Tentang Luka yang masih belum mengering. Aku tahu, bahwasanya sulit untuk kita melupakan seseorang yang teramat dicinta. Aku tahu, bahwasanya sulit untuk menerima bahwa kita tak bisa sama sama lagi. Aku tahu bahwa kemungkinan besar kamu tak lagi menaruh rasa padaku lagi.
Atas semua pemahaman itu, aku terus berusaha untuk sembuh. Luka luka lama yang sempat menggerogoti diriku perlahan mulai membaik. Aku tak mengatakan bahwa aku baik baik saja. Namun, aku akan terus berupaya untuk tetap baik baik saja, tanpa dia.
Dua tahun berlalu dengan penuh tantangan. Aku mendapati dirimu dengan versi baru yang tak kutemui sebelumnya. Tak lupa, aku berterima kasih atas segala bantuan dan kesediaanmu untuk kita kembali berteman.
Bersikap baik denganmu adalah sebuah pilihan. Aku tahu, bahwasanya menaruh rasa kecewa dan rasa marah tak akan pernah membuat kita hidup tenang. Maka dari itu, aku memutuskan untuk tetap bersikap baik meski aku sedang terluka.
Aku membiarkan kamu untuk menjadi temanku seperti sedia kala. Aku tak ingin merasa sakit berkepanjangan. Cukup tiga tahun yang lalu aku menangis sesenggukan, hidup dengan planning berantakan dan terus menerus dihantam keras oleh kesadaran. Maka dari itu, aku berterimakasih atas segala kesediaanmu dalam membantu aku untuk pulih. Meski ku tahu, kamu tidak lagi menjadi tempatku pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
PARONOMASIA
Short Storysebuah prosa tentang hidup, luka, dan dan air mata yang terjadi di alam semesta. Maka, salah satu cara untuk menerima setiap luka adalah memaknai isi cerita dan realita sebenarnya. Vanilla latte