudi sekali lagi.
"Yesi sudah pergi. " jawab Melina sambil terisak.
Mendengar jawaban sang mama, Yudi spontan melirik ke batu Nisan.
"Ngga.!! Yesi ngga, pergi! Kenapa kalian menuliskan nama ade bungsuku dibatu nisan itu?" Tangisan dan teriakan Yudi semakin menjadi.
"Puas ma?!puas udah buat yesi pergi?!aku pernah bilang ke mama, cukup aku yang mama tekan, cukup aku yang mama caci maki jangan dia ma. Dia tidak tahu apa - apa. dia belum terlalu dewasa untuk dikekang seperti itu!dia ada Karena kesalahan mama sendiri. Jika memang mama membenci ayah nya, jangan lampiaskan ke dia ma. dia tidak minta untuk dilahirkan tapi itu Karena kebodohan mama sendiri." Murka yudi.
"Maafkan mama hiks. Mama salah. Mama minta ma'af. "
"Kenapa baru sadar ha?kemana ajah selama ini? "
"Den, ngga boleh ngomong kasar begitu. Biar gimanapun dia tetap ibu kandung aden." Sela bi Ani.
"Iya dia ibu kandung saya. Saya ngomong kasar seperti ini, karena saya kecewa dengan dia. Dia melampiaskan rasa benci nya pada orang yang tidak tahu apa - apa. Dan wajar jika saya berkata kasar, supaya dia tahu bagaimana rasanya dipojokan, Dan tidak dihargai. " lanjut yudi.
"Ma'af" cicit bu Melina.
"Percuma! Kata ma'af mu tidak akan membuat yesi bangun." Sakras yudi
"Hey tuan putri, bangun bodyguardmu sudah pulang membawa oleh - oleh sebuah novel untukmu. tuan putri suka baca kan, ini abang ada buku. Ceritanya sad ending hiks. Bang yudi ngga suka." Yudi tersenyum ketir. dia mengelus - elus batu nisan yang ada didepannya.dia sadar bahwa adenya pergi bukan untuk kembali. Tapi pergi untuk selama nya.
"Tuan putri, bang yudi balik ke rumah dulu yh. Besok bang yudi datang lagi. Dadah cantik." Pamit yudi kemudian melangkah pergi.
Ghefira menduduk kan dirinya disamping makam yesi, mengelus -elus batu nisan sambil terisak.
"Yes, bangun Kita bolos bareng yok, gue kangen. Sekarang udah jago yh main petak umpet, sampe gue ngga bisa lihat wajah sok datar lu lagi. Eh wajah lu kan datar beneran. Ck! Ngga ada ekspersi.'Ghefira cekikikan sendiri. dia bergurau sendiri sebab tak ada respon dari yesi. Sahabatnya benar - benar sudah terlelap dengan kamar baru nya.
" yes, gue pulang dulu yh, besok gue datang lagi. Tenang ajah gue bakal balik. Rest in peace my best patner. "Ujar Ghefira kemudian pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
End?( Yesi's Story)
Teen FictionMohon perhatian🙏 Baca Yesi's story dulu yah supaya tidak kebingungan. Terimakasih "Dia pergi sebelum aku menatapnya" _vano Ferari_