Baca ulang part sebelumnya kalo lupa
Vote+komen
.
.Setelah terbuka, ia tidak menemukan apa-apa. Hanya jalan menuju taman belakang yang terlihat luas. Kakinya terus melangkah untuk mencari sesuatu yang bisa membuatnya tertarik.
"Nggak ada apa-apa di sini," gumamnya.
Tepat saat ingin berbalik, sesuatu berjalan ke arahnya dari samping.
"KYAAAAAAA! HEWAN KEBUN BINATANG LEPAS!!" teriak Aza kencang.
"DEGEM! LO NGAPAIN DI SITU, ADUUUH! MAMPUS GUE, AUTO DIBOTAKIN RAVEN, NIH!" teriak Galva di ambang pintu. Ingin menjemput Aza, tapi ia pun takut diterkam.
Aza hanya terdiam dengan tangan menutup mulut saat hewan besar nan buas itu berjalan mendekatinya. Ia bingung harus apa.
"Jangan mendekat! Aza nggak ganggu kamu, kok. Pliss jangan ke sini," ujarnya bergetar. Sungguh, ia lebih takut berada di kondisi sekarang, daripada saat Agraven marah kepadanya.
Sedangkan Galva hanya terbengong seperti orang bodoh di depan pintu tanpa berniat membantu Aza.
"Huaaaaa! Banggal tolongin Aza hiks, macannya tambah dekat hiks." Akhirnya Aza menangis dengan posisi berjongkok. Ia tidak berani lari, karena yang ia tau jika ia lari, maka akan dikejar.
"Anjir, gue nggak berani. Kalo gue biarin Aza dimangsa sama macannya Raven ... gue juga bakal dilempar sama Raven ke itu macan," monolog Galva.
Setelah mengumpulkan keberanian dan tekad, kaki Galva akhirnya maju mendekati Aza yang masih menangis, sedangkan macam Elder sudah sangat dekat.
Bruk
"Bwangkweh!" umpat Galva. Ia tertelungkup di tanah karena seseorang menabraknya dengan keras dari arah belakang.
Galva berdiri, lalu melihat siapa pelakunya.
Mampus!
Agraven sedang menatapnya tajam saat menuntun Aza berdiri.
"Habis gue," gumam Galva merutuki nasibnya nanti.
"Ada yang luka?" tanya Agraven. Nada bicaranya rendah. Namun, tersirat emosi dan khawatir di sana.
"A-Aza nggak papa hiks. Itu macannya kok jadi diam? Telepon petugas kebun bina--"
"Itu peliharaan saya," potong Agraven.
"Hah?"
"Namanya Elder, peliharaan saya," jelas Agraven memegang pundak Aza.
"Bahaya, Kak," cicit Aza.
"Dia memang sedikit agresif sama orang asing. Dia juga nggak segan-segan nerkam orang baru yang dia temui," jelas Agraven. Tangannya menarik lembut tangan Aza untuk mendekat ke arah Elder.
Mata hewan yang awalnya sangat tajam yang seakan-akan ingin menerkam, sekarang berubah menjadi sayu saat Agraven mendekatinya.
Aza menahan kakinya untuk tidak melangkah lagi saat ditarik oleh Agraven. Tangannya menggenggam erat ujung baju Agraven.
Merasa ditahan, Agraven berbalik menghadap Aza yang menatapnya memohon.
"Aza takut, balik yuk, Kak."
Agraven terkekeh melihat istrinya. Ia paham yang ditakutkan Aza.
"Dia nggak bahaya. Ada saya, tenang aja." Agraven berujar menenangkan.
"Tetap aja dia hewan buas," sanggah Aza.
![](https://img.wattpad.com/cover/291162578-288-k582210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐆𝐑𝐀𝐕𝐄𝐍
Mystery / ThrillerReady stock📌 Baca keseluruhan terlebih dahulu baru menilai^^ 🔞𝐈𝐬𝐭𝐢𝐠𝐡𝐟𝐚𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. Psychopath bucin itu cuma ada di wattpad! Contohnya di ceritaAGRAVEN. .... Azalea Kananta, gadis yang pernah didiagnosa mengidap Agoraphobia pada umur 7 t...