TOTS 4

1.2K 160 0
                                    

Aku membencimu, Na Jaemin. Sangat!"

"Cukup!" Ia melepaskan pelukannya pada Minjeong membiarkan gadis itu mundur beberapa langkah menghindarinya. "Jangan katakan lagi bahwa kau membenciku."

"Apa pedulimu, huh?! Itu kenyata--"

Perkataan Minjeong terhenti karena tiba-tiba Jaemin menarik kembali tubuhnya dan menciumnya dalam-dalam.

Perkataan Minjeong terhenti karena tiba-tiba Jaemin menarik kembali tubuhnya dan menciumnya dalam-dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minjeong tersadar kembali ke dunianya setelah beberapa lama ia membatu. Kini ia dapat merasakan Jaemin yang beralih memeluknya erat. Di otaknya, Minjeong terus berpikir bahwa ia akan memukul, mendorong, memaki Jaemin, tapi ia tidak berkutik. Tubuhnya seperti terhipnotis dengan sempurna oleh pria itu. Ya, Kim Minjeong tidak berdaya di depan seorang Na Jaemin.

Jaemin menarik tubuh Minjeong lebih erat, membuat kepala gadis itu bersandar pada dada bidangnya setelah tautan kedua bibir mereka selesai. Tangannya yang lain membelai kepala Minjeong lembut. Minjeong mulai menolak dan memberontak, walaupun ia sendiri tahu bahwa ia takkan pernah bisa mengalahkan tenaga laki-laki. Entah mengapa tiba-tiba air mata Minjeong mengalir begitu saja. Ia pasrah akan perlakuan Jaemin sekarang ini.

Pelukan Jaemin mengendur setelah ia merasakan bahwa Minjeong tidak lagi melawan. Pelukan yang tadinya terkesan memaksa, sekarang menjadi pelukan penuh kasih sayang. Perlakuan itu malah membuat Minjeong menangis terisak. Jaemin tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang namun melihat Minjeong menangis membuat dirinya merasakan rasa sesak yang teramat dalam. Tangannya terulur menghapus air mata yang masih membasahi pipi gadis itu.

Namun Minjeong menepis, ia mengalihkan pandangannya. Sebisa mungkin Minjeong memutuskan kontak mata keduanya lalu melangkah mundur.

Plakk

Jaemin merasakan sensasi panas dan nyeri di pipi kirinya. Gadis itu menamparnya. Ya, Kim Minjeong baru saja menamparnya.

"Aku membencimu, brengsek! Pergi dan jangan pernah kembali!" Teriak Minjeong emosi.

Setelah mengatakan itu, Minjeong berlari menuju kamar dan mengunci dirinya sambil terisak. Di sisi lain, Jaemin meraba sudut bibirnya yang terasa perih. Ujung bibirnya berdarah akibat tamparan yang didapatnya tadi. Jaemin menghela napas berat sambil menatap pintu kamar Minjeong yang tertutup.


ღღღ


Minjeong terbangun saat tengah malam karena merasa haus karena telah menangis semalaman. Gadis itu keluar menuju ruang tamu. Gelap, batinnya. Hanya ada pancaran sinar bulan menembus dari sela-sela gorden jendela rumahnya. Minjeong hampir saja mengeluarkan sumpah serapahnya ketika melihat sosok laki-laki yang tertidur di sofa ruang tamu. Awalnya, Minjeong mengira itu adalah kakaknya, Kim Doyoung, namun dugaannya salah. Pria itu, Na Jaemin. Jantung Minjeong kembali berdetak cepat.

[3] Trial of the Sense ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang