Hidup di negara orang, bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani. Demi bertahan hidup pun, orang rela menghalalkan segala cara agar dapat menjadi uang.Begitu pula dengan Rose, ia sedang menahan lapar ditengah jam makan siang seperti ini, mengingat tadi pagi ia hanya minum satu gelas susu full cream. Rela tidak mengeluarkan uang jajannya demi menghemat.
"Se, lo yakin gamau minjem uang gue dulu? Gapapa loh, gantinya gausah in rush." Tawar gadis berambut blonde yang duduk disampingnya.
Rose menoleh, "gapapa loh, Lis. Tadi gue udah makan dirumah. Udah sarapan." Bohongnya agar menghindari tawaran dari sahabatnya, Lalisa atau dipanggil Lisa.
"Kebiasaan kan boong mulu, gue tau lo kalau sarapan cuma minun susu doang." Celotehnya lagi, Rose terkekeh.
"Yaudah nih, makan bekel gue, kebetulan gue bawa dua bekel." Seorang gadis rambut hitam join diantara mereka berdua. Ya, gadis itu tidak asing.
Wendy, sahabat Rose dan Lisa. Mereka bertiga kini sedang menjalani kuliah di NYU (New York University) dan segera memasuki semester dua/genap dalam jurusan psikolog.
Rose menoleh ke arah Wendy yang sudah membuka kotak bekalnya, sungguh chicken nugget yang menggoda, tidak lupa ada sayur brokoli dan nasi putihnya.
Ya mau tidak mau Rose harus menerimanya karna ia tidak ingin di kelas selanjutnya dirinya malah tidak bertenaga.
"Yeh, giliran gue tawarin duit gak diterima. Padahal kan sama-sama buat makan." Diakhiri wajah cemberut dari Lisa.
"Sorry, Lis. Gue kan kemarin udah dikasih 150$ sama lo. Itu pun juga kebanyakkan." Ucap Rose.
"Iya sih.. Tapi kalau besok-besok lo mau minjem gapapa kok! Gue siap banget bantuin." Seru Lisa lagi sambil mengunyah makanannya. "Iya, makasih ya." Jawab Rose lalu tersenyum dengan tulus.
Wendy yang menyaksikan kedua sahabatnya ini hanya bisa tersenyum. Ya, kalau dipikir-pikir, seengganya Wendy dapet sahabat yang tulus di dunia perkuliahan yang kejam ini.
"By the way, thanks ya, Wen, buat bekelnya. Tempat bekelnya gue bawa ya? Biar gue cuci sekalian gitu."
Wendy melambaikan tangannya di udara. "Apaansih, santai aja. Nanti biar gue aja yang bawa, biar pembantu gue ada kerjaan." Rose hanya terkekeh mendengar jawaban Wendy.
———
Rose memasuki cafe kecil di New York, ia melangkah ke arah khusus staff. Ya, Rose bekerja di cafe ini.
Ia menaruh tasnya di dalam loker, menggunakan seragam lalu mengepang rambutnya dengan rapih.
"Kebetulan kamu datang cepat, Joy gak masuk hari ini."
Itu adalah manajer cafenya, Mingyu. "Iya, kebetulan kelasku juga cepat selesai." Jawab Rose.
"Yaudah cepat kerja, hari ini lumayan banyak pelanggan." Ujar Mingyu–manajer di cafe ini, lalu ia keluar dari ruangan khusus staff.
Rose kini melangkahkan kaki menuju depan kasir, ia memperhatikan pelanggan-pelanggan yang lumayan ramai hari ini.
"Eyyy, ada kakak cantik. Apa kabar kak hari ini?" Tanya salah satu staff di cafe ini juga setelah menyenggol pelan tangan Rose.
Rose menoleh dan tersenyum. "Baik kok baik, by the way lo masuk shift siang juga, No?" Jeno mengangguk.
"Gue sama Mark shift siang kak. Waitress–nya Karina sama Ryujin." Jelas Jeno, Rose hanya mengangguk-angguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [ Rose Blackpink, Chanyeol Exo & Jaehyun Nct ]
RomanceKetika Rose dibuat bingung harus memilih bersama masa lalu atau orang baru.