TOTS 2

1.5K 176 0
                                    

Gadis itu tidak berani menolehkan kepalanya untuk membalas tatapan intens Jaemin. Perasaan itu kembali lagi, perasaan aneh yang selama ini selalu mengganggu pikiran dan hatinya, membuat jantungnya berdebar dua kali lebih cepat. Ini yang Minjeong takutkan. Berada dalam suatu ruangan dengan Na Jaemin bukanlah pilihan yang tepat. Minjeong menahan napasnya ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Jaemin tiba-tiba.

"Kim Minjeong, kenapa kau terus menghindariku?"

"Kim Minjeong, kenapa kau terus menghindariku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hati Minjeong berdesir ketika mendengar pertanyaan Jaemin. Laki-laki itu menarik lengannya mendekat, membuat Minjeong berada persis di depan tubuh Jaemin dengan jarak yang sangat tipis. Mata Jaemin kembali menatap wajah Minjeong lurus-lurus, membuat Minjeong mengeratkan genggamannya pada botol air mineral di tangannya.

Tiba-tiba tangan Jaemin menarik tubuhnya, membuat Minjeong mendarat sempurna di dada bidang laki-laki itu. Minjeong merasakan tenggorokannya tercekat. Na Jaemin memeluknya? Yang benar saja!

Jaemin mendekapnya erat dan meletakkan kepalanya di pundak gadis itu. Helaan napas Jaemin terasa menggelitik, membuat Minjeong merasa geli. Kepala Minjeong bersandar pada dada bidangnya membuat ia merasakan hangatnya tubuh Jaemin. Minjeong membulatkan matanya, perasaannya saat ini terasa campur aduk. Sejak Jaemin berdiri di hadapannya, ia takut pada apa yang akan Jaemin lakukan padanya. Tetapi sekarang Jaemin malah mendekapnya dengan lembut. Entah mengapa Minjeong merasa nyaman, seakan-akan Jaemin adalah perisainya. Perlahan Minjeong mulai memejamkan matanya, merasakan detak jantung Jaemin terhadap dirinya.

Beberapa detik kemudian Jaemin berdeham, membuat Minjeong membuka kembali matanya.

"Jadi segugup inikah kau tiap berada di dekatku?" Suara Jaemin menembus indera pendengarannya.

"Yak! Na Jaemin, kau..!!"

"Kau menyukaiku?"

Minjeong mematung ketika mendengar pertanyaan Jaemin. Jaemin sedikit menunduk menyamakan tinggi badannya dengan tinggi Minjeong, menatap mata Minjeong intens. Ketika gadis di depannya itu tidak dapat berkata apa-apa, ujung bibirnya melengkung.

"Kurasa begitu." Jaemin kembali bersuara sambil tersenyum miring.

Rasanya Minjeong ingin sekali menampar wajah Jaemin saat itu juga. Tapi Minjeong tidak dapat melakukannya, ia malah mundur selangkah lalu bergegas pergi menghindari laki-laki yang berdiri tegak di hadapannya. Namun tanpa sengaja Minjeong menjatuhkan botol-botol yang ia bawa membuat beberapa botol menggelinding entah kemana. Minjeong berjongkok untuk mengambil beberapa botol yang jatuh masih di dekatnya ketika ia merasa tangannya kembali ditarik.

"Biar aku bantu." sahut Jaemin.

Tapi Minjeong tidak peduli. Ia terus memfokuskan diri pada apa yang dilakukannya. Minjeong bergegas keluar setelah mengumpulkan semua botol, meninggalkan Jaemin yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

[3] Trial of the Sense ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang