Satu

68 11 6
                                    

Salzburg, Austria, 2015.

Pagi itu dedaunan kering mulai berjatuhan menandai berakhirnya musim panas dan awal musim gugur. Di depan stasiun kereta api pusat kota Salzburg berdiri seorang pemuda berbusana rapih bernama Yook Sungjae, di tangan kirinya ia memegang segelas latte panas, di tangan kanannya ia menenteng sebuah case biola. Sekarang ia sedang memperhatikan jadwal kereta yang terpampang di sebuah monitor besar.

'kereta tujuan Vienna berangkat dari peron 4, 10 menit lagi' batin Sungjae.

Pemuda itu langsung bergegas beranjak ke peron 4 yang terletak di lantai 2. Sesampainya di peron 4, ia melihat ternyata keretanya sudah menunggu, dengan sigap dia memasuki kereta tersebut lalu mencari tempat duduk yang kosong.

Setelah 5 menit lebih ia mencari tempat yang kosong dan tak kunjung ketemu, Sungjae memutuskan untuk mencari lagi di gerbong belakang. Akhirnya ia menemukan ada 1 kursi kosong.

Entschuldigung, ist hier noch frei?" tanya Sungjae kepada seorang wanita yang duduk di sebelah kursi kosong tersebut. (trans: permisi, di sini kosong kan?).

Wanita itu ternyata orang asia seperti Sungjae, ia memakai hoodie abu-abu dan celana jeans biasa. Walaupun penampilannnya sederhana, wajahnya yang sangat cantik membuatnya terlihat seperti bintang film ternama. Sungjae menunggu jawaban dari wanita tersebut, tapi wanita itu malah terdiam, dan terlihat bingung.

"I'm sorry, I don't speak German" ucap wanita itu sambil memberikan gestur minta maaf dengan tangannya.

"Oh, that's okay, I was wondering if this seat is taken or not" ujar Sungjae.

"It's empty, you can sit here" jawab wanita itu sembari tersenyum.

Sungjae mengangguk, lalu menaruh ranselnya di tempat bagasi di atas kursinya, kemudian menaruh case biola yang dari tadi ia tenteng di pangkuannya, dan tak lama setelah itu kereta mulai bejalan.

Walaupun Sungjae dan wanita tadi duduk bersebelahan, tapi mereka tidak menggubris satu sama lain, mereka hanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

30 menit berlalu semenjak kereta mulai berjalan. Sungjae yang dari tadi focus mengerjakan tugas kuliahnya tentang analisa musik sembari menyeruput segelas latte yang ia beli sebelum berangkat tadi, tidak terlalu memperhatikan sekitarnya, lalu tiba-tiba 'duk!' kepala wanita yang duduk di sampingnya, menyentuh bahunya, tenyata wanita itu sedang terlelap.

Sungjae sedikit terperanjat, tapi ia tak tega untuk membangunkan wanita itu, dia terlihat sangat lelah, jadi Sungjae membiarkannya untuk bersandar di bahunya. 10 menit berlalu, tapi wanita itu masih bergeming, badan Sungjae yang tadinya tegang karenya ada orang asing yang bersandar di tubuhnya, mulai relax dan terlihat natural.

Goncangan kereta tiba-tiba membangunkan wanita tersebut. Wanita itu terlihat sedikit linglung lalu tersadar bahwa dari tadi ia bersandar kepada lelaki asing di sampingnya.

"ah, I am so sorry" ujar wanita itu sambil menundukkan kepalanya.

"it's alright, you looked really tired" jawab Sungjae.

"yeah, I didn't get enough sleep these days" ucap wanita itu sembari memijat pelan tengkuknya.

"you should get some more rest" saran Sungjae.

Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu berkata "I'm already wide awake now".

Sungjae hanya mengangguk lalu tersenyum tipis.

Suasana kembali sunyi. Perjalanan menuju Vienna masih 1 jam setengah lagi, Sungjae bergegas menyelesaikan tugasnya dan menghabiskan kopinya. lalu ia menaruh notebooknya Kembali ke ranselnya yang ia letakkan di bagasi bagian atas.

Dua Malam, Satu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang