"mau kah kau besok menemaniku ke pertunjukan yang ku bilang tadi?".
"hmm..." Sohee masih mencoba mencerna pertanyaan Sungjae. 'apakah dia mengajakku kencan?' batin Sohee.
"tenang saja, it's not a date" ucap Sungjae seakan-akan membaca pikiran Sohee. "aku tidak memaksa, kalau kau tidak mau juga tidak apa-apa" lanjutnya sembari tersenyum.
"hmm... pertunjukan yang kau maksud adalah konser orkestra kah?" tanya Sohee.
Sungjae mengangguk. "aku mengajakmu mungkin terdengar mencurigakan, apalagi kita baru bertemu, but i had a good time talking with you, anggap saja ini akan jadi pengalaman baru, bagaimana?"
"aku sebenarnya tidak masalah, tapi aku tidak punya dress yang proper dan aku sama sekali tidak mengerti musik klasik" ujar Sohee.
"ah jangan khawatir, kau tidak perlu mengerti tentang musik klasik, kau tinggal datang, duduk dan menikmati saja, dan masalah dress aku bisa persiapkan juga" ucap Sungjae dengan senyuman sumringah.
Entah karena kena hipnotis atau apa, Sohee tiba-tiba berkata "oke kalau begitu, aku mau".
"sungguh?" Sungjae langsung menggenggam tangan Sohee tanpa sadar, setelah sepersekian detik ia pun sadar apa yang sedang ia lakukan, "oh maaf" ucapnya sambil melepas tangan Sohee.
Sohee hanya mengangguk lalu tersenyum tipis.
"by the way Sungjae-ssi, kenapa kau tidak datang sendiri saja ke pertunjukan itu? Kenapa kau tiba-tiba mengajak orang yang baru kau temui 2 jam yang lalu?" tanya Sohee penasaran.
"ah it's actually really embarrassing, aku kasih tau alasannya nanti saja ya" jawab Sungjae sambil tertunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
***
"kau masih tidak mau memberitahu alasanmu mengajak ku?" Ini sudah kesekian kalinya Sohee bertanya kepada Sungjae.
Sungjae hanya menggeleng, "kan aku bilang nanti akan ku beri tahu".
"kenapa tidak sekarang?".
"later, ok?".
Sekarang keduanya sedang berjalan berdampingan ke arah pintu keluar stasiun utama kota Vienna. Sohee terlihat sangat menawan dengan tas carrier di punggungnya yang lebih besar dari tubuhnya, rambut panjangnya yang ia biarkan terurai, dan sinar mentari yang menyinari wajahnya.
Sungjae sebenarnya sadar kalau Sohee sangat cantik, tapi setelah melihat wajahnya dibawah paparan sinar matahari, kecantikan wanita di sampingnya itu semakin tersorot.
"kalau begitu aku tidak mau menemanimu ke pertunjukan itu" ujar Sohee sambil melipat tangannya.
"Seriously?" tanya Sungjae sambil menatap Sohee lekat-lekat.
"kalau ternyata kau adalah penculik dan psikopat bagaimana?" Sohee ia menaikkan kedua alisnya, seakan-akan menunggu konfirmasi.
Sungjae menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya, "memangnya ada psikopat punya wajah setampan ini?" ujar Sungjae sambil nyengir meledek.
"Ted Bundy" jawab Sohee dengan santai.
"alright, fair enough" Sungjae tertawa kecil mendengar jawaban Sohee, "jadi kau setuju kalau aku tampan?".
"jangan mengalihkan topik pembicaraan ya" Sohee memang tidak bisa membantah kalau lelaki di sampingnya ini memang sangat tampan.
"oke, oke.. tapi jangan tertawa dan menghakimi ku ya, because this is really embarrassing for me" kata Sungjae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Malam, Satu Cinta
FanfictionDi perjalanan menuju kota Vienna, Yook Sungjae, seorang Violinis muda, bertemu dengan Han Sohee, seorang mahasiswi seni rupa yang sedang berkelana di Eropa. Dalam 2 malam, keduanya saling mengenal dan belajar menghadapi masa lalu mereka. Yook Sungja...