5

482 84 27
                                    

(Sorry kalau nemu typo)
Sebelum baca, Follow dulu yuk. Terus vote coment yaa anak baik,

Biar aku rajin update Ending Scene..























"Gue lagi nyari pelaku pemerkosa adek gue." Yudis ngomong gitu sambil natap mata Xena, tangannya mengepal gelas dengan kuat.

"Maksud lo?" Xena kaget, dia gak salah denger kan?

Adek? Perkosa? Adeknya diperkosa?

"3 tahun lalu..." Yudis tarik nafas dalam....

"Gue nemuin adek gue mau bundir loncat dari balkon rumah.."

"Rambutnya acak-acakan, tangannya penuh darah."

Xena menelan ludah, rahang Yudis mengeras.

"Dan...adek gue gila."

Xena menutup mulutnya yang mengangga, "Tapi kok lo tau adek lo di perkosa dari mana?" Tanya Xena soalnya Yudis gak jelasin detail.

"Gue lihat.. di...paha dia.. banyak...."

"Oke stop!" Xena ngerti apa yang di maksud Yudis. Jadi mau muntah pas ngebayangin tapi sedih.

Mata Yudis merah, kejadian 3 tahun lalu seketika balik lagi. Rasanya kayak mutar video lama,,

Jeritan tangisan frustasi dan suara Qeisya menahan sakit, jelas banget kembali terputar.

"Sakit....... sakit banget stopp !!!"

"Stop !!! Sakit !!!"

Yudis geplak kepalanya sendiri, Xena kaget. "LO NGAPAIN?"

"Sampai sekarang gue masih bisa dengar jerit tangis Qeisya." Kata Yudis.

Xena berdiri ambil air dingin di kulkas, "Lo minum," Karna mau bilang sabar ke Yudis pun percuma,

Mana ada orang yang bakal sabar kalau kayak gini, "Pelan-pelan."

Xena jadi takut, takut ngebayangin jadi 2 kali nemu Yudis babak belur tuh lagi nyari orang tapi malah dia yang babak belur.

"Adek lo umur berapa saat itu?" Tanya Xena ragu, tapi dia pengen tahu detail.

"14 tahun."

"GILAAA," Xena marah, 14 tahun masih kecil banget dan harus diperlakukan kayak gitu,

"Tapi lo sampai sekarang belum ketemu juga?" Yudis geleng,

"Belum, Qeisya sama sekali gak mau ngomong sama gue. Bahkan ke bokap juga, gue stress sebagai abang lihat adek gue kayak gitu."

Xena nganguk, dia ngerti banget. Walaupun dia anak tunggal, tapi rasa stress sama sakit hatinya Yudis nyampek ke dia.

"Terus kenapa lo malah yang babak belur?" Tanya Xena, gak mau ngungkit Qeisya lagi. Dada Xena sesak.

"Karna gue gak tahu siapa pelakunya, gue datengin semua tongkrongan anak-anak nakal di Jakarta."

"Ha?"

"Gue cari tahu dengan cara itu, kata Hendra dia pernah lihat Qeisya suka nongkrong sama anak-anak modelan gitu."

"Hendra siapa,?"

"Temen gue."

"Tapi kan masih katanya, kalau gue boleh ngasih saran, cara lo salah."

"Dengan lo kayak gitu malah gak nemu apa-apa gak sih? Malah lo jadi nambah masalah."

"Gue tebak deh pasti lo banyak di cari sama mereka mereka yang pernah lo tonjokin." Yudis nganguk,

ENDING SCENE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang